{"title":"Kontroversi Pembakaran Bendera Tauhid","authors":"A. Sofiana, Anwari Anwari, Ahmad Khoirul Fata","doi":"10.30603/jf.v17i2.1835","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The burning of Tawhid flag in Garut, on October 2018, caused a pro-cons reaction in the society. A number of mass media reported it, including two mainstream media: kompas.com and republika.co.id. Both online media have contracted and framed the news of the event according to their ideologies. Using the framing analysis of the Zongdang Pan and Gelarld M. Kosicki, this article tries to uncover the framing of the two new media for the occasion of burning the tawhid flag. From this study, it can be concluded that the framing of Kompas.com is promoting nationalist value by demonstrating the actions and arguments of several public officials in addressing the flag burning incident. Kompas.com try to be neutral by not mentioning vulgar flag name and not giving accusations against any party. While the framing done by Republika.co.id still shows its alignments towards Islam. Republika.co.id often refer to the word ' Tawhid ' as the name of a flag with the use of the word \"burning the tawhid flag\" and involving Islamic organizations such as GP Ansor, Muhammadiyah, MUI, Persatuan Islam, and HTI. \nPembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, pada Oktober 2018, menimbulkan reaksi pro-kontra di tengah-tengah masyarakat. Sejumlah media massa pun memberitakannya, termasuk dua media arus utama: kompas.com dan republika.co.id. Kedua media online ini mengonstruk dan membingkai pemberitaan tentang peristiwa tersebut sesuai dengan ideologinya masing-masing. Dengan menggunakan analisis framing model Zongdang Pan dan Gelarld M. Kosicki, tulisan ini mencoba mengungkap pembingkaian yang dilakukan kedua media baru tersebut atas peristiwa pembakaran bendera tauhid tersebut. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa framing yang dilakukan Kompas.com mengedepankan nilai nasionalis dengan memperlihatkan tindakan dan argumen beberapa pejabat publik dalam menyikapi insiden pembakaran bendera. Kompas.com mencoba bersikap netral dengan tidak menyebut secara vulgar nama bendera dan tidak memberikan tuduhan terhadap pihak manapun. Sementara framing yang dilakukan Republika.co.id masih menunjukkan keberpihakannya terhadap Islam. Dalam beritanya Republika.co.id kerap menyebut kata ‘tauhid’ sebagai nama sebuah bendera dengan penggunaan kata “pembakaran bendera tauhid” dan melibatkan Ormas-ormas Islam seperti GP Ansor dan HTI sebagai pihak yang berseteru.","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Farabi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30603/jf.v17i2.1835","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
2018年10月,在加鲁特焚烧塔希德旗的事件在社会上引起了反对的反应。许多大众媒体报道了此事,包括两家主流媒体:kompas.com和republika.co.id。两家网络媒体都根据自己的意识形态对事件的新闻进行了收缩和框定。本文试图通过潘宗当和杰拉德·m·科西基的框架分析,揭示这两种新媒体在焚烧铜旗这一场合的框架。从本研究可以得出结论,通过展示几位政府官员在处理烧旗事件时的行动和论点,Kompas.com的框架正在促进民族主义价值观。Kompas.com尽量保持中立,不提及低俗的旗帜名称,不指责任何一方。而republic .co.id所做的框架仍然显示出它与伊斯兰教的结盟。Republika.co.id经常将“Tawhid”一词作为旗帜的名称,并使用“燃烧Tawhid旗”一词,涉及GP Ansor, Muhammadiyah, MUI, Persatuan Islam和HTI等伊斯兰组织。Pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, 2018年10月,menimbulkan reaksi prokontra di tengah-tengah masyarakat。Sejumlah media massa pun memberitakannya, termasuk dua media arus utama: kompas.com和republika.co.id。克多瓦媒体在线在孟山都罢工了,但是孟山都的成员们都被打倒了,而孟山都的意识形态却被打倒了。邓安孟古纳坎分析框架模型潘宗当,丹,Gelarld M. Kosicki,图里桑尼,孟古纳坎,彭宾开安,杨迪拉坎,克多瓦媒体baru tersebut but, peristitiwa,孟古纳坎,bendera, tahtersebut。我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。Kompas.com mencoba bersikap中性词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根词根Sementara框架yang dilakukan republic .co.id masih menunjukkan keberpihakannya terhadap Islam。该网站称:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”
The burning of Tawhid flag in Garut, on October 2018, caused a pro-cons reaction in the society. A number of mass media reported it, including two mainstream media: kompas.com and republika.co.id. Both online media have contracted and framed the news of the event according to their ideologies. Using the framing analysis of the Zongdang Pan and Gelarld M. Kosicki, this article tries to uncover the framing of the two new media for the occasion of burning the tawhid flag. From this study, it can be concluded that the framing of Kompas.com is promoting nationalist value by demonstrating the actions and arguments of several public officials in addressing the flag burning incident. Kompas.com try to be neutral by not mentioning vulgar flag name and not giving accusations against any party. While the framing done by Republika.co.id still shows its alignments towards Islam. Republika.co.id often refer to the word ' Tawhid ' as the name of a flag with the use of the word "burning the tawhid flag" and involving Islamic organizations such as GP Ansor, Muhammadiyah, MUI, Persatuan Islam, and HTI.
Pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, pada Oktober 2018, menimbulkan reaksi pro-kontra di tengah-tengah masyarakat. Sejumlah media massa pun memberitakannya, termasuk dua media arus utama: kompas.com dan republika.co.id. Kedua media online ini mengonstruk dan membingkai pemberitaan tentang peristiwa tersebut sesuai dengan ideologinya masing-masing. Dengan menggunakan analisis framing model Zongdang Pan dan Gelarld M. Kosicki, tulisan ini mencoba mengungkap pembingkaian yang dilakukan kedua media baru tersebut atas peristiwa pembakaran bendera tauhid tersebut. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa framing yang dilakukan Kompas.com mengedepankan nilai nasionalis dengan memperlihatkan tindakan dan argumen beberapa pejabat publik dalam menyikapi insiden pembakaran bendera. Kompas.com mencoba bersikap netral dengan tidak menyebut secara vulgar nama bendera dan tidak memberikan tuduhan terhadap pihak manapun. Sementara framing yang dilakukan Republika.co.id masih menunjukkan keberpihakannya terhadap Islam. Dalam beritanya Republika.co.id kerap menyebut kata ‘tauhid’ sebagai nama sebuah bendera dengan penggunaan kata “pembakaran bendera tauhid” dan melibatkan Ormas-ormas Islam seperti GP Ansor dan HTI sebagai pihak yang berseteru.