O. Trisilawati, Cheppy Cheppy Syukur, E. R. Pribadi, I. Darwati, Sintha Suhirman
{"title":"柠檬草无性系对有机肥的响应/对有机的响应","authors":"O. Trisilawati, Cheppy Cheppy Syukur, E. R. Pribadi, I. Darwati, Sintha Suhirman","doi":"10.21082/jlittri.v28n1.2022.45-55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Lemongrass (Cymbopogon citratus Stapf) is a potential plant producing lemongrass oil and citral, widely used for food, cosmetic, pharmaceutical industries, and traditional medicinal ingredients. Organic cultivation is expected to provide healthy food and medicinal ingredients. The study aimed to determine the production and quality of several lemongrass clones applied with an organic fertilizer at the Sukamulya research garden, ISMECRI, in Sukabumi, West Java, from November 2019 to June 2020. A Randomized Block design consisting of two factors and two replications was applied. The first factor was clones consisting of three lemongrass (C. citratus), i.e., a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, and d) one clone of C. flexuosus. The second factor was organic fertilizer (1 kg/plant), namely: a) control, b) cow manure, c) goat manure, and d) chicken manure. The results showed that the application of organic fertilizer derived from cow and goat manure could increase the leaf length of several lemongrass clones. Plant growth, including the number of tillers, plant height, leaf length, pseudo-stem length, canopy, oil content, and oil yield of five-months-old citronella plants, were influenced by clones. C. flexuosus had lower plant height, pseudo-stem length, and mass weight than the three C. citratus clones but had higher oil content and yield. Lemongrass oil content in each clone was 0.82% (C. flexuosus), 0.30% (Sukamulya clone), 0.18% (Cimande clone), and 0.21% (Banten clone). The highest oil and citral yield was produced from C. flexuosus (72.08 and 51.06 kg/ha) and Sukamulya clone (69.91 and 54.27 kg/ha).Kata kunci : clone, Cymbopogon citratus Stapf., growth, organic fertilizer, yield AbstrakSerai dapur (Cymbopogon citratus Stapf) merupakan tanaman potensial penghasil minyak atsiri (lemongrass oil) dan sitral, yang banyak dimanfaatkan untuk bumbu dapur, industri farmasi, kosmetik, dan obat tradisional. Budidaya organik diharapkan dapat menjadi sarana penyediaan bahan obat dan industri yang lebih sehat dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu beberapa klon serai dapur yang menggunakan pupuk organik. Penelitian dilakukan di KP. Sukamulya, Balittro, Sukabumi, Jawa Barat sejak November 2019 sampai Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah klon yang terdiri dari tiga klon serai dapur (C. citratus), yaitu: a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, dan d) satu klon Cymbopogon flexuosus. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik (1 kg/tanaman), yaitu: a) kontrol, b) kotoran sapi, c) kotoran kambing, dan d) kotoran ayam. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi dan kambing dapat meningkatkan panjang daun beberapa klon serai dapur. Pertumbuhan tanaman meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang daun, panjang batang semu, kanopi serta kandungan dan produksi minyak tanaman serai dapur berumur lima bulan yang dipengaruhi klon. C. flexuosus memiliki tinggi tanaman, panjang batang semu dan bobot massa yang lebih rendah dari ketiga klon C. citratus, tetapi memiliki kandungan dan produksi minyak yang lebih tinggi. Kandungan minyak serai dapur pada masing-masing klon adalah 0,82% (C. flexuosus), 0,30% (klon Sukamulya), 0,18% (klon Cimande), dan 0,21% (klon Banten). Produksi minyak dan sitral tertinggi dihasilkan dari C. flexuosus (72,08 dan 51,06 kg/ha) dan klon Sukamulya (69,91 dan 54,27 kg/ha). Keywords: klon, Cymbopogon citratus Stapf, pertumbuhan, pupuk organik, produksi","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"RESPONSE OF LEMONGRASS CLONES TO ORGANIC FERTILIZER / RESPON KLON SERAI DAPUR TERHADAP PUPUK ORGANIK\",\"authors\":\"O. Trisilawati, Cheppy Cheppy Syukur, E. R. Pribadi, I. Darwati, Sintha Suhirman\",\"doi\":\"10.21082/jlittri.v28n1.2022.45-55\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Lemongrass (Cymbopogon citratus Stapf) is a potential plant producing lemongrass oil and citral, widely used for food, cosmetic, pharmaceutical industries, and traditional medicinal ingredients. Organic cultivation is expected to provide healthy food and medicinal ingredients. The study aimed to determine the production and quality of several lemongrass clones applied with an organic fertilizer at the Sukamulya research garden, ISMECRI, in