{"title":"公众对swamedision的看法:计划行为理论定性研究","authors":"Agusta Ari Murti Kristiyanti, Aris Widayati","doi":"10.31001/jfi.v19i1.1499","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"INTISARI \nSwamedikasi atau pengobatan sendiri lazim dilakukan masyarakat. Namun, swamedikasi juga berisiko terkait pengenalan gejala, pimilihan obat, dan penggunaannya yang keliru. Penelitian ini bertujuan menggali persepsi tentang perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah masyarakat di Dusun Semawung, Daleman, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. \nData diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan dengan panduan wawancara terstruktur, yang disusun berdasarkan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Pertanyaan wawancara memuat konstruk TPB yang terdiri dari: Behavioural Beliefs (keuntungan dan kerugian swamedikasi), Normative Beliefs (orang yang mendukung dan yang tidak menyetujui swamedikasi), dan Control Beliefs (fasilitator dan hambatan swamedikasi). Data dianalisis secara analisis konten. Sebanyak 25 responden diwawancarai. \nTemuan studi kualitatif ini mengungkap bahwa swamedikasi itu diyakini mudah dilakukan, cepat, dan cocok mengatasi keluhan (Behavioural Beliefs). Anggota keluarga mendukung dan hampir tidak ada yang tidak setuju dengan Tindakan swamedikasi (Normative Beliefs). Kurangnya pengetahuan tentang obat merupakan faktor penghambat (Control Beliefs). Berdasarkan temuan tersebut maka perlu dilakukan penentuan determinan ketidakrasionalan swamedikasi dan dirumuskan strategi intervensi untuk peningkatan kerasionalan perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat.","PeriodicalId":19897,"journal":{"name":"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Persepsi Masyarakat Tentang Swamedikasi: Studi Kualitatif Dengan Theory of Planned Behavior\",\"authors\":\"Agusta Ari Murti Kristiyanti, Aris Widayati\",\"doi\":\"10.31001/jfi.v19i1.1499\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"INTISARI \\nSwamedikasi atau pengobatan sendiri lazim dilakukan masyarakat. Namun, swamedikasi juga berisiko terkait pengenalan gejala, pimilihan obat, dan penggunaannya yang keliru. Penelitian ini bertujuan menggali persepsi tentang perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah masyarakat di Dusun Semawung, Daleman, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. \\nData diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan dengan panduan wawancara terstruktur, yang disusun berdasarkan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Pertanyaan wawancara memuat konstruk TPB yang terdiri dari: Behavioural Beliefs (keuntungan dan kerugian swamedikasi), Normative Beliefs (orang yang mendukung dan yang tidak menyetujui swamedikasi), dan Control Beliefs (fasilitator dan hambatan swamedikasi). Data dianalisis secara analisis konten. Sebanyak 25 responden diwawancarai. \\nTemuan studi kualitatif ini mengungkap bahwa swamedikasi itu diyakini mudah dilakukan, cepat, dan cocok mengatasi keluhan (Behavioural Beliefs). Anggota keluarga mendukung dan hampir tidak ada yang tidak setuju dengan Tindakan swamedikasi (Normative Beliefs). Kurangnya pengetahuan tentang obat merupakan faktor penghambat (Control Beliefs). Berdasarkan temuan tersebut maka perlu dilakukan penentuan determinan ketidakrasionalan swamedikasi dan dirumuskan strategi intervensi untuk peningkatan kerasionalan perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat.\",\"PeriodicalId\":19897,\"journal\":{\"name\":\"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)\",\"volume\":\"29 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-04-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31001/jfi.v19i1.1499\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31001/jfi.v19i1.1499","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Persepsi Masyarakat Tentang Swamedikasi: Studi Kualitatif Dengan Theory of Planned Behavior
INTISARI
Swamedikasi atau pengobatan sendiri lazim dilakukan masyarakat. Namun, swamedikasi juga berisiko terkait pengenalan gejala, pimilihan obat, dan penggunaannya yang keliru. Penelitian ini bertujuan menggali persepsi tentang perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah masyarakat di Dusun Semawung, Daleman, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Data diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan dengan panduan wawancara terstruktur, yang disusun berdasarkan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Pertanyaan wawancara memuat konstruk TPB yang terdiri dari: Behavioural Beliefs (keuntungan dan kerugian swamedikasi), Normative Beliefs (orang yang mendukung dan yang tidak menyetujui swamedikasi), dan Control Beliefs (fasilitator dan hambatan swamedikasi). Data dianalisis secara analisis konten. Sebanyak 25 responden diwawancarai.
Temuan studi kualitatif ini mengungkap bahwa swamedikasi itu diyakini mudah dilakukan, cepat, dan cocok mengatasi keluhan (Behavioural Beliefs). Anggota keluarga mendukung dan hampir tidak ada yang tidak setuju dengan Tindakan swamedikasi (Normative Beliefs). Kurangnya pengetahuan tentang obat merupakan faktor penghambat (Control Beliefs). Berdasarkan temuan tersebut maka perlu dilakukan penentuan determinan ketidakrasionalan swamedikasi dan dirumuskan strategi intervensi untuk peningkatan kerasionalan perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat.