{"title":"传统意义上的胡子胡子","authors":"M. Mahmudi","doi":"10.21043/riwayah.v3i2.3744","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Jurnal ini menunjukkan bahwa hadis hendaknya tidak selalu dipahami secara tekstual, namun memperhatikan sosio-historis dan konteks hadis tersebut. Kesimpulan ini menjawab pemahaman hadis tentang salah satu identitas Muslim yang membedakan dengan umat lain, yaitu memelihara jenggot. Pemeliharahaan jenggot dalam konteks kekinian tidaklah menjadi satu-satunya identitas Muslim sebagaimana pada masa awal Islam, jenggot telah menjadi trend fashion yang dilakukan oleh siapapun tanpa melihat ada nilai teologis atau tidak. Beberapa ulama hadis berbeda pendapat dalam memahami hadis memelihara jenggot. Pertama ulama yang memahami hadis tersebut secara tekstual, seperti Nasīr al-Dīn al-Albanī, Abū Muḥammad bin Ḥazm, Abd Al-Azīz bin Abd Allāh bin Bāz. Mereka berpendapat memelihara jenggot merupakan perintah Nabi Muhammad saw. yang harus dilaksanakan dan merupakan bagian dari sunnah. Kedua ulama yang memahami hadis tersebut secara kontekstual, seperti al-Syarbasī, al-Qaradāwī, dan Syuhudi Ismail. Mereka berpendapat memelihara jenggot pada hadis tersebut merupakan anjuran dan bukan merupakan perintah. Penulis menggunakan teori pemahaman teks, double movement Fazlur Rahman, dalam memahami hadis memelihara jenggot dalam konteks kekinian. Pendekatan sosio-historis juga penulis gunakan untuk menemukan makna konteks ketika hadis tersebut muncul, kemudian penulis korelasikan dengan konteks kekinian.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Pemahaman Hadis Tentang Memelihara Jenggot dalam Konteks Kekinian\",\"authors\":\"M. Mahmudi\",\"doi\":\"10.21043/riwayah.v3i2.3744\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Jurnal ini menunjukkan bahwa hadis hendaknya tidak selalu dipahami secara tekstual, namun memperhatikan sosio-historis dan konteks hadis tersebut. Kesimpulan ini menjawab pemahaman hadis tentang salah satu identitas Muslim yang membedakan dengan umat lain, yaitu memelihara jenggot. Pemeliharahaan jenggot dalam konteks kekinian tidaklah menjadi satu-satunya identitas Muslim sebagaimana pada masa awal Islam, jenggot telah menjadi trend fashion yang dilakukan oleh siapapun tanpa melihat ada nilai teologis atau tidak. Beberapa ulama hadis berbeda pendapat dalam memahami hadis memelihara jenggot. Pertama ulama yang memahami hadis tersebut secara tekstual, seperti Nasīr al-Dīn al-Albanī, Abū Muḥammad bin Ḥazm, Abd Al-Azīz bin Abd Allāh bin Bāz. Mereka berpendapat memelihara jenggot merupakan perintah Nabi Muhammad saw. yang harus dilaksanakan dan merupakan bagian dari sunnah. Kedua ulama yang memahami hadis tersebut secara kontekstual, seperti al-Syarbasī, al-Qaradāwī, dan Syuhudi Ismail. Mereka berpendapat memelihara jenggot pada hadis tersebut merupakan anjuran dan bukan merupakan perintah. Penulis menggunakan teori pemahaman teks, double movement Fazlur Rahman, dalam memahami hadis memelihara jenggot dalam konteks kekinian. Pendekatan sosio-historis juga penulis gunakan untuk menemukan makna konteks ketika hadis tersebut muncul, kemudian penulis korelasikan dengan konteks kekinian.\",\"PeriodicalId\":31822,\"journal\":{\"name\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-04-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i2.3744\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i2.3744","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
《华尔街日报》指出,圣训不应该总是被文本理解,而是考虑到社会历史和圣训的背景。这一结论回答了伊斯兰教对胡子区别于其他民族的一种不同身份的圣训理解。在世俗的背景下,维护胡子并不像伊斯兰教早期那样是唯一的穆斯林身份,它已经成为一种流行趋势,任何人都不需要看任何神学价值。一些圣训的神职人员在理解留胡子方面存在分歧。首先理解这些圣训在文本上的学者,如Nas al-Dīrīn al-Albanī,AbūMuḥammad binḤazm, Abd Al-Az本Abd所有本Bāhīzāz。他们认为蓄胡子是先知(愿和平与祝福降临到他身上)的命令。这是必须执行的,是逊尼派的一部分。第二上下文理解这些圣训的学者,如al-Syarbasī,al-Qaradāwī,Syuhudi伊斯梅尔。他们认为在这样的圣训上留胡子是一种鼓励,而不是一种命令。作者使用文本理解理论,双重运动法扎尔·拉赫曼,理解在流行背景下蓄胡子。社会历史方法也是作者用来发现圣训出现时的上下文意义的方法,然后作者与世俗背景相关联。
Pemahaman Hadis Tentang Memelihara Jenggot dalam Konteks Kekinian
Jurnal ini menunjukkan bahwa hadis hendaknya tidak selalu dipahami secara tekstual, namun memperhatikan sosio-historis dan konteks hadis tersebut. Kesimpulan ini menjawab pemahaman hadis tentang salah satu identitas Muslim yang membedakan dengan umat lain, yaitu memelihara jenggot. Pemeliharahaan jenggot dalam konteks kekinian tidaklah menjadi satu-satunya identitas Muslim sebagaimana pada masa awal Islam, jenggot telah menjadi trend fashion yang dilakukan oleh siapapun tanpa melihat ada nilai teologis atau tidak. Beberapa ulama hadis berbeda pendapat dalam memahami hadis memelihara jenggot. Pertama ulama yang memahami hadis tersebut secara tekstual, seperti Nasīr al-Dīn al-Albanī, Abū Muḥammad bin Ḥazm, Abd Al-Azīz bin Abd Allāh bin Bāz. Mereka berpendapat memelihara jenggot merupakan perintah Nabi Muhammad saw. yang harus dilaksanakan dan merupakan bagian dari sunnah. Kedua ulama yang memahami hadis tersebut secara kontekstual, seperti al-Syarbasī, al-Qaradāwī, dan Syuhudi Ismail. Mereka berpendapat memelihara jenggot pada hadis tersebut merupakan anjuran dan bukan merupakan perintah. Penulis menggunakan teori pemahaman teks, double movement Fazlur Rahman, dalam memahami hadis memelihara jenggot dalam konteks kekinian. Pendekatan sosio-historis juga penulis gunakan untuk menemukan makna konteks ketika hadis tersebut muncul, kemudian penulis korelasikan dengan konteks kekinian.