从哈克纳克什班迪苏菲秩序的角度看生活圣训

Muh. Gitosaroso, M. Athoillah, Naqiyah Mukhtar, Shobirin Shobirin
{"title":"从哈克纳克什班迪苏菲秩序的角度看生活圣训","authors":"Muh. Gitosaroso, M. Athoillah, Naqiyah Mukhtar, Shobirin Shobirin","doi":"10.21043/riwayah.v8i2.12099","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to determine the implementation of hadith contents in the tariqa world. The command of the hadith in question is the command of dhikr. Therefore, this article discusses the practice of dhikr orders in hadith, based on the views of the Haq Naqsyabandi Order. This congregation was founded by Maulana Sheikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah in Lombok, West Nusa Tenggara, in 1986. Its followers have various backgrounds and have spread throughout the archipelago, even in foreign countries. To examine in more depth about this issue, researchers used qualitative methods and phenomenological descriptive research approaches. The data sources in this study are sourced from two things: primary sources (Murshid, Badal Murshid, Foundation Management, College Management, and active congregations) and secondary sources (relevant previous literature studies). The data collection technique in this study is the PAR (Participation Action Research) technique. At the same time, the data analysis technique used the takhrij al-ḥadīth analysis technique followed by sharh al-hadith. This article finds that many scholars recognize the command to dhikr to make Muslims generally remember Allah. However, the scholars still have their respective views on the practice of the command of dhikr from the perspective of hadith, giving rise to many kinds of implementation. Likewise, with the Haq Naqsyabandi Order, the dhikr’s obligation starts from the congregation taking allegiance (tawajjuh) with stages determined and decided by the murshid of the tariqa.[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi makna hadits dalam dunia tarekat. Perintah hadits yang dimaksud adalah perintah dzikir. Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang pengamalan perintah dzikir dalam hadits, berdasarkan pandangan Tarekat Haq Naqsyabandi. Tarekat ini adalah sebuah tarekat yang didirikan oleh Maulana Syeikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1986. Para pengikutnya terdiri dari berbagai kalangan, dan telah menyebar ke seluruh nusantara, bahkan di manca negara. Untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai persoalan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dan pendekatan penelitian deskriptif fenomenologis. Sumber data dalam kajian ini bersumber pada dua hal yaitu sumber primer (Mursyid, Badal Mursyid, Pengurus Yayasan, Pengurus Perguruan, dan jamaah aktif) dan sumber sekunder (kajian kepustakaan terdahulu yang terkait). Teknik pengumpulan data dalam kajian ini melalui teknik PAR (Partisipation Action Riseach). Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis takhrīj al-ḥadīth yang dilanjutkan dengan sharḥ al-ḥadīth. Artikel ini menemukan bahwa perintah untuk berdzikir diakui oleh banyak ulama sebagai upaya agar umat Islam secara umum dapat mengingat Allah. Namun, para ulama masih memiliki pandangan masing-masing dalam pengamalan perintah dzikir perspektif hadis sehingga menimbulkan banyak macam pelaksanaannya. Demikian juga dengan Tarekat Haq Naqsyabandi, bahwa kewajiban dzikir dimulai dari sejak jamaah berbai’at (ditawajjuh) dengan tahapan yang telah ditentukan dan diputuskan oleh mursyid tarekat.]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"LIVING HADITH IN THE PERSPECTIVE OF THE HAQ NAQSHBANDI SUFI ORDER\",\"authors\":\"Muh. Gitosaroso, M. Athoillah, Naqiyah Mukhtar, Shobirin Shobirin\",\"doi\":\"10.21043/riwayah.v8i2.12099\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This study aims to determine the implementation of hadith contents in the tariqa world. The command of the hadith in question is the command of dhikr. Therefore, this article discusses the practice of dhikr orders in hadith, based on the views of the Haq Naqsyabandi Order. This congregation was founded by Maulana Sheikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah in Lombok, West Nusa Tenggara, in 1986. Its followers have various backgrounds