{"title":"Nasr对自然的传统理解,塞纳试图解决环境危机","authors":"Iman Santosa, Husain Heriyanto","doi":"10.51353/jpb.v2i1.659","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kelangsungan hidup umat manusia saat ini terancam sebagai akibat dari krisislingkungan yang kian parah. Seyyed Hossein Nasr semenjak dekade 1960 telahmemberikan peringatan mengenai akan timbulnya krisis lingkungan yang menurutnya disebabkan olehberubahnya pandangan tradisional mengenai alam menjadi pandangan modern. Tulisan ini bertujuan untuk memahami pandangan tradisonal Seyyed Hossein Nasr mengenai alam, mengetahui pengaruh dari pandangan modern mengenai alam terhadap terjadinya krisis lingkungan dan menjabarkan solusi yang ditawarkannya dalam upaya mengatasi krisis lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan metode analisis konsep dengan tujuan untuk mengidentifikasi makna esensial dari suatu konsep. Sejak awal sejarah manusia telah hadir kebenaran universal atau sophia perennis yang terwujud dalam semua tradisi agama otentik dimanadidalam intinya terdapat sains sakral yaitu pengetahuan akan Realitas Utama. Sedangkan modernisme yang terwujud dalam modern sains berupaya untukmenyingkirkan tradisi agama dengan menempatkan manusia sebagai pusat danmemandang alam hanya sebagai material sehingga mendorong pemanfaatan alam berlebihan. Menurut Seyyed Hossein Nasr hanya dengan memahami realitas metafisik dari alam yang merupakan refleksi dari Sang Pencipta dan menyadari bahwa manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga ciptaan Nya maka krisis lingkungandapat dicegah.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"56 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemahaman Tradisional mengenai Alam Menurut SeyyedHossein Nasr Dalam Upaya Mengatasi Krisis Lingkungan\",\"authors\":\"Iman Santosa, Husain Heriyanto\",\"doi\":\"10.51353/jpb.v2i1.659\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kelangsungan hidup umat manusia saat ini terancam sebagai akibat dari krisislingkungan yang kian parah. Seyyed Hossein Nasr semenjak dekade 1960 telahmemberikan peringatan mengenai akan timbulnya krisis lingkungan yang menurutnya disebabkan olehberubahnya pandangan tradisional mengenai alam menjadi pandangan modern. Tulisan ini bertujuan untuk memahami pandangan tradisonal Seyyed Hossein Nasr mengenai alam, mengetahui pengaruh dari pandangan modern mengenai alam terhadap terjadinya krisis lingkungan dan menjabarkan solusi yang ditawarkannya dalam upaya mengatasi krisis lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan metode analisis konsep dengan tujuan untuk mengidentifikasi makna esensial dari suatu konsep. Sejak awal sejarah manusia telah hadir kebenaran universal atau sophia perennis yang terwujud dalam semua tradisi agama otentik dimanadidalam intinya terdapat sains sakral yaitu pengetahuan akan Realitas Utama. Sedangkan modernisme yang terwujud dalam modern sains berupaya untukmenyingkirkan tradisi agama dengan menempatkan manusia sebagai pusat danmemandang alam hanya sebagai material sehingga mendorong pemanfaatan alam berlebihan. Menurut Seyyed Hossein Nasr hanya dengan memahami realitas metafisik dari alam yang merupakan refleksi dari Sang Pencipta dan menyadari bahwa manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga ciptaan Nya maka krisis lingkungandapat dicegah.\",\"PeriodicalId\":34326,\"journal\":{\"name\":\"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam\",\"volume\":\"56 6 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.51353/jpb.v2i1.659\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51353/jpb.v2i1.659","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemahaman Tradisional mengenai Alam Menurut SeyyedHossein Nasr Dalam Upaya Mengatasi Krisis Lingkungan
Kelangsungan hidup umat manusia saat ini terancam sebagai akibat dari krisislingkungan yang kian parah. Seyyed Hossein Nasr semenjak dekade 1960 telahmemberikan peringatan mengenai akan timbulnya krisis lingkungan yang menurutnya disebabkan olehberubahnya pandangan tradisional mengenai alam menjadi pandangan modern. Tulisan ini bertujuan untuk memahami pandangan tradisonal Seyyed Hossein Nasr mengenai alam, mengetahui pengaruh dari pandangan modern mengenai alam terhadap terjadinya krisis lingkungan dan menjabarkan solusi yang ditawarkannya dalam upaya mengatasi krisis lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan metode analisis konsep dengan tujuan untuk mengidentifikasi makna esensial dari suatu konsep. Sejak awal sejarah manusia telah hadir kebenaran universal atau sophia perennis yang terwujud dalam semua tradisi agama otentik dimanadidalam intinya terdapat sains sakral yaitu pengetahuan akan Realitas Utama. Sedangkan modernisme yang terwujud dalam modern sains berupaya untukmenyingkirkan tradisi agama dengan menempatkan manusia sebagai pusat danmemandang alam hanya sebagai material sehingga mendorong pemanfaatan alam berlebihan. Menurut Seyyed Hossein Nasr hanya dengan memahami realitas metafisik dari alam yang merupakan refleksi dari Sang Pencipta dan menyadari bahwa manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga ciptaan Nya maka krisis lingkungandapat dicegah.