{"title":"阿拉丁故事中伊斯兰价值观的转变:《天方夜谭》与迪士尼动画电影的比较","authors":"Mundi Rahayu, Irwan Abdullah, Wening Udasmoro","doi":"10.18860/EL.V17I1.3085","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study compares the folktale “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp” from the Arabian Nights, and the animated film produced by Walt Disney Feature Animation under the title “Aladdin” (1992). The story of Disney’s animated film “Aladdin” is based on the “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” The comparison of the two is focused on the aspect of Islamic values, its shifts and changes in the animated film Aladdin. The study applies Fairclough’s Critical Discourse Analysis, by applying the three stages of analysis. The first level is micro level, on the language practice. In the second level, mezo level, discusses the discourse practice that covers the intertextuality that explore the production and consumption of text as the reference in delivering the ideas. In the third level, macro level, it interprets the social context of particular events. The finding shows that there is a change of discourse of Islamic value which is strongly expressed in the origiinal Aladdin story of “Arabian Nights” especiallly the important role of family. On the other hand, in the animated film Aladdin, remove the discourse of Islamic value and change it into the discourse of freedom. Artikel ini membandingkan dua cerita Aladdin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Arabian Nights dengan judul cerita “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp,” dengan film animasi produksi Walt Disney Feature Animation dengan judul “Aladdin” (1992). Cerita Aladdin dalam film animasi ini didasarkan pada cerita“The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” Perbandingan ini difokuskan pada aspek nilai-nilai Islam, pergeseran dan perubahan yang terjadi pada film animasi Aladdin. Studi ini menerapkan Analisis Wacana Kritis Fairclough dengan menerapkan tiga tingkatan analisis. Tingkatan pertama adalah analisis mikro atau aspek bahasa. Pada tingkatan kedua adalah tingkatan mezo, yang menganalisis praktik wacana yang mencakup intertekstualitas yang mengeksplorasi produksi dan konsumsi teks referensi atas suatu gagasan. Pada tataran ketiga, tataran makro analisis difokuskan pada konteks sosial dari suatu peristiwa naratif tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pergeseran dan perubahan nilai-nilai Islam yang dalam cerita Aladdin. Dalam “Arabian Nights” cerita Aladdin sangat menonjolkan wacana nilai Islam terutama dalam hal peran penting keluarga, sedangkan dalam film animasi Aladdin wacana yang menonjol adalah nilai kebebasan.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"17 1","pages":"52-70"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Pergeseran nilai-nilai Islam dalam cerita Aladdin: Perbandingan “Arabian Nights” dan film animasi Disney\",\"authors\":\"Mundi Rahayu, Irwan Abdullah, Wening Udasmoro\",\"doi\":\"10.18860/EL.V17I1.3085\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This study compares the folktale “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp” from the Arabian Nights, and the animated film produced by Walt Disney Feature Animation under the title “Aladdin” (1992). The story of Disney’s animated film “Aladdin” is based on the “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” The comparison of the two is focused on the aspect of Islamic values, its shifts and changes in the animated film Aladdin. The study applies Fairclough’s Critical Discourse Analysis, by applying the three stages of analysis. The first level is micro level, on the language practice. In the second level, mezo level, discusses the discourse practice that covers the intertextuality that explore the production and consumption of text as the reference in delivering the ideas. In the third level, macro level, it interprets the social context of particular events. The finding shows that there is a change of discourse of Islamic value which is strongly expressed in the origiinal Aladdin story of “Arabian Nights” especiallly the important role of family. On the other hand, in the animated film Aladdin, remove the discourse of Islamic value and change it into the discourse of freedom. Artikel ini membandingkan dua cerita Aladdin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Arabian Nights dengan judul cerita “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp,” dengan film animasi produksi Walt Disney Feature Animation dengan judul “Aladdin” (1992). Cerita Aladdin dalam film animasi ini didasarkan pada cerita“The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” Perbandingan ini difokuskan pada aspek nilai-nilai Islam, pergeseran dan perubahan yang terjadi pada film animasi Aladdin. Studi ini menerapkan Analisis Wacana Kritis Fairclough dengan menerapkan tiga tingkatan analisis. Tingkatan pertama adalah analisis mikro atau aspek bahasa. Pada tingkatan kedua adalah tingkatan mezo, yang menganalisis praktik wacana yang mencakup intertekstualitas yang mengeksplorasi produksi dan konsumsi teks referensi atas suatu gagasan. Pada tataran ketiga, tataran makro analisis difokuskan pada konteks sosial dari suatu peristiwa naratif tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pergeseran dan perubahan nilai-nilai Islam yang dalam cerita Aladdin. Dalam “Arabian Nights” cerita Aladdin sangat menonjolkan wacana nilai Islam terutama dalam hal peran penting keluarga, sedangkan dalam film animasi Aladdin wacana yang menonjol adalah nilai kebebasan.\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"52-70\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2015-01-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.3085\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.3085","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
本研究比较了民间故事《天方夜谭》中的《阿拉丁与神灯的故事》和迪斯尼动画公司制作的动画电影《阿拉丁》(1992)。迪士尼动画电影《阿拉丁》的故事改编自《阿拉丁与神灯的故事》。两者的比较集中在伊斯兰价值观方面,它在动画电影阿拉丁的转变和变化。本文运用费尔克劳的批评语篇分析法,分三个阶段进行分析。第一个层面是微观层面,关于语言的实践。在第二个层次,中间层次,讨论涵盖互文性的话语实践,探索作为传递思想参考的文本的生产和消费。在第三个层面,即宏观层面,它解释特定事件的社会背景。这一发现表明,在《一千零一夜》的阿拉丁故事中,伊斯兰价值观的话语发生了变化,特别是家庭的重要作用得到了强烈的表达。另一方面,在动画电影《阿拉丁》中,去掉了伊斯兰价值观的话语,变成了自由的话语。Artikel ini membandingkan dua cerita阿拉丁杨diiterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi阿拉伯之夜邓根judul cerita《阿拉丁与神灯的故事》,邓根电影动画制作沃尔特迪斯尼长片动画邓根judul“阿拉丁”(1992)。《阿拉丁与神灯的故事》Perbandingan ini difokuskan pada说nilai-nilai伊斯兰教,pergeseran danperubahan yang terjadi pada电影animasi阿拉丁。研究与分析:研究与分析:研究与分析:研究与分析廷加丹语的词性语言分析。帕丁加坦克杜阿达拉克加坦mezo,杨孟加坦praktik wacana杨孟加坦intertekstualitas杨孟加坦splorasproducksi和konsumsi teks参考资料在suatu gagasan。中国社会经济的发展与发展,中国社会经济的发展与发展,中国社会经济的发展与发展。哈西尔分析menunjukkan bahwa ada pergeseran dan perubahan nilai-nilai伊斯兰教yang dalam cerita阿拉丁。Dalam“天方夜谭”cerita阿拉丁sangat menonjolkan wacana nilai伊斯兰terutama Dalam hal peran penting keluarga, sedangkan Dalam电影animasi阿拉丁wacana yang menonjoll adalah nilai kebebasan。
Pergeseran nilai-nilai Islam dalam cerita Aladdin: Perbandingan “Arabian Nights” dan film animasi Disney
This study compares the folktale “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp” from the Arabian Nights, and the animated film produced by Walt Disney Feature Animation under the title “Aladdin” (1992). The story of Disney’s animated film “Aladdin” is based on the “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” The comparison of the two is focused on the aspect of Islamic values, its shifts and changes in the animated film Aladdin. The study applies Fairclough’s Critical Discourse Analysis, by applying the three stages of analysis. The first level is micro level, on the language practice. In the second level, mezo level, discusses the discourse practice that covers the intertextuality that explore the production and consumption of text as the reference in delivering the ideas. In the third level, macro level, it interprets the social context of particular events. The finding shows that there is a change of discourse of Islamic value which is strongly expressed in the origiinal Aladdin story of “Arabian Nights” especiallly the important role of family. On the other hand, in the animated film Aladdin, remove the discourse of Islamic value and change it into the discourse of freedom. Artikel ini membandingkan dua cerita Aladdin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Arabian Nights dengan judul cerita “The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp,” dengan film animasi produksi Walt Disney Feature Animation dengan judul “Aladdin” (1992). Cerita Aladdin dalam film animasi ini didasarkan pada cerita“The Story of Aladdin and the Wonderful Lamp.” Perbandingan ini difokuskan pada aspek nilai-nilai Islam, pergeseran dan perubahan yang terjadi pada film animasi Aladdin. Studi ini menerapkan Analisis Wacana Kritis Fairclough dengan menerapkan tiga tingkatan analisis. Tingkatan pertama adalah analisis mikro atau aspek bahasa. Pada tingkatan kedua adalah tingkatan mezo, yang menganalisis praktik wacana yang mencakup intertekstualitas yang mengeksplorasi produksi dan konsumsi teks referensi atas suatu gagasan. Pada tataran ketiga, tataran makro analisis difokuskan pada konteks sosial dari suatu peristiwa naratif tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pergeseran dan perubahan nilai-nilai Islam yang dalam cerita Aladdin. Dalam “Arabian Nights” cerita Aladdin sangat menonjolkan wacana nilai Islam terutama dalam hal peran penting keluarga, sedangkan dalam film animasi Aladdin wacana yang menonjol adalah nilai kebebasan.