{"title":"麻风病患者的眼部畸形","authors":"Ninda Sari","doi":"10.33820/MDVI.V45I2.23","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keterlibatan intraokular paling sering terjadi pada kusta lepromatosa, dan tidak pernah pada kustatuberkuloid. Tanda kelainan intraokular juga tidak umum didapati pada empat atau lima tahun pertamaperjalanan penyakit. Kelainan mata pada kusta terjadi akibat kerusakan saraf dan invasi basil secaralangsung. Komplikasi mata akibat kusta hanya terjadi pada segmen anterior dan adneksa mata. Lesi yangberpotensi menyebabkan kebutaan pada pasien kusta adalah lagoftalmus, hipoestesia kornea, iritis, skleritisdan atrofi iris. Riwayat atau sedang mengalami reaksi kusta tipe II dengan atau tanpa iritis, bercak di pipiatau infiltrasi difus di kulit wajah, pasien yang memiliki kecacatan tingkat I-II atau hanya pada mata, danadanya penyakit penyerta, misalnya diabetes melitus atau glaukoma juga menjadi faktor risiko terjadinyakebutaan pada pasien kusta. Komplikasi mata juga sering ditemukan pada pasien kusta yang baruterdiagnosis dan yang sedang menjalani pengobatan. Deteksi dini, pengobatan yang efektif danpengendalian reaksi yang tepat penting untuk menurunkan komplikasi mata pada pasien kusta.Kata kunci: kusta, kelainan mata, prevalensi, deteksi, pengobatan, pencegahan","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"484 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kelainan Mata Pada Pasien Kusta\",\"authors\":\"Ninda Sari\",\"doi\":\"10.33820/MDVI.V45I2.23\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Keterlibatan intraokular paling sering terjadi pada kusta lepromatosa, dan tidak pernah pada kustatuberkuloid. Tanda kelainan intraokular juga tidak umum didapati pada empat atau lima tahun pertamaperjalanan penyakit. Kelainan mata pada kusta terjadi akibat kerusakan saraf dan invasi basil secaralangsung. Komplikasi mata akibat kusta hanya terjadi pada segmen anterior dan adneksa mata. Lesi yangberpotensi menyebabkan kebutaan pada pasien kusta adalah lagoftalmus, hipoestesia kornea, iritis, skleritisdan atrofi iris. Riwayat atau sedang mengalami reaksi kusta tipe II dengan atau tanpa iritis, bercak di pipiatau infiltrasi difus di kulit wajah, pasien yang memiliki kecacatan tingkat I-II atau hanya pada mata, danadanya penyakit penyerta, misalnya diabetes melitus atau glaukoma juga menjadi faktor risiko terjadinyakebutaan pada pasien kusta. Komplikasi mata juga sering ditemukan pada pasien kusta yang baruterdiagnosis dan yang sedang menjalani pengobatan. Deteksi dini, pengobatan yang efektif danpengendalian reaksi yang tepat penting untuk menurunkan komplikasi mata pada pasien kusta.Kata kunci: kusta, kelainan mata, prevalensi, deteksi, pengobatan, pencegahan\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"484 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-05-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/MDVI.V45I2.23\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/MDVI.V45I2.23","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Keterlibatan intraokular paling sering terjadi pada kusta lepromatosa, dan tidak pernah pada kustatuberkuloid. Tanda kelainan intraokular juga tidak umum didapati pada empat atau lima tahun pertamaperjalanan penyakit. Kelainan mata pada kusta terjadi akibat kerusakan saraf dan invasi basil secaralangsung. Komplikasi mata akibat kusta hanya terjadi pada segmen anterior dan adneksa mata. Lesi yangberpotensi menyebabkan kebutaan pada pasien kusta adalah lagoftalmus, hipoestesia kornea, iritis, skleritisdan atrofi iris. Riwayat atau sedang mengalami reaksi kusta tipe II dengan atau tanpa iritis, bercak di pipiatau infiltrasi difus di kulit wajah, pasien yang memiliki kecacatan tingkat I-II atau hanya pada mata, danadanya penyakit penyerta, misalnya diabetes melitus atau glaukoma juga menjadi faktor risiko terjadinyakebutaan pada pasien kusta. Komplikasi mata juga sering ditemukan pada pasien kusta yang baruterdiagnosis dan yang sedang menjalani pengobatan. Deteksi dini, pengobatan yang efektif danpengendalian reaksi yang tepat penting untuk menurunkan komplikasi mata pada pasien kusta.Kata kunci: kusta, kelainan mata, prevalensi, deteksi, pengobatan, pencegahan