宗教领袖的妇女:基督教经验

A. N. Natar
{"title":"宗教领袖的妇女:基督教经验","authors":"A. N. Natar","doi":"10.14421/musawa.2019.182.133-147","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saat ini perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan. Negara Indonesia pernah dipimpin oleh presiden perempuan dan saat ini kaum perempuan juga ada yang menjabat sebagai walikota, bupati, camat dan kepala desa di beberapa daerah. Mereka juga mengisi kursi-kursi di badan legislatif dan menjabat sebagai pimpinan di lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Memang harus diakui bahwa jumlah mereka belum sebanyak laki-laki dan ini tentunya menjadi tantangan ke depan. Tantangan yang terbesar selalu berasal dari agama dan budaya. Agama dan budaya yang patriarkhi ini juga didukung dengan konsep politik yang patriarki, feodalistis & berwarna maskulin, di mana kekuasaan politik ada pada laki-laki, yang akan mengambil keputusan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Kondisi perempuan dalam kepemimpinan gereja nampak tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan dalam bidang politik dan masyarakat. Kendati mayoritas warga jemaat di gereja adalah perempuan, namun mereka lebih banyak bertindak sebagai pelaksana keputusan dan kurang terlibat dalam pembuatan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, maka paper ini akan mengulas tentang kepemimpinan perempuan Kristen di Indonesia dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari ajaran gereja, budaya, dan perempuan sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan Indonesia saat ini. Tulisan ini akan dibahas dengan menggunakan teori gender dengan pendekatan teologi feminis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian literatur.[Nowadays the number of women who become leaders have increased in almost every aspects of life. Indonesia was once led by a female president and a lot of women serves as mayors, regents, sub-district heads and village heads in several areas. Though not as many as the men, women also get position in the legislature and serve as leaders in government institutions and companies. However, among religious institution, especially in the church, getting the highest position is kind of challenging for women. Supported by the concept of a patriarchal, feudalistic & masculine political concept, where political power is on men, women are difficult to get position as the leaders of the Churches. Although majority of church members are women, they are less involved in decision making. In this regard, this paper will review the leadership of Christian women in Indonesia by looking at the challenges and opportunities that exist both from the teachings of the church, culture, and women themselves. This paper will be discussed by using gender theory with a feminist theology approach and the literature review as the method.]","PeriodicalId":33379,"journal":{"name":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Perempuan Dalam Kepemimpinan Agama: Pengalaman Kristen\",\"authors\":\"A. N. Natar\",\"doi\":\"10.14421/musawa.2019.182.133-147\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Saat ini perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan. Negara Indonesia pernah dipimpin oleh presiden perempuan dan saat ini kaum perempuan juga ada yang menjabat sebagai walikota, bupati, camat dan kepala desa di beberapa daerah. Mereka juga mengisi kursi-kursi di badan legislatif dan menjabat sebagai pimpinan di lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Memang harus diakui bahwa jumlah mereka belum sebanyak laki-laki dan ini tentunya menjadi tantangan ke depan. Tantangan yang terbesar selalu berasal dari agama dan budaya. Agama dan budaya yang patriarkhi ini juga didukung dengan konsep politik yang patriarki, feodalistis & berwarna maskulin, di mana kekuasaan politik ada pada laki-laki, yang akan mengambil keputusan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Kondisi perempuan dalam kepemimpinan gereja nampak tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan dalam bidang politik dan masyarakat. Kendati mayoritas warga jemaat di gereja adalah perempuan, namun mereka lebih banyak bertindak sebagai pelaksana keputusan dan kurang terlibat dalam pembuatan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, maka paper ini akan mengulas tentang kepemimpinan perempuan Kristen di Indonesia dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari ajaran gereja, budaya, dan perempuan sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan Indonesia saat ini. Tulisan ini akan dibahas dengan menggunakan teori gender dengan pendekatan teologi feminis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian literatur.[Nowadays the number of women who become leaders have increased in almost every aspects of life. Indonesia was once led by a female president and a lot of women serves as mayors, regents, sub-district heads and village heads in several areas. Though not as many as the men, women also get position in the legislature and serve as leaders in government institutions and companies. However, among religious institution, especially in the church, getting the highest position is kind of challenging for women. Supported by the concept of a patriarchal, feudalistic & masculine political concept, where political power is on men, women are difficult to get position as the leaders of the Churches. Although majority of church members are women, they are less involved in decision making. In this regard, this paper will review the leadership of Christian women in Indonesia by looking at the challenges and opportunities that exist both from the teachings of the church, culture, and women themselves. This paper will be discussed by using gender theory with a feminist theology approach and the literature review as the method.]\",\"PeriodicalId\":33379,\"journal\":{\"name\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/musawa.2019.182.133-147\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/musawa.2019.182.133-147","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

如今,女性在生活的各个方面都有了很大的进步。印度尼西亚曾由女总统领导,目前妇女也在几个地区担任市长、摄政王、卡马特和村长。他们还在立法机关担任主席,在政府机构和公司担任主席。必须承认,它们的数量还没有雄性的多,这将是一个未来的挑战。最大的挑战总是来自宗教和文化。父权制的宗教和文化也受到父权制、封建主义和男性色彩的政治概念的支持,这些政治权力存在于男性手中,他们可以在家庭内外做出决定。女性在教会领导下的情况似乎与政治和社会中的领导没有什么不同。虽然大多数教会成员是女性,但她们更多地是决定者,较少参与决策。在这方面,这篇论文将探讨印尼基督教女性的领导能力,了解教会教义、文化和妇女本身的挑战和机会。此外,它还将介绍目前印尼迎接挑战的女性领导风格。这篇文章将通过使用性别理论与女权主义神学方法来讨论。采用的研究方法是文学研究的方法。现在,大多数成为领袖的妇女的数量都增加了。印尼曾经由一名女性总统和许多妇女担任总统、regents、亚区头和村头。尽管女性不如男性多,但她们仍在政府机构和公司领导人的立法和服务中占有一席之地。尤其是在教堂里,悬浮在宗教机构中,让最独特的职位成为女性的挑战。在政治权力影响男人的地方,妇女很难站在教会的领袖一边。虽然教会的成员主要是女性,但他们很少参与决策。在这个参考资料中,这篇论文将通过观察来自教会、文化和妇女本身的挑战和机会来审查印尼基督教妇女的领导地位。这篇论文将被通过对女性神学的女权主义批评和美国方法的文学评论来驳斥。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Perempuan Dalam Kepemimpinan Agama: Pengalaman Kristen
Saat ini perempuan yang menjadi pemimpin sudah semakin meningkat di hampir semua aspek kehidupan. Negara Indonesia pernah dipimpin oleh presiden perempuan dan saat ini kaum perempuan juga ada yang menjabat sebagai walikota, bupati, camat dan kepala desa di beberapa daerah. Mereka juga mengisi kursi-kursi di badan legislatif dan menjabat sebagai pimpinan di lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Memang harus diakui bahwa jumlah mereka belum sebanyak laki-laki dan ini tentunya menjadi tantangan ke depan. Tantangan yang terbesar selalu berasal dari agama dan budaya. Agama dan budaya yang patriarkhi ini juga didukung dengan konsep politik yang patriarki, feodalistis & berwarna maskulin, di mana kekuasaan politik ada pada laki-laki, yang akan mengambil keputusan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Kondisi perempuan dalam kepemimpinan gereja nampak tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan dalam bidang politik dan masyarakat. Kendati mayoritas warga jemaat di gereja adalah perempuan, namun mereka lebih banyak bertindak sebagai pelaksana keputusan dan kurang terlibat dalam pembuatan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, maka paper ini akan mengulas tentang kepemimpinan perempuan Kristen di Indonesia dengan melihat tantangan dan peluang yang ada baik dari ajaran gereja, budaya, dan perempuan sendiri. Selain itu, akan dipaparkan juga tentang gaya kepemimpinan perempuan untuk menjawab tantangan Indonesia saat ini. Tulisan ini akan dibahas dengan menggunakan teori gender dengan pendekatan teologi feminis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian literatur.[Nowadays the number of women who become leaders have increased in almost every aspects of life. Indonesia was once led by a female president and a lot of women serves as mayors, regents, sub-district heads and village heads in several areas. Though not as many as the men, women also get position in the legislature and serve as leaders in government institutions and companies. However, among religious institution, especially in the church, getting the highest position is kind of challenging for women. Supported by the concept of a patriarchal, feudalistic & masculine political concept, where political power is on men, women are difficult to get position as the leaders of the Churches. Although majority of church members are women, they are less involved in decision making. In this regard, this paper will review the leadership of Christian women in Indonesia by looking at the challenges and opportunities that exist both from the teachings of the church, culture, and women themselves. This paper will be discussed by using gender theory with a feminist theology approach and the literature review as the method.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信