{"title":"猫死于feline panleukopenia病毒感染","authors":"Ni Wayan Helpina Widyasanti, I. Putra","doi":"10.29244/avl.7.1.9-10","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Feline panleukopenia virus (FPV) yang menginfeksi kucing dalam keadaan bunting diketahui dapat mengakibatkan abortus, mumifikasi fetus, kematian fetus dini dan resorption fetus. Kucing domestik betina berumur 7 bulan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan gejala muntah, diare, lemas dan tidak mau makan. Pemeriksaan ultrasonografi terlihat 5 fetus dalam keadaan hidup dengan usia kebuntingan 39,7 ± 2 hari. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi leukopenia, anemia makrositik hipokromik dan trombositopenia. Rapid test kit antigen FPV menunjukkan hasil positif. Terapi dalam kasus ini dibagi dalam 2 tahap yaitu pengobatan injeksi selama 3 hari yaitu antibiotik, antiemetik, ATP dan multivitamin. Kucing mengalami abortus pada hari ke-2 dan ke-3 sehingga dilanjutkan dengan terapi oral selama 7 hari yaitu antibiotik, antiprotozoa cefadroxil, metronidazole, adsorben dan emolien serta multivitamin. Terapi cairan ringer laktat diberikan selama 5 hari bersamaan dengan pakan pemulihan. Proses pemulihan ditandai dengan tidak ada muntah dan mulai ada nafsu makan pada hari ke-3. Feses sudah berbentuk semisolid pada skor 5 (skala 1-7) pada hari ke-6. Kucing sudah dapat dibawa pulang oleh pemilik dan dilanjutkan rawat jalan dengan terapi obat oral. Tujuh hari setelah rawat jalan kucing telah dinyatakan sembuh.","PeriodicalId":8407,"journal":{"name":"ARSHI Veterinary Letters","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Abortus pada kucing akibat infeksi feline panleukopenia virus\",\"authors\":\"Ni Wayan Helpina Widyasanti, I. Putra\",\"doi\":\"10.29244/avl.7.1.9-10\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Feline panleukopenia virus (FPV) yang menginfeksi kucing dalam keadaan bunting diketahui dapat mengakibatkan abortus, mumifikasi fetus, kematian fetus dini dan resorption fetus. Kucing domestik betina berumur 7 bulan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan gejala muntah, diare, lemas dan tidak mau makan. Pemeriksaan ultrasonografi terlihat 5 fetus dalam keadaan hidup dengan usia kebuntingan 39,7 ± 2 hari. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi leukopenia, anemia makrositik hipokromik dan trombositopenia. Rapid test kit antigen FPV menunjukkan hasil positif. Terapi dalam kasus ini dibagi dalam 2 tahap yaitu pengobatan injeksi selama 3 hari yaitu antibiotik, antiemetik, ATP dan multivitamin. Kucing mengalami abortus pada hari ke-2 dan ke-3 sehingga dilanjutkan dengan terapi oral selama 7 hari yaitu antibiotik, antiprotozoa cefadroxil, metronidazole, adsorben dan emolien serta multivitamin. Terapi cairan ringer laktat diberikan selama 5 hari bersamaan dengan pakan pemulihan. Proses pemulihan ditandai dengan tidak ada muntah dan mulai ada nafsu makan pada hari ke-3. Feses sudah berbentuk semisolid pada skor 5 (skala 1-7) pada hari ke-6. Kucing sudah dapat dibawa pulang oleh pemilik dan dilanjutkan rawat jalan dengan terapi obat oral. Tujuh hari setelah rawat jalan kucing telah dinyatakan sembuh.\",\"PeriodicalId\":8407,\"journal\":{\"name\":\"ARSHI Veterinary Letters\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"ARSHI Veterinary Letters\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29244/avl.7.1.9-10\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ARSHI Veterinary Letters","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/avl.7.1.9-10","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Abortus pada kucing akibat infeksi feline panleukopenia virus
Feline panleukopenia virus (FPV) yang menginfeksi kucing dalam keadaan bunting diketahui dapat mengakibatkan abortus, mumifikasi fetus, kematian fetus dini dan resorption fetus. Kucing domestik betina berumur 7 bulan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan gejala muntah, diare, lemas dan tidak mau makan. Pemeriksaan ultrasonografi terlihat 5 fetus dalam keadaan hidup dengan usia kebuntingan 39,7 ± 2 hari. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi leukopenia, anemia makrositik hipokromik dan trombositopenia. Rapid test kit antigen FPV menunjukkan hasil positif. Terapi dalam kasus ini dibagi dalam 2 tahap yaitu pengobatan injeksi selama 3 hari yaitu antibiotik, antiemetik, ATP dan multivitamin. Kucing mengalami abortus pada hari ke-2 dan ke-3 sehingga dilanjutkan dengan terapi oral selama 7 hari yaitu antibiotik, antiprotozoa cefadroxil, metronidazole, adsorben dan emolien serta multivitamin. Terapi cairan ringer laktat diberikan selama 5 hari bersamaan dengan pakan pemulihan. Proses pemulihan ditandai dengan tidak ada muntah dan mulai ada nafsu makan pada hari ke-3. Feses sudah berbentuk semisolid pada skor 5 (skala 1-7) pada hari ke-6. Kucing sudah dapat dibawa pulang oleh pemilik dan dilanjutkan rawat jalan dengan terapi obat oral. Tujuh hari setelah rawat jalan kucing telah dinyatakan sembuh.