基于本地智慧人物的数字动画,是用脑瘫增强儿童自立的一种方法

Q4 Nursing
Indah Prawesti
{"title":"基于本地智慧人物的数字动画,是用脑瘫增强儿童自立的一种方法","authors":"Indah Prawesti","doi":"10.20527/dk.v9i2.9360","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cerebral Palsy (CP) is a motor disability, which is accompanied by characteristics of cognitive impairment, communication deficits, muscle rigidity, dysphagia and other sensory system problems. The prevalence of CP worldwide was 2,11 per 1000 live births, while in Indonesia based on 2010 data the incidence was 0,9 per 1000 live births. Difficulties often experienced by children with CP are routine activities including bathing, eating, wearing and taking off clothes and other physical activities. The aims of education for children with CP is to increase children’s independence in functional performance so that they are able to carry out daily activities. Education in children with CP requires parental participation, but the role and guidance of parents in improving children’s daily functions is not well understood. This is due to the lack of educational programs for parents in training children’s functional skills in the home environment. The purpose of this study was to determine the effect of education using digital animation on the independence of children with CP in self-care grooming. This research is aquasi-experimental study with pre test post test design without control, sampling method is a total population of 13 CP childrens and analysis using wilcoxon test. The result showed that the self-care grooming independence average before the intervention was 32,38±13,06 and after the intervention was 33,07±12,13 so that the mean difference was 0,69. The wilcoxon test result obtain p value 0,351, so there is no significant difference in the value of children’s independence in doing self-care grooming through digital animation education. Key word: digital animation, cerebral palsy, self-care grooming Cite this as: Prawesti I, Sari IY, Febrianti S. Animasi Digital Berbasis Tokoh Kearifan Lokal Sebagai Metode Peningkatan Kemandirian Anak dengan Cerebral Palsy. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan. 2021;9(2):283-291. PENDAHULUAN Cerebral Palsy (CP) merupakan disabilitas motorik yang paling umum pada anak. Anak dengan CP memiliki gangguan fungsi motorik pada tungkai bawah dan atas, pergerakan menurun, cacat secara Dunia Keperawatan, Volume 9, Nomor 2, 2021: 283-291 284 intelektual, kondisi kejang, defisit komunikasi, disfagia dan masalah dalam sistem indera (1). Berdasarkan meta analisis yang dilakukan, dari 19 studi yang dikumpulkan, diketahui bahwa prevalensi kejadian CP di dunia adalah 2,11 per 1000 kelahiran hidup (2). Data di Indonesia sendiri, berdasarkan data tahun 2010 kemungkinan anak mengalami CP adalah sebesar 0,9 per 1000 kelahiran hidup. Kecacatan yang dialami oleh anak dengan CP merupakan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara yang dianggap normal bagi manusia pada umumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kemampuan (3). Anak dengan CP tidak dapat mengikuti pola perkembangan normal sebagai akibat dari cedera otak dan gangguan perkembangan (4). Anak dengan disabilitas fisik pada khususnya CP sebagian besar menunjukkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena kesulitan mereka dalam melakukan pergerakan yang disebabkan karena keterbatasan dan kerusakan neurologis (5). Kesulitan yang sering dialami anak adalah pada aktivitas rutin termasuk mandi, aktivitas pagi (menggunakan alat makan saat sarapan, menggunakan baju dan keperluan sekolah atau pergi sekolah secara mandiri), aktivitas siang hari (berganti baju dan melakukan tugas sekolah), waktu makan, meninggalkan rumah, berkumpul bersama keluarga, aktivitas fisik dan rekreasi (6). Pendidikan yang dilakukan untuk anak dengan CP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam kinerja fungsional sehingga mampu menjalankan aktivitas seharihari (4). Pendidikan pada anak dengan CP memerlukan peran serta orang tua, namun peran dan bimbingan orang tua dalam meningkatkan fungsi sehari-hari anak tidak dipahami dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnnya program pendidikan untuk orang tua dalam pelatihan ketrampilan fungsional anak di lingkungan rumah (7). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak mengetahui cara untuk mengajarkan anak dalam perawatan diri dan hanya 17,39% orang tua yang pernah mendapatkan pelatihan tentang perawatan untuk anak dengan CP. Anak membutuhkan bantuan dalam hal makan, berpakaian, mandi dan toileting, sehingga dibutuhkan teknik pelatihan yang tepat bagi anak dengan CP yang tentunya melibatkan orang tua (8). Penelitian yang dilakukan dengan menyediakan pelatihan bagi orang tua terdiri dari materi yang berhubungan dengan pentingnya menggosok gigi, praktik melatih anak cara menggosok gigi dan diskusi yang berlangsung selama 90 menitmemiliki perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dalam kepercayaan diri, sikap dan efikasi diri orang tua. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan pada orang tua dapat meningkatkan kemampuan caring yang tentunya sangat baik bagi anak (9). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh edukasi dengan animasi digital dapat memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemandirian self care:grooming pada anak dengan cerebral palsy.","PeriodicalId":31690,"journal":{"name":"JKP Jurnal Keperawatan Padjajaran","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ANIMASI DIGITAL BERBASIS TOKOH KEARIFAN LOKAL SEBAGAI METODE PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY\",\"authors\":\"Indah Prawesti\",\"doi\":\"10.20527/dk.v9i2.9360\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Cerebral Palsy (CP) is a motor disability, which is accompanied by characteristics of cognitive impairment, communication deficits, muscle rigidity, dysphagia and other sensory system problems. The prevalence of CP worldwide was 2,11 per 1000 live births, while in Indonesia based on 2010 data the incidence was 0,9 per 1000 live births. Difficulties often experienced by children with CP are routine activities including bathing, eating, wearing and taking off clothes and other physical activities. The aims of education for children with CP is to increase children’s independence in functional performance so that they are able to carry out daily activities. Education in children with CP requires parental participation, but the role and guidance of parents in improving children’s daily functions is not well understood. This is due to the lack of educational programs for parents in training children’s functional skills in the home environment. The purpose of this study was to determine the effect of education using digital animation on the independence of children with CP in self-care grooming. This research is aquasi-experimental study with pre test post test design without control, sampling method is a total population of 13 CP childrens and analysis using wilcoxon test. The result showed that the self-care grooming independence average before the intervention was 32,38±13,06 and after the intervention was 33,07±12,13 so that the mean difference was 0,69. The wilcoxon test result obtain p value 0,351, so there is no significant difference in the value of children’s independence in doing self-care grooming through digital animation education. Key word: digital animation, cerebral palsy, self-care grooming Cite this as: Prawesti I, Sari IY, Febrianti S. Animasi Digital Berbasis Tokoh Kearifan Lokal Sebagai Metode Peningkatan Kemandirian Anak dengan Cerebral Palsy. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan. 2021;9(2):283-291. PENDAHULUAN Cerebral Palsy (CP) merupakan disabilitas motorik yang paling umum pada anak. Anak dengan CP memiliki gangguan fungsi motorik pada tungkai bawah dan atas, pergerakan menurun, cacat secara Dunia Keperawatan, Volume 9, Nomor 2, 2021: 283-291 284 intelektual, kondisi kejang, defisit komunikasi, disfagia dan masalah dalam sistem indera (1). Berdasarkan meta analisis yang dilakukan, dari 19 studi yang dikumpulkan, diketahui bahwa prevalensi kejadian CP di dunia adalah 2,11 per 1000 kelahiran hidup (2). Data di Indonesia sendiri, berdasarkan data tahun 2010 kemungkinan anak mengalami CP adalah sebesar 0,9 per 1000 kelahiran hidup. Kecacatan yang dialami oleh anak dengan CP merupakan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara yang dianggap normal bagi manusia pada umumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kemampuan (3). Anak dengan CP tidak dapat mengikuti pola perkembangan normal sebagai akibat dari cedera otak dan gangguan perkembangan (4). Anak dengan disabilitas fisik pada khususnya CP sebagian besar menunjukkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena kesulitan mereka dalam melakukan pergerakan yang disebabkan karena keterbatasan dan kerusakan neurologis (5). Kesulitan yang sering dialami anak adalah pada aktivitas rutin termasuk mandi, aktivitas pagi (menggunakan alat makan saat sarapan, menggunakan baju dan keperluan sekolah atau pergi sekolah secara mandiri), aktivitas siang hari (berganti baju dan melakukan tugas sekolah), waktu makan, meninggalkan rumah, berkumpul bersama keluarga, aktivitas fisik dan rekreasi (6). Pendidikan yang dilakukan untuk anak dengan CP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam kinerja fungsional sehingga mampu menjalankan aktivitas seharihari (4). Pendidikan pada anak dengan CP memerlukan peran serta orang tua, namun peran dan bimbingan orang tua dalam meningkatkan fungsi sehari-hari anak tidak dipahami dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnnya program pendidikan untuk orang tua dalam pelatihan ketrampilan fungsional anak di lingkungan rumah (7). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak mengetahui cara untuk mengajarkan anak dalam perawatan diri dan hanya 17,39% orang tua yang pernah mendapatkan pelatihan tentang perawatan untuk anak dengan CP. Anak membutuhkan bantuan dalam hal makan, berpakaian, mandi dan toileting, sehingga dibutuhkan teknik pelatihan yang tepat bagi anak dengan CP yang tentunya melibatkan orang tua (8). Penelitian yang dilakukan dengan menyediakan pelatihan bagi orang tua terdiri dari materi yang berhubungan dengan pentingnya menggosok gigi, praktik melatih anak cara menggosok gigi dan diskusi yang berlangsung selama 90 menitmemiliki perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dalam kepercayaan diri, sikap dan efikasi diri orang tua. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan pada orang tua dapat meningkatkan kemampuan caring yang tentunya sangat baik bagi anak (9). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh edukasi dengan animasi digital dapat memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemandirian self care:grooming pada anak dengan cerebral palsy.\",\"PeriodicalId\":31690,\"journal\":{\"name\":\"JKP Jurnal Keperawatan Padjajaran\",\"volume\":\"28 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JKP Jurnal Keperawatan Padjajaran\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20527/dk.v9i2.9360\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"Nursing\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JKP Jurnal Keperawatan Padjajaran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/dk.v9i2.9360","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Nursing","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

脑瘫(Cerebral Palsy, CP)是一种运动障碍,伴有认知障碍、沟通障碍、肌肉僵硬、吞咽困难等感觉系统问题的特征。全世界的CP患病率为每1000例活产2.11例,而根据2010年的数据,印度尼西亚的发病率为每1000例活产0.9例。患有CP的儿童经常遇到的困难是日常活动,包括洗澡、吃饭、穿衣服和脱衣服以及其他身体活动。对患有CP的儿童进行教育的目的是提高儿童在功能表现上的独立性,使他们能够进行日常活动。儿童CP的教育需要家长的参与,但家长在提高儿童日常功能方面的作用和指导尚不清楚。这是由于父母在家庭环境中缺乏训练儿童功能技能的教育计划。本研究旨在探讨数位动画教育对CP儿童自理能力的影响。本研究为准实验研究,采用无对照的前测后测设计,抽样方法为共13例CP儿童,采用wilcoxon检验进行分析。结果显示,干预前自我护理梳洗独立性均值为32,38±13,06,干预后均值为33,07±12,13,差异均值为0,69。wilcoxon检验结果p值为0.351,说明通过数字动画教育,儿童在自我护理梳理方面的独立性价值无显著差异。关键词:数字动画,脑瘫,自我护理修饰引用如下:Prawesti I, Sari IY, Febrianti S. Animasi digital Berbasis Tokoh Kearifan本地Sebagai Metode Peningkatan Kemandirian Anak dengan脑瘫[j] .中国农业科学学报,2011;9(2):283-291。脑性麻痹(CP)是一种脑瘫性残疾。《中华人民大学学报》,第9卷,第2期,2021年:284知识分子,kondisi kejang, defiskomunikasi, disfagia dan masalah dalam系统indera (1). Berdasarkan meta分析yang dilakukan, dari 19 studi yang dikumpulkan, diketahui bahwa prevalensi kejadian CP di dunia adalah 2,11 / 1000 kelahiran hidup(2).数据di印度尼西亚sendiri, Berdasarkan数据tahun 2010 kemungkinan anak mengalami CP adalah sebesar 0,9 / 1000 kelahiran hidup。Kecacatan yang dialami oleh anak dengan CP merupakan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara yang dianggap normal bagi manusia pada umumnya, yang sebagian besar disebaban oleh penurunan kemumnan (3). anak dengan CP tidak dapat mengikuti pola perkembangan normal sebagai akibat dari cedera otak dangangguan perkembangan (4). anak dengan disabilitas fisik pada khususnya CP sebagian besar menunjukkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari。【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】(6). Pendidikan yang dilakukan untuk anak dengan CP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam kinerja funsionsehinga mampu menjalankan aktivitas seharihari (4). Pendidikan pada anak dengan CP memlukan peran serta orang tua, namun peran dan bimbingan orang tua dalam meningkatkan fungsi sehari-hari anak tidak dipahami dengan baik。(7).中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:(8). Penelitian yang dilakukan dengan menyediakan pelatihan bagi orang tua terdii dari materi yang berhubungan dengan pentingnya menggosok gigi, praktik melatih anak cara menggosok gigi dan diskusi yang berlangsung selama 90 menitmemiliki perubahan yang signikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dalam kepercayaan diri, sikap dan efikasi diri orang tui。9 . Penelitian ini juga menunjukkan bawa pelatihan yang dilakukan pada orang tua dapat meningkatkan kemampuan care yang tenunya sangat baik bagi anak。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
ANIMASI DIGITAL BERBASIS TOKOH KEARIFAN LOKAL SEBAGAI METODE PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY
Cerebral Palsy (CP) is a motor disability, which is accompanied by characteristics of cognitive impairment, communication deficits, muscle rigidity, dysphagia and other sensory system problems. The prevalence of CP worldwide was 2,11 per 1000 live births, while in Indonesia based on 2010 data the incidence was 0,9 per 1000 live births. Difficulties often experienced by children with CP are routine activities including bathing, eating, wearing and taking off clothes and other physical activities. The aims of education for children with CP is to increase children’s independence in functional performance so that they are able to carry out daily activities. Education in children with CP requires parental participation, but the role and guidance of parents in improving children’s daily functions is not well understood. This is due to the lack of educational programs for parents in training children’s functional skills in the home environment. The purpose of this study was to determine the effect of education using digital animation on the independence of children with CP in self-care grooming. This research is aquasi-experimental study with pre test post test design without control, sampling method is a total population of 13 CP childrens and analysis using wilcoxon test. The result showed that the self-care grooming independence average before the intervention was 32,38±13,06 and after the intervention was 33,07±12,13 so that the mean difference was 0,69. The wilcoxon test result obtain p value 0,351, so there is no significant difference in the value of children’s independence in doing self-care grooming through digital animation education. Key word: digital animation, cerebral palsy, self-care grooming Cite this as: Prawesti I, Sari IY, Febrianti S. Animasi Digital Berbasis Tokoh Kearifan Lokal Sebagai Metode Peningkatan Kemandirian Anak dengan Cerebral Palsy. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan. 2021;9(2):283-291. PENDAHULUAN Cerebral Palsy (CP) merupakan disabilitas motorik yang paling umum pada anak. Anak dengan CP memiliki gangguan fungsi motorik pada tungkai bawah dan atas, pergerakan menurun, cacat secara Dunia Keperawatan, Volume 9, Nomor 2, 2021: 283-291 284 intelektual, kondisi kejang, defisit komunikasi, disfagia dan masalah dalam sistem indera (1). Berdasarkan meta analisis yang dilakukan, dari 19 studi yang dikumpulkan, diketahui bahwa prevalensi kejadian CP di dunia adalah 2,11 per 1000 kelahiran hidup (2). Data di Indonesia sendiri, berdasarkan data tahun 2010 kemungkinan anak mengalami CP adalah sebesar 0,9 per 1000 kelahiran hidup. Kecacatan yang dialami oleh anak dengan CP merupakan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara yang dianggap normal bagi manusia pada umumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kemampuan (3). Anak dengan CP tidak dapat mengikuti pola perkembangan normal sebagai akibat dari cedera otak dan gangguan perkembangan (4). Anak dengan disabilitas fisik pada khususnya CP sebagian besar menunjukkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena kesulitan mereka dalam melakukan pergerakan yang disebabkan karena keterbatasan dan kerusakan neurologis (5). Kesulitan yang sering dialami anak adalah pada aktivitas rutin termasuk mandi, aktivitas pagi (menggunakan alat makan saat sarapan, menggunakan baju dan keperluan sekolah atau pergi sekolah secara mandiri), aktivitas siang hari (berganti baju dan melakukan tugas sekolah), waktu makan, meninggalkan rumah, berkumpul bersama keluarga, aktivitas fisik dan rekreasi (6). Pendidikan yang dilakukan untuk anak dengan CP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam kinerja fungsional sehingga mampu menjalankan aktivitas seharihari (4). Pendidikan pada anak dengan CP memerlukan peran serta orang tua, namun peran dan bimbingan orang tua dalam meningkatkan fungsi sehari-hari anak tidak dipahami dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnnya program pendidikan untuk orang tua dalam pelatihan ketrampilan fungsional anak di lingkungan rumah (7). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak mengetahui cara untuk mengajarkan anak dalam perawatan diri dan hanya 17,39% orang tua yang pernah mendapatkan pelatihan tentang perawatan untuk anak dengan CP. Anak membutuhkan bantuan dalam hal makan, berpakaian, mandi dan toileting, sehingga dibutuhkan teknik pelatihan yang tepat bagi anak dengan CP yang tentunya melibatkan orang tua (8). Penelitian yang dilakukan dengan menyediakan pelatihan bagi orang tua terdiri dari materi yang berhubungan dengan pentingnya menggosok gigi, praktik melatih anak cara menggosok gigi dan diskusi yang berlangsung selama 90 menitmemiliki perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dalam kepercayaan diri, sikap dan efikasi diri orang tua. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan pada orang tua dapat meningkatkan kemampuan caring yang tentunya sangat baik bagi anak (9). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh edukasi dengan animasi digital dapat memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kemandirian self care:grooming pada anak dengan cerebral palsy.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
CiteScore
0.60
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
10 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信