and have spread throughout the archipelago, even in foreign countries. To examine in more depth about this issue, researchers used qualitative methods and phenomenological descriptive research approaches. The data sources in this study are sourced from two things: primary sources (Murshid, Badal Murshid, Foundation Management, College Management, and active congregations) and secondary sources (relevant previous literature studies). The data collection technique in this study is the PAR (Participation Action Research) technique. At the same time, the data analysis technique used the takhrij al-ḥadīth analysis technique followed by sharh al-hadith. This article finds that many scholars recognize the command to dhikr to make Muslims generally remember Allah. However, the scholars still have their respective views on the practice of the command of dhikr from the perspective of hadith, giving rise to many kinds of implementation. Likewise, with the Haq Naqsyabandi Order, the dhikr’s obligation starts from the congregation taking allegiance (tawajjuh) with stages determined and decided by the murshid of the tariqa.[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi makna hadits dalam dunia tarekat. Perintah hadits yang dimaksud adalah perintah dzikir. Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang pengamalan perintah dzikir dalam hadits, berdasarkan pandangan Tarekat Haq Naqsyabandi. Tarekat ini adalah sebuah tarekat yang didirikan oleh Maulana Syeikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1986. Para pengikutnya terdiri dari berbagai kalangan, dan telah menyebar ke seluruh nusantara, bahkan di manca negara. Untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai persoalan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dan pendekatan penelitian deskriptif fenomenologis. Sumber data dalam kajian ini bersumber pada dua hal yaitu sumber primer (Mursyid, Badal Mursyid, Pengurus Yayasan, Pengurus Perguruan, dan jamaah aktif) dan sumber sekunder (kajian kepustakaan terdahulu yang terkait). Teknik pengumpulan data dalam kajian ini melalui teknik PAR (Partisipation Action Riseach). Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis takhrīj al-ḥadīth yang dilanjutkan dengan sharḥ al-ḥadīth. Artikel ini menemukan bahwa perintah untuk berdzikir diakui oleh banyak ulama sebagai upaya agar umat Islam secara umum dapat mengingat Allah. Namun, para ulama masih memiliki pandangan masing-masing dalam pengamalan perintah dzikir perspektif hadis sehingga menimbulkan banyak macam pelaksanaannya. Demikian juga dengan Tarekat Haq Naqsyabandi, bahwa kewajiban dzikir dimulai dari sejak jamaah berbai’at (ditawajjuh) dengan tahapan yang telah ditentukan dan diputuskan oleh mursyid tarekat.]\",\"PeriodicalId\":31822,\"journal\":{\"name\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/riwayah.v8i2.12099\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v8i2.12099","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究旨在确定圣训内容在塔里卡世界的执行情况。所讨论的圣训的命令是dhikr的命令。因此,本文以哈克·纳克赛亚班迪教团的观点为基础,探讨了圣训中迪克尔教团的实践。该教会于1986年在西努沙登加拉的龙目岛由毛拉Sheikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah创立。它的追随者有着不同的背景,遍布整个群岛,甚至在国外。为了更深入地研究这一问题,研究者们采用了定性方法和现象学描述研究方法。本研究的数据来源来自两个方面:一手来源(Murshid, Badal Murshid, Foundation Management, College Management和活跃的会众)和二手来源(相关的先前文献研究)。本研究的数据收集技术为PAR (Participation Action Research)技术。同时,数据分析技术采用了takhrij al-ḥadīth分析技术,然后是sharh al-hadith。本文发现,许多学者都认为,“dihikr”命令是为了让穆斯林普遍记住安拉。然而,学者们从圣训的角度出发,对dhikr命令的实践仍有各自的看法,并产生了多种执行方式。同样,在Haq Naqsyabandi命令中,dhikr的义务从会众宣誓效忠(tawajjuh)开始,其阶段由tariqa的murshid确定和决定。[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi makna haits dalam dunia tarekat]。Perintah haits yang dimaksud adalah Perintah dzikir。Oleh karenitu, artikel ini成员,haqsyabandi, berdasarkan pandangan Tarekat Haq Naqsyabandi。Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, padtahun 1986。Para pengikutnya terdiri dari berbagai kalangan, dan telah menyebar ke seluruh nusantara, bahkan di manca negara。Untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai personalini, peneliti menggunakan方法质性和pendekatan笔触现象学。Sumber data dalam kajian ini bersumber paddua halyitu Sumber primer (Mursyid, Badal Mursyid, Pengurus Yayasan, Pengurus Perguruan, dan jamaah aktif)和Sumber sekunder (kajian kepustakaan terdahulu yang terkait)。参与行动计划(Teknik pengumpulan data dalam kajian ini melalui Teknik PAR)。Sedangkan技术分析数据menggunakan技术分析数据takhrj j al-ḥadīth yang dilanjutkan dengan sharjial -ḥadīth。Artikel ini menemukan bahwa perintah为她berdzikir diakui oleh pokalchuk banyak例如sebagai方便琼脂umat”伊斯兰教secara umum dapat mengingat真主。Namun, para ulama masih memiliki pandangan masmasing dalam pengamalan perintah dzikir perintair perintair perintair perintair perintair perintaka makam pelaksanaannya。[Demikian juga dengan Tarekat Haq Naqsyabandi, bawa kewajiban dzikir didiai dari sejak jamaah berbai 'at (ditawajjuh) dengan tahapan yang telah dentukan dan diputuskan oleh mursyid Tarekat。]
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
LIVING HADITH IN THE PERSPECTIVE OF THE HAQ NAQSHBANDI SUFI ORDER
This study aims to determine the implementation of hadith contents in the tariqa world. The command of the hadith in question is the command of dhikr. Therefore, this article discusses the practice of dhikr orders in hadith, based on the views of the Haq Naqsyabandi Order. This congregation was founded by Maulana Sheikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah in Lombok, West Nusa Tenggara, in 1986. Its followers have various backgrounds and have spread throughout the archipelago, even in foreign countries. To examine in more depth about this issue, researchers used qualitative methods and phenomenological descriptive research approaches. The data sources in this study are sourced from two things: primary sources (Murshid, Badal Murshid, Foundation Management, College Management, and active congregations) and secondary sources (relevant previous literature studies). The data collection technique in this study is the PAR (Participation Action Research) technique. At the same time, the data analysis technique used the takhrij al-ḥadīth analysis technique followed by sharh al-hadith. This article finds that many scholars recognize the command to dhikr to make Muslims generally remember Allah. However, the scholars still have their respective views on the practice of the command of dhikr from the perspective of hadith, giving rise to many kinds of implementation. Likewise, with the Haq Naqsyabandi Order, the dhikr’s obligation starts from the congregation taking allegiance (tawajjuh) with stages determined and decided by the murshid of the tariqa.[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana implementasi makna hadits dalam dunia tarekat. Perintah hadits yang dimaksud adalah perintah dzikir. Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang pengamalan perintah dzikir dalam hadits, berdasarkan pandangan Tarekat Haq Naqsyabandi. Tarekat ini adalah sebuah tarekat yang didirikan oleh Maulana Syeikh Tuan Guru Haji Abdussomad Al-Haqqi Habibullah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1986. Para pengikutnya terdiri dari berbagai kalangan, dan telah menyebar ke seluruh nusantara, bahkan di manca negara. Untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai persoalan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dan pendekatan penelitian deskriptif fenomenologis. Sumber data dalam kajian ini bersumber pada dua hal yaitu sumber primer (Mursyid, Badal Mursyid, Pengurus Yayasan, Pengurus Perguruan, dan jamaah aktif) dan sumber sekunder (kajian kepustakaan terdahulu yang terkait). Teknik pengumpulan data dalam kajian ini melalui teknik PAR (Partisipation Action Riseach). Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis takhrīj al-ḥadīth yang dilanjutkan dengan sharḥ al-ḥadīth. Artikel ini menemukan bahwa perintah untuk berdzikir diakui oleh banyak ulama sebagai upaya agar umat Islam secara umum dapat mengingat Allah. Namun, para ulama masih memiliki pandangan masing-masing dalam pengamalan perintah dzikir perspektif hadis sehingga menimbulkan banyak macam pelaksanaannya. Demikian juga dengan Tarekat Haq Naqsyabandi, bahwa kewajiban dzikir dimulai dari sejak jamaah berbai’at (ditawajjuh) dengan tahapan yang telah ditentukan dan diputuskan oleh mursyid tarekat.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
13
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信