对性别文本对男女关系的解读(对语境的研究)

Mayola Andika
{"title":"对性别文本对男女关系的解读(对语境的研究)","authors":"Mayola Andika","doi":"10.14421/MUSAWA.2018.172.137-152","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan diantara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis.[Nowadays, gender’s issue turns to be the most discussed topic. It is motivated by the community that some still hold the principle of patriarchy culture. Men get some privileges, while women tend to be the second position. Islam to the extent of upholding equality. Islam is believed to be the ideal religion. It is decreed to elevate women’s position and freedom from the jahiliyyah tradition that marginalizes women in society. The verses of the Qur’an have declared about the equality of men and women. The difference between them is their level of devotion. However, in the empirical reality of religion arises the misunderstanding and misinterpreting religious texts that are gender biased. It triggers the raising of issues related to male and female relationships, such as injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Therefore, the author believes that it is necessary to reinterpret the verses and the interpretation model which tend to marginalize the role of women. In this article, the author explains how the interpretation of Q.S an-Nisa`verse 34 contextually reinterpret the relation of men and women. The author focuses on gender studies and relates them to the concept of male and female equality with descriptive-analytical methods.]","PeriodicalId":33379,"journal":{"name":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Reinterpretasi Ayat Gender dalam Memahami Relasi Laki-Laki dan Perempuan (Sebuah Kajian Kontekstual dalam Penafsiran)\",\"authors\":\"Mayola Andika\",\"doi\":\"10.14421/MUSAWA.2018.172.137-152\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan diantara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis.[Nowadays, gender’s issue turns to be the most discussed topic. It is motivated by the community that some still hold the principle of patriarchy culture. Men get some privileges, while women tend to be the second position. Islam to the extent of upholding equality. Islam is believed to be the ideal religion. It is decreed to elevate women’s position and freedom from the jahiliyyah tradition that marginalizes women in society. The verses of the Qur’an have declared about the equality of men and women. The difference between them is their level of devotion. However, in the empirical reality of religion arises the misunderstanding and misinterpreting religious texts that are gender biased. It triggers the raising of issues related to male and female relationships, such as injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Therefore, the author believes that it is necessary to reinterpret the verses and the interpretation model which tend to marginalize the role of women. In this article, the author explains how the interpretation of Q.S an-Nisa`verse 34 contextually reinterpret the relation of men and women. The author focuses on gender studies and relates them to the concept of male and female equality with descriptive-analytical methods.]\",\"PeriodicalId\":33379,\"journal\":{\"name\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/MUSAWA.2018.172.137-152\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/MUSAWA.2018.172.137-152","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

今天,人们对性别问题进行了热烈的讨论。这是建立在社会现实的基础上的,社会的一部分仍然持有父权制文化原则。男性享有特权,而女性往往被认为是次要的。伊斯兰教本质上重视平等。伊斯兰教被认为是一个理想的宗教。降下来,使妇女摆脱了使她残废的jahiliyyah传统。古兰经的经文揭示了男女的平等,并在两者之间勾勒出了平等。至于判断标准水平。然而,在宗教经验现实中,出现了性别偏见宗教文本理解和解释的问题。这就产生了男性和女性关系的问题,如不公正、从属关系、歧视和边缘化。这就是为什么作者认为有必要对经文解释进行审查,并提供一种倾向于贬低女性角色的解释模式。在本研究中,作者通过上下文解说《古兰经》第34节的男女关系。作者将性别研究集中在性别平等的概念上,并将其与分析的解析方法联系起来。现在,性别的问题转向了最具争议性的话题。它是由社区激励的,有些社区仍然持有宗法文化的原则。男人有一些特权,而女人则有第二职业。伊斯兰教追求高质量的存在。伊斯兰教相信宗教理想。这是对妇女在社会中被边缘化的妇女的地位和自由的信条。古兰经的定义阐明了男人和女人的平等。他们之间的不同之处在于他们的奉献水平。基于宗教的经验现实,基于性别偏见的宗教文本。这种关系关系到男性和女性关系,类似于正义、从属关系、消毒和边缘化。因此,author相信它有必要重新解释这个论点,解释它倾向于贬低女性角色的模型。在这篇文章中,《评语》解释了《英文版》34首中文版对男性和女性关系的解释。《男性和女性分析方法》(The author focuses on性别研究与相关意见)
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Reinterpretasi Ayat Gender dalam Memahami Relasi Laki-Laki dan Perempuan (Sebuah Kajian Kontekstual dalam Penafsiran)
Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan diantara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis.[Nowadays, gender’s issue turns to be the most discussed topic. It is motivated by the community that some still hold the principle of patriarchy culture. Men get some privileges, while women tend to be the second position. Islam to the extent of upholding equality. Islam is believed to be the ideal religion. It is decreed to elevate women’s position and freedom from the jahiliyyah tradition that marginalizes women in society. The verses of the Qur’an have declared about the equality of men and women. The difference between them is their level of devotion. However, in the empirical reality of religion arises the misunderstanding and misinterpreting religious texts that are gender biased. It triggers the raising of issues related to male and female relationships, such as injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Therefore, the author believes that it is necessary to reinterpret the verses and the interpretation model which tend to marginalize the role of women. In this article, the author explains how the interpretation of Q.S an-Nisa`verse 34 contextually reinterpret the relation of men and women. The author focuses on gender studies and relates them to the concept of male and female equality with descriptive-analytical methods.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信