Sukabumi, West Java, from November 2019 to June 2020. A Randomized Block design consisting of two factors and two replications was applied. The first factor was clones consisting of three lemongrass (C. citratus), i.e., a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, and d) one clone of C. flexuosus. The second factor was organic fertilizer (1 kg/plant), namely: a) control, b) cow manure, c) goat manure, and d) chicken manure. The results showed that the application of organic fertilizer derived from cow and goat manure could increase the leaf length of several lemongrass clones. Plant growth, including the number of tillers, plant height, leaf length, pseudo-stem length, canopy, oil content, and oil yield of five-months-old citronella plants, were influenced by clones. C. flexuosus had lower plant height, pseudo-stem length, and mass weight than the three C. citratus clones but had higher oil content and yield. Lemongrass oil content in each clone was 0.82% (C. flexuosus), 0.30% (Sukamulya clone), 0.18% (Cimande clone), and 0.21% (Banten clone). The highest oil and citral yield was produced from C. flexuosus (72.08 and 51.06 kg/ha) and Sukamulya clone (69.91 and 54.27 kg/ha).Kata kunci : clone, Cymbopogon citratus Stapf., growth, organic fertilizer, yield AbstrakSerai dapur (Cymbopogon citratus Stapf) merupakan tanaman potensial penghasil minyak atsiri (lemongrass oil) dan sitral, yang banyak dimanfaatkan untuk bumbu dapur, industri farmasi, kosmetik, dan obat tradisional. Budidaya organik diharapkan dapat menjadi sarana penyediaan bahan obat dan industri yang lebih sehat dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu beberapa klon serai dapur yang menggunakan pupuk organik. Penelitian dilakukan di KP. Sukamulya, Balittro, Sukabumi, Jawa Barat sejak November 2019 sampai Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah klon yang terdiri dari tiga klon serai dapur (C. citratus), yaitu: a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, dan d) satu klon Cymbopogon flexuosus. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik (1 kg/tanaman), yaitu: a) kontrol, b) kotoran sapi, c) kotoran kambing, dan d) kotoran ayam. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi dan kambing dapat meningkatkan panjang daun beberapa klon serai dapur. Pertumbuhan tanaman meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang daun, panjang batang semu, kanopi serta kandungan dan produksi minyak tanaman serai dapur berumur lima bulan yang dipengaruhi klon. C. flexuosus memiliki tinggi tanaman, panjang batang semu dan bobot massa yang lebih rendah dari ketiga klon C. citratus, tetapi memiliki kandungan dan produksi minyak yang lebih tinggi. Kandungan minyak serai dapur pada masing-masing klon adalah 0,82% (C. flexuosus), 0,30% (klon Sukamulya), 0,18% (klon Cimande), dan 0,21% (klon Banten). Produksi minyak dan sitral tertinggi dihasilkan dari C. flexuosus (72,08 dan 51,06 kg/ha) dan klon Sukamulya (69,91 dan 54,27 kg/ha). Keywords: klon, Cymbopogon citratus Stapf, pertumbuhan, pupuk organik, produksi\",\"PeriodicalId\":17774,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Penelitian Tanaman Industri\",\"volume\":\"60 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Penelitian Tanaman Industri\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21082/jlittri.v28n1.2022.45-55\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/jlittri.v28n1.2022.45-55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
柠檬草(Cymbopogon citratus Stapf)是一种具有生产柠檬香茅精油和柠檬醛潜力的植物,广泛应用于食品、化妆品、制药工业和传统药用成分。有机栽培有望提供健康食品和药用成分。该研究旨在确定2019年11月至2020年6月在西爪哇省苏卡umi的Sukamulya研究花园ISMECRI施用有机肥的几个柠檬草无性植株的产量和质量。采用双因素、2个重复的随机区组设计。第一个因素是由三种柠檬草(c . citratus)组成的克隆,即a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten和d)一个c . flexuosus克隆。第二个因素是有机肥(每株1公斤),即:a)对照,b)牛粪,c)羊粪,d)鸡粪。结果表明,施用牛粪有机肥和羊粪有机肥可以增加几个柠檬草无性系的叶长。无性系对5月龄香茅植株的分蘖数、株高、叶长、假茎长、冠层、含油量和产量均有影响。柔皮柑的株高、假茎长和质量均低于3个柑橘无性系,但含油量和产量较高。各无性系柠檬草精油含量分别为0.82% (C. flexuosus)、0.30% (Sukamulya)、0.18% (Cimande)和0.21% (Banten)。油和柠檬醛产量最高的品种是柔皮草(72.08和51.06 kg/ha)和Sukamulya(69.91和54.27 kg/ha)。柑桔:无性系,柑桔香蒲。摘要香茅油(Cymbopogon citratus Stapf) merupakan tanaman潜在的penghasil minyak atsiri(柠檬草油)dan sitral,洋香茅油(dimanfaatkan untuk bumbu dapur),工业农场,kosmetik, dan obat传统。Budidaya organik diharapkan dapat menjadi sarana penyediaan bahan obat dan industri yang lebih sehat dan aman。Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui产品,danmutubeberapa klon serai dapur yang menggunakan pupuk organik。Penelitian dilakukan di KP。Sukamulya, Balittro, Sukabumi, Jawa Barat sejak 2019年11月sampai Juni 2020Penelitian, menggunakan, ranchanan, akak, Kelompok, dua, dua, dua, ulangan。