{"title":"Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia (Active Aging) di Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru","authors":"Bayu Afdhal Masril, N. Sari, Jihan Natassa","doi":"10.25311/keskom.vol8.iss2.1034","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dari infeksi ringan sampai berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, ventilasi, kepadatan hunian, asap rokok dan status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat inap Sidomulyo pada bulam Juli-September 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 163 responden secara Proportional simple random sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Hasil peneltian dengan p-value < α = 0,05 menunjukkan bahwa adanya hubungan dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan pengetahuan (p-value = 0,022, OR = 0,464), ventilasi (p-value = 0,024, OR = 0,461), kepadatan hunian (p-value = 0,029, OR = 0,480), asap rokok (p-value = 0,027, OR = 2,114), status gizi (p-value = 0,028, OR = 2,167). Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu kurang baik berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, ventilasi tidak memenuhi syarat berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, kepadatan hunian tidak memenuhi syarat berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, balita yang terpapar asap rokok berpeluang 2,1 kali mengalami ISPA, balita gizi kurang berpeluang 2,1 kali mengalami ISPA. Untuk itu perlu diberikan edukasi kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajar kesehatan masyarakat.","PeriodicalId":32071,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Komunitas Journal of Community Health","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan Komunitas Journal of Community Health","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25311/keskom.vol8.iss2.1034","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
急性呼吸道感染(ISPA)是一种涉及上呼吸道和下呼吸道器官的感染,这种感染会导致各种疾病,从轻微到严重的感染。本研究的目的是了解与急性呼吸道感染有关的知识、通风、居住密度、香烟烟雾和营养状况。这是一个定量的交叉设计研究。该研究的地点是2020年7月至9月期间西多穆莱奥住院诊所的所在地,样本人数为163人。本研究采用问卷调查法检索资料。这项研究的分析是独角兽和双变量。用p-value < I±= 0。05 peneltian结果表明依恋与急性呼吸道感染(抗生素)知识(p-value = 0.022, OR = 0.464),通风(p-value = 0.024入住率或= 0.461),密度(p-value = 0.029, OR = 0.480)、(p-value = 0.027烟或= 2,114)、营养状况(p-value = 0.028, OR = 2,167)。妈妈就可以推断知识通风不好偶然0.4次监狱经历了抗生素治疗,没有资格机会0.4次监狱经历了抗生素治疗,入住率密度不合格偶然0.4次监狱经历了抗生素治疗,蹒跚学步的孩子接触二手烟的机会2.1次经历了抗生素治疗,经历了抗生素治疗幼儿营养有机会2.1倍。因此,必须对社会进行教育,以促进公共卫生。
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia (Active Aging) di Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dari infeksi ringan sampai berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, ventilasi, kepadatan hunian, asap rokok dan status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat inap Sidomulyo pada bulam Juli-September 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 163 responden secara Proportional simple random sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Hasil peneltian dengan p-value < α = 0,05 menunjukkan bahwa adanya hubungan dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan pengetahuan (p-value = 0,022, OR = 0,464), ventilasi (p-value = 0,024, OR = 0,461), kepadatan hunian (p-value = 0,029, OR = 0,480), asap rokok (p-value = 0,027, OR = 2,114), status gizi (p-value = 0,028, OR = 2,167). Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu kurang baik berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, ventilasi tidak memenuhi syarat berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, kepadatan hunian tidak memenuhi syarat berpeluang 0,4 kali balitanya mengalami ISPA, balita yang terpapar asap rokok berpeluang 2,1 kali mengalami ISPA, balita gizi kurang berpeluang 2,1 kali mengalami ISPA. Untuk itu perlu diberikan edukasi kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajar kesehatan masyarakat.