教育组织者在提供科学学习方面的学校经验包容性

Jamil Suprihatiningrum
{"title":"教育组织者在提供科学学习方面的学校经验包容性","authors":"Jamil Suprihatiningrum","doi":"10.14421/ijds.080203","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article focuses on the investigations towards challenges and obstacles faced by Schools Providing Inclusive Education (SPIE) in creating inclusive science learning for students with disabilities. Under the qualitative research lense, three SPIE (Sekolah Mutiara, Permata and Berlian) in the Special Province of Yogyakarta were involved and thirteen respondents (principals, science teachers, support teachers) were selected through purposive sampling technique. Data were collected by in-depth interviews and followed by a Focus Group Discussion (FGD) with six science teachers. Collected data were then analyzed through coding, categorization, and four themes were generated. The findings show that types of disabilities possessed by students are very diverse, so that teachers need more effort and time to manage class. Support for the teachers and science learning media were limited. Another finding shows that contradictions between policies on inclusive education resulted in the confusion of implementing inclusive education in school level.\nArtikel ini membahas tantangan dan hambatan yang ditemui oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dalam menyediakan pembelajaran sains untuk siswa difabel. Tiga SPPI di Daerah Istimewa Yogyakarta dicakup dalam penelitian ini, dengan tiga belas responden yang terdiri atas kepala sekolah, guru sains, guru pendamping kelas (GPK). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam guru sains. Hasil analisis data menunjukkan di ketiga SPPI, variasi tipe dan jenis disabilitas yang dimiliki oleh siswa sangat beragam, sehingga guru membutuhkan tenaga dan waktu lebih banyak untuk mengelola pembelajaran. Daya dukung sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan terutama di area jumlah GPK dan media pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan jenis disabilitas tertentu. Sekolah Berlian menunjukkan iklim pembelajaran yang lebih inklusif dibanding yang lain. Ditemukan adanya kontradiksi antar-kebijakan pemerintah mengenai pendidikan inklusif, yang mengakibatkan pelaksana pendidikan inklusif di sekolah mengalami kebingungan.","PeriodicalId":55820,"journal":{"name":"INKLUSI Journal of Disability Studies","volume":"192 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Pengalaman Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif dalam Menyediakan Pembelajaran Sains\",\"authors\":\"Jamil Suprihatiningrum\",\"doi\":\"10.14421/ijds.080203\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article focuses on the investigations towards challenges and obstacles faced by Schools Providing Inclusive Education (SPIE) in creating inclusive science learning for students with disabilities. Under the qualitative research lense, three SPIE (Sekolah Mutiara, Permata and Berlian) in the Special Province of Yogyakarta were involved and thirteen respondents (principals, science teachers, support teachers) were selected through purposive sampling technique. Data were collected by in-depth interviews and followed by a Focus Group Discussion (FGD) with six science teachers. Collected data were then analyzed through coding, categorization, and four themes were generated. The findings show that types of disabilities possessed by students are very diverse, so that teachers need more effort and time to manage class. Support for the teachers and science learning media were limited. Another finding shows that contradictions between policies on inclusive education resulted in the confusion of implementing inclusive education in school level.\\nArtikel ini membahas tantangan dan hambatan yang ditemui oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dalam menyediakan pembelajaran sains untuk siswa difabel. Tiga SPPI di Daerah Istimewa Yogyakarta dicakup dalam penelitian ini, dengan tiga belas responden yang terdiri atas kepala sekolah, guru sains, guru pendamping kelas (GPK). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam guru sains. Hasil analisis data menunjukkan di ketiga SPPI, variasi tipe dan jenis disabilitas yang dimiliki oleh siswa sangat beragam, sehingga guru membutuhkan tenaga dan waktu lebih banyak untuk mengelola pembelajaran. Daya dukung sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan terutama di area jumlah GPK dan media pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan jenis disabilitas tertentu. Sekolah Berlian menunjukkan iklim pembelajaran yang lebih inklusif dibanding yang lain. Ditemukan adanya kontradiksi antar-kebijakan pemerintah mengenai pendidikan inklusif, yang mengakibatkan pelaksana pendidikan inklusif di sekolah mengalami kebingungan.\",\"PeriodicalId\":55820,\"journal\":{\"name\":\"INKLUSI Journal of Disability Studies\",\"volume\":\"192 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-01-17\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"INKLUSI Journal of Disability Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/ijds.080203\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INKLUSI Journal of Disability Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/ijds.080203","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

本文重点研究了学校提供全纳教育(SPIE)在为残疾学生创造全纳科学学习方面所面临的挑战和障碍。在质性研究视角下,以日惹特别省的3个SPIE (Sekolah Mutiara, Permata和Berlian)为研究对象,通过有目的抽样技术选择13名受访者(校长、科学教师、辅助教师)。通过深度访谈收集数据,随后与6名科学教师进行焦点小组讨论(FGD)。然后对收集到的数据进行编码、分类分析,生成四个主题。研究结果表明,学生的残疾类型非常多样化,因此教师需要更多的精力和时间来管理课堂。对教师和科学学习媒体的支持是有限的。另一项研究发现,全纳教育政策之间的矛盾导致了学校层面实施全纳教育的混乱。Artikel ini成员bahas tantanangan dan hambatan yang ditemui oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dalam menyediakan pembelajaran sains untuk siswa difabel。Tiga SPPI di Daerah Istimewa日惹dicakup dalam penelitian ini, dengan Tiga belas responden yang terdiri atas kepala sekolah, guru sains, guru pendamping kelas (GPK)。数据dikumpulkan dengan wawancara mendalam和焦点小组讨论(FGD) bersama guru sains。Hasil分析数据menunjukkan di ketiga SPPI,不同类型的dan jenis残疾是yang dimiliki oleh siswa sangat beragam, sehinga guru membutuhkan tenaga dan waktu lebih banyak untuk mengelola pembelajaran。达亚dukung sekolah masiah kurang danperlu ditingkatkan terutama di area jumlah GPK danmedia pembelajaran yang sessuai untuk sisengan dandani残障人士。Sekolah Berlian menunjukkan iklim pembelajaran yang lebih inklusif dibanding yang lain。【中文翻译】:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pengalaman Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif dalam Menyediakan Pembelajaran Sains
This article focuses on the investigations towards challenges and obstacles faced by Schools Providing Inclusive Education (SPIE) in creating inclusive science learning for students with disabilities. Under the qualitative research lense, three SPIE (Sekolah Mutiara, Permata and Berlian) in the Special Province of Yogyakarta were involved and thirteen respondents (principals, science teachers, support teachers) were selected through purposive sampling technique. Data were collected by in-depth interviews and followed by a Focus Group Discussion (FGD) with six science teachers. Collected data were then analyzed through coding, categorization, and four themes were generated. The findings show that types of disabilities possessed by students are very diverse, so that teachers need more effort and time to manage class. Support for the teachers and science learning media were limited. Another finding shows that contradictions between policies on inclusive education resulted in the confusion of implementing inclusive education in school level. Artikel ini membahas tantangan dan hambatan yang ditemui oleh Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) dalam menyediakan pembelajaran sains untuk siswa difabel. Tiga SPPI di Daerah Istimewa Yogyakarta dicakup dalam penelitian ini, dengan tiga belas responden yang terdiri atas kepala sekolah, guru sains, guru pendamping kelas (GPK). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam guru sains. Hasil analisis data menunjukkan di ketiga SPPI, variasi tipe dan jenis disabilitas yang dimiliki oleh siswa sangat beragam, sehingga guru membutuhkan tenaga dan waktu lebih banyak untuk mengelola pembelajaran. Daya dukung sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan terutama di area jumlah GPK dan media pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan jenis disabilitas tertentu. Sekolah Berlian menunjukkan iklim pembelajaran yang lebih inklusif dibanding yang lain. Ditemukan adanya kontradiksi antar-kebijakan pemerintah mengenai pendidikan inklusif, yang mengakibatkan pelaksana pendidikan inklusif di sekolah mengalami kebingungan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信