Sri Linuwih Menaldi, Rosdeni Arifin, T. Gondhowiardjo
{"title":"在Tangerang区,麻风病患者的眼部异常普遍","authors":"Sri Linuwih Menaldi, Rosdeni Arifin, T. Gondhowiardjo","doi":"10.33820/MDVI.V45I2.13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keterlibatan mata pada penyakit kusta sering terjadi dan masih merupakan masalah kesehatan yang serius, namun hanya sedikit data yang dipublikasikan. Kelainan mata akibat penyakit kusta dapat menyebabkan kebutaan dan termasuk cacat tingkat dua yang dapat mengganggu produktivitas pasien kusta setelah kecacatan pada ekstremitasnya. Kelainan mata ekstraokuler yang dapat terjadi berupa madarosis dan lagoftalmos, yang mudah didiagnosis oleh petugas kesehatan atau dokter yang bukan dokter spesialis mata. Komplikasi intraokuler yang dapat menyebabkan kebutaan secara langsung adalah katarak, uveitis, dan glaukoma. Tujuan survei pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan data komplikasi pada mata akibat infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae), dan untuk digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut. Hasil survei yang dilakukan di pemukiman sekitar wilayah RS Sitanala Tangerang, ditemukan kelainan katarak menduduki prevalensi tertinggi yaitu 24,68%, diikuti oleh uveitis dengan prevalensi 23,41% dan 13,92% ditemukan uveitis bilateral. Pemeriksaan kelainan mata seyogianya dilakukan oleh dokter spesialis mata yang kompeten di bidangnya. Dengan demikian tata laksana kasus kusta dapat dilakukan terintegrasi, sehingga kebutaan dapat dicegah lebih dini.","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Prevalensi Kelainan Mata Pada Pasien Kusta di Suatu Wilayah Pemukiman Kusta di Tangerang\",\"authors\":\"Sri Linuwih Menaldi, Rosdeni Arifin, T. Gondhowiardjo\",\"doi\":\"10.33820/MDVI.V45I2.13\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Keterlibatan mata pada penyakit kusta sering terjadi dan masih merupakan masalah kesehatan yang serius, namun hanya sedikit data yang dipublikasikan. Kelainan mata akibat penyakit kusta dapat menyebabkan kebutaan dan termasuk cacat tingkat dua yang dapat mengganggu produktivitas pasien kusta setelah kecacatan pada ekstremitasnya. Kelainan mata ekstraokuler yang dapat terjadi berupa madarosis dan lagoftalmos, yang mudah didiagnosis oleh petugas kesehatan atau dokter yang bukan dokter spesialis mata. Komplikasi intraokuler yang dapat menyebabkan kebutaan secara langsung adalah katarak, uveitis, dan glaukoma. Tujuan survei pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan data komplikasi pada mata akibat infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae), dan untuk digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut. Hasil survei yang dilakukan di pemukiman sekitar wilayah RS Sitanala Tangerang, ditemukan kelainan katarak menduduki prevalensi tertinggi yaitu 24,68%, diikuti oleh uveitis dengan prevalensi 23,41% dan 13,92% ditemukan uveitis bilateral. Pemeriksaan kelainan mata seyogianya dilakukan oleh dokter spesialis mata yang kompeten di bidangnya. Dengan demikian tata laksana kasus kusta dapat dilakukan terintegrasi, sehingga kebutaan dapat dicegah lebih dini.\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-05-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/MDVI.V45I2.13\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/MDVI.V45I2.13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Prevalensi Kelainan Mata Pada Pasien Kusta di Suatu Wilayah Pemukiman Kusta di Tangerang
Keterlibatan mata pada penyakit kusta sering terjadi dan masih merupakan masalah kesehatan yang serius, namun hanya sedikit data yang dipublikasikan. Kelainan mata akibat penyakit kusta dapat menyebabkan kebutaan dan termasuk cacat tingkat dua yang dapat mengganggu produktivitas pasien kusta setelah kecacatan pada ekstremitasnya. Kelainan mata ekstraokuler yang dapat terjadi berupa madarosis dan lagoftalmos, yang mudah didiagnosis oleh petugas kesehatan atau dokter yang bukan dokter spesialis mata. Komplikasi intraokuler yang dapat menyebabkan kebutaan secara langsung adalah katarak, uveitis, dan glaukoma. Tujuan survei pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan data komplikasi pada mata akibat infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae), dan untuk digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut. Hasil survei yang dilakukan di pemukiman sekitar wilayah RS Sitanala Tangerang, ditemukan kelainan katarak menduduki prevalensi tertinggi yaitu 24,68%, diikuti oleh uveitis dengan prevalensi 23,41% dan 13,92% ditemukan uveitis bilateral. Pemeriksaan kelainan mata seyogianya dilakukan oleh dokter spesialis mata yang kompeten di bidangnya. Dengan demikian tata laksana kasus kusta dapat dilakukan terintegrasi, sehingga kebutaan dapat dicegah lebih dini.