ftor pertama adalah klon yang terdiri dari tiga klon serai dapur (c . citratus), yitu: a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, dan) satu klon Cymbopogon flexosus。Faktor kedua adalah jenis pupuk organik (1 kg/tanaman), yitu: a) control, b) kotoran sapi, c) kotoran kambing, d) kotoran ayam。Hasil penelitian menunjukkan applikasi pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi dan kambing dapat meningkatkan panjang daum bebera klon serai dapur。马来西亚的tanaman meliputi jumlah anakan, tingi tanaman, panjang dan, panjang batang semu, kanopi serta kandungan dan produksi minyak tanaman serai berumur lima bulan yang dipengaruhi klon。柚子,柚子,柚子,柚子,柚子,柚子,柚子,柚子。Kandungan minyak serai dapur pada masmasing - masmasklon adalah 0.82% (C. flexuosus), 0.30% (klon Sukamulya), 0.18% (klon Cimande), 0.21% (klon Banten)。产品:minyak dan sitral tertinggi dihasilkan dari C. flexuosus (72,08 / 51,06 kg/ha)和klon Sukamulya (69,91 / 54,27 kg/ha)。关键词:龙涎香,香槟酒,香槟酒,香槟酒,香槟酒
RESPONSE OF LEMONGRASS CLONES TO ORGANIC FERTILIZER / RESPON KLON SERAI DAPUR TERHADAP PUPUK ORGANIK
Lemongrass (Cymbopogon citratus Stapf) is a potential plant producing lemongrass oil and citral, widely used for food, cosmetic, pharmaceutical industries, and traditional medicinal ingredients. Organic cultivation is expected to provide healthy food and medicinal ingredients. The study aimed to determine the production and quality of several lemongrass clones applied with an organic fertilizer at the Sukamulya research garden, ISMECRI, in Sukabumi, West Java, from November 2019 to June 2020. A Randomized Block design consisting of two factors and two replications was applied. The first factor was clones consisting of three lemongrass (C. citratus), i.e., a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, and d) one clone of C. flexuosus. The second factor was organic fertilizer (1 kg/plant), namely: a) control, b) cow manure, c) goat manure, and d) chicken manure. The results showed that the application of organic fertilizer derived from cow and goat manure could increase the leaf length of several lemongrass clones. Plant growth, including the number of tillers, plant height, leaf length, pseudo-stem length, canopy, oil content, and oil yield of five-months-old citronella plants, were influenced by clones. C. flexuosus had lower plant height, pseudo-stem length, and mass weight than the three C. citratus clones but had higher oil content and yield. Lemongrass oil content in each clone was 0.82% (C. flexuosus), 0.30% (Sukamulya clone), 0.18% (Cimande clone), and 0.21% (Banten clone). The highest oil and citral yield was produced from C. flexuosus (72.08 and 51.06 kg/ha) and Sukamulya clone (69.91 and 54.27 kg/ha).Kata kunci : clone, Cymbopogon citratus Stapf., growth, organic fertilizer, yield AbstrakSerai dapur (Cymbopogon citratus Stapf) merupakan tanaman potensial penghasil minyak atsiri (lemongrass oil) dan sitral, yang banyak dimanfaatkan untuk bumbu dapur, industri farmasi, kosmetik, dan obat tradisional. Budidaya organik diharapkan dapat menjadi sarana penyediaan bahan obat dan industri yang lebih sehat dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu beberapa klon serai dapur yang menggunakan pupuk organik. Penelitian dilakukan di KP. Sukamulya, Balittro, Sukabumi, Jawa Barat sejak November 2019 sampai Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah klon yang terdiri dari tiga klon serai dapur (C. citratus), yaitu: a) Sukamulya, b) Cimande, c) Banten, dan d) satu klon Cymbopogon flexuosus. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik (1 kg/tanaman), yaitu: a) kontrol, b) kotoran sapi, c) kotoran kambing, dan d) kotoran ayam. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi dan kambing dapat meningkatkan panjang daun beberapa klon serai dapur. Pertumbuhan tanaman meliputi jumlah anakan, tinggi tanaman, panjang daun, panjang batang semu, kanopi serta kandungan dan produksi minyak tanaman serai dapur berumur lima bulan yang dipengaruhi klon. C. flexuosus memiliki tinggi tanaman, panjang batang semu dan bobot massa yang lebih rendah dari ketiga klon C. citratus, tetapi memiliki kandungan dan produksi minyak yang lebih tinggi. Kandungan minyak serai dapur pada masing-masing klon adalah 0,82% (C. flexuosus), 0,30% (klon Sukamulya), 0,18% (klon Cimande), dan 0,21% (klon Banten). Produksi minyak dan sitral tertinggi dihasilkan dari C. flexuosus (72,08 dan 51,06 kg/ha) dan klon Sukamulya (69,91 dan 54,27 kg/ha). Keywords: klon, Cymbopogon citratus Stapf, pertumbuhan, pupuk organik, produksi