{"title":"在JAYAPURA RSUD患者的治疗中发现了KANAMISIN的副作用","authors":"Sendy Stefanie Longe, Deasy Reviola Bindukinasih S.H.","doi":"10.58839/jd.v19i1.1031","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Banyaknya pasien yang tidak berhasil sembuh karena tidak patuh dalam minum obat sehingga mengakibatkan resistensi antibiotic yang dimulai dari yang sederhana yaitu monoresisten, poliresisten, Multi Drug Resistant (MDR), dan Extensively Drug Resistan (XDR). MDR TB (Multidrug Resistant Tuberculosis) adalah salah satu jenis TB yang resisten dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis) dengan minimal 2 obat anti tuberkulosis yang paling ampuh yaitu Rifampicin dan Isoniazid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping penggunaan Kanamisin pada pengobatan pasien MDR TB di RSUD Jayapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada bulan Desember 2019 di RSUD Jayapura dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan pasien MDR-TB yang diresepkan kanamisin terdiri kelompok umur dewasa awal (17-35 tahun) sebanyak 26 orang (65%), lalu diikuti kelompok usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 10 orang (25%), dan lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 4 orang (10%). Pasien jenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (60%), sedangkan laki-laki sebanyak 16 orang (40%). Lama menderita TB 12-18 bulan sebanyak 20 pasien (50%) dan 19-24 bulan sebanyak 20 orang (50%). Dosis kanamisin yang paling banyak digunakan yaitu 500 mg sebanyak 25 orang (62.5%) dengan lama penggunaan terbanyak 19-24 bulan sebanyak 23 orang (57.5%). Dari 26 pasien (65%) yang mengalami efek samping, yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung) sebanyak 18 orang (60%), lalu di ikuti mual muntah sebanyak 8 orang (27%) dan kejang sebanyak 4 orang (13%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek samping Kanamisin yang paling banyak terjadi yaitu gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung).","PeriodicalId":11432,"journal":{"name":"DINAMIS","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"GAMBARAN EFEK SAMPING KANAMISIN PADA PENGOBATAN PASIEN MDR-TB Di RSUD JAYAPURA\",\"authors\":\"Sendy Stefanie Longe, Deasy Reviola Bindukinasih S.H.\",\"doi\":\"10.58839/jd.v19i1.1031\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Banyaknya pasien yang tidak berhasil sembuh karena tidak patuh dalam minum obat sehingga mengakibatkan resistensi antibiotic yang dimulai dari yang sederhana yaitu monoresisten, poliresisten, Multi Drug Resistant (MDR), dan Extensively Drug Resistan (XDR). MDR TB (Multidrug Resistant Tuberculosis) adalah salah satu jenis TB yang resisten dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis) dengan minimal 2 obat anti tuberkulosis yang paling ampuh yaitu Rifampicin dan Isoniazid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping penggunaan Kanamisin pada pengobatan pasien MDR TB di RSUD Jayapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada bulan Desember 2019 di RSUD Jayapura dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan pasien MDR-TB yang diresepkan kanamisin terdiri kelompok umur dewasa awal (17-35 tahun) sebanyak 26 orang (65%), lalu diikuti kelompok usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 10 orang (25%), dan lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 4 orang (10%). Pasien jenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (60%), sedangkan laki-laki sebanyak 16 orang (40%). Lama menderita TB 12-18 bulan sebanyak 20 pasien (50%) dan 19-24 bulan sebanyak 20 orang (50%). Dosis kanamisin yang paling banyak digunakan yaitu 500 mg sebanyak 25 orang (62.5%) dengan lama penggunaan terbanyak 19-24 bulan sebanyak 23 orang (57.5%). Dari 26 pasien (65%) yang mengalami efek samping, yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung) sebanyak 18 orang (60%), lalu di ikuti mual muntah sebanyak 8 orang (27%) dan kejang sebanyak 4 orang (13%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek samping Kanamisin yang paling banyak terjadi yaitu gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung).\",\"PeriodicalId\":11432,\"journal\":{\"name\":\"DINAMIS\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"DINAMIS\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.58839/jd.v19i1.1031\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"DINAMIS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58839/jd.v19i1.1031","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
GAMBARAN EFEK SAMPING KANAMISIN PADA PENGOBATAN PASIEN MDR-TB Di RSUD JAYAPURA
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Banyaknya pasien yang tidak berhasil sembuh karena tidak patuh dalam minum obat sehingga mengakibatkan resistensi antibiotic yang dimulai dari yang sederhana yaitu monoresisten, poliresisten, Multi Drug Resistant (MDR), dan Extensively Drug Resistan (XDR). MDR TB (Multidrug Resistant Tuberculosis) adalah salah satu jenis TB yang resisten dengan OAT (Obat Anti Tuberculosis) dengan minimal 2 obat anti tuberkulosis yang paling ampuh yaitu Rifampicin dan Isoniazid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping penggunaan Kanamisin pada pengobatan pasien MDR TB di RSUD Jayapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada bulan Desember 2019 di RSUD Jayapura dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan pasien MDR-TB yang diresepkan kanamisin terdiri kelompok umur dewasa awal (17-35 tahun) sebanyak 26 orang (65%), lalu diikuti kelompok usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 10 orang (25%), dan lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 4 orang (10%). Pasien jenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (60%), sedangkan laki-laki sebanyak 16 orang (40%). Lama menderita TB 12-18 bulan sebanyak 20 pasien (50%) dan 19-24 bulan sebanyak 20 orang (50%). Dosis kanamisin yang paling banyak digunakan yaitu 500 mg sebanyak 25 orang (62.5%) dengan lama penggunaan terbanyak 19-24 bulan sebanyak 23 orang (57.5%). Dari 26 pasien (65%) yang mengalami efek samping, yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung) sebanyak 18 orang (60%), lalu di ikuti mual muntah sebanyak 8 orang (27%) dan kejang sebanyak 4 orang (13%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek samping Kanamisin yang paling banyak terjadi yaitu gangguan pendengaran (tuli dan telinga berdengung).