从Amina Wadud(女权主义解释学分析)的角度回应女性圣训

Mas'udah Mas'udah
{"title":"从Amina Wadud(女权主义解释学分析)的角度回应女性圣训","authors":"Mas'udah Mas'udah","doi":"10.14421/MUSAWA.2018.172.123-136","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Isu-isu gender di era kontemporer kini marak diusung oleh beberapa tokoh Feminis, salah satunya yakni Amina Wadud. Berangkat dari konstruksi sosial yang dialami semasa hidupnya, dimana perempuan mendapatkan kedudukan di bawah laki-laki, ia memunculnya paradigma baru yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Salah satu fenomena yang menimbulkan berbagai kontroversi dari pemikiran Amina Wadud yakni pelaksanaan sholat jumat di Amerika Serikat dimana dia menjadi imam sholat bagi jamaah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berbagai kritik datang dari beberapa ulama klasik terutama di bidang fikih mengenai hal tersebut. Pada redaksi hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Waraqah, hadis tersebut dinilai shahih derajatnya. Dalam hal ini, Amina Wadud memberikan tanggapan yang pro terhadap hadis tersebut dengan metodologi yang baru yakni hermeneutika feminisme.Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis hermenutika feminisme yang dikembangkan Amina Wadud Muhsin dimana di dalamnya terdapat penelitian metodologis dan analitis untuk menelisik paradigma yang dibangun oleh Amina Wadud dalam menanggapi hadis tersebut.[On this article refers to issues gender in this contemporary era which is intensely brought by several feminist figures, one of them is Amina Wadud. According to the social construction during her lifetime, when women were subordinated over the man, therefore she brings a new paradigm which is the fight for women’s rights. One of the controversy phenomena from Amina Wadud’s thought is that she performs as imam during Jumah’s prayer for both men and women. Many critics come from several classic ulama, mainly in the fiqh field, concerning about that issue. On the redaction of hadith narrated by Ummu Waraqah, that is included to shahih based on the level. In this case, Amina Wadud gives an affirmative response regarding the hadith with a new methodology, Feminism Hermeneutic. In this observation, the author uses analysis of feminism hermeneutic that developed by Amina Wadud which includes the analytical and methodological observation to know the paradigm used by Amina in hadith.]","PeriodicalId":33379,"journal":{"name":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Menanggapi Hadis Perempuan Sebagai Imam Sholat dalam Perspektif Amina Wadud (Analisis Hermeneutika Feminis)\",\"authors\":\"Mas'udah Mas'udah\",\"doi\":\"10.14421/MUSAWA.2018.172.123-136\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Isu-isu gender di era kontemporer kini marak diusung oleh beberapa tokoh Feminis, salah satunya yakni Amina Wadud. Berangkat dari konstruksi sosial yang dialami semasa hidupnya, dimana perempuan mendapatkan kedudukan di bawah laki-laki, ia memunculnya paradigma baru yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Salah satu fenomena yang menimbulkan berbagai kontroversi dari pemikiran Amina Wadud yakni pelaksanaan sholat jumat di Amerika Serikat dimana dia menjadi imam sholat bagi jamaah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berbagai kritik datang dari beberapa ulama klasik terutama di bidang fikih mengenai hal tersebut. Pada redaksi hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Waraqah, hadis tersebut dinilai shahih derajatnya. Dalam hal ini, Amina Wadud memberikan tanggapan yang pro terhadap hadis tersebut dengan metodologi yang baru yakni hermeneutika feminisme.Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis hermenutika feminisme yang dikembangkan Amina Wadud Muhsin dimana di dalamnya terdapat penelitian metodologis dan analitis untuk menelisik paradigma yang dibangun oleh Amina Wadud dalam menanggapi hadis tersebut.[On this article refers to issues gender in this contemporary era which is intensely brought by several feminist figures, one of them is Amina Wadud. According to the social construction during her lifetime, when women were subordinated over the man, therefore she brings a new paradigm which is the fight for women’s rights. One of the controversy phenomena from Amina Wadud’s thought is that she performs as imam during Jumah’s prayer for both men and women. Many critics come from several classic ulama, mainly in the fiqh field, concerning about that issue. On the redaction of hadith narrated by Ummu Waraqah, that is included to shahih based on the level. In this case, Amina Wadud gives an affirmative response regarding the hadith with a new methodology, Feminism Hermeneutic. In this observation, the author uses analysis of feminism hermeneutic that developed by Amina Wadud which includes the analytical and methodological observation to know the paradigm used by Amina in hadith.]\",\"PeriodicalId\":33379,\"journal\":{\"name\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/MUSAWA.2018.172.123-136\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/MUSAWA.2018.172.123-136","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

当代性别问题被一些女权主义者,其中之一,Amina Wadud,所推动。从他在世时的社会建设经验中,女性在男性统治下获得地位,他将其形成一种为女性权利而战的新范例。这一现象在阿米娜·瓦杜(Amina Wadud)的想法中引发了争议,她认为在美国实行星期五的祈祷,并成为一名男性和女性朝拜者的牧师。一些经典学者的批评主要是脆弱的领域。在由Ummu Waraqah策划的圣训编辑中,圣训被认为是最重要的。在这方面,Amina Wadud以一种新的女权主义解释学方法,对这一圣训的支持。在这项研究中,作者使用了Amina Wadud Muhsin开发的女性女权主义分析,在这种分析中,有方法论和分析研究,以建立一种模式,以分析Amina Wadud对圣训的反应。在这篇文章中,在这个时代,性别问题被几个女性艺术家强烈提出,其中一个是Amina Wadud。在她的一生中,当妇女被赋予男子的权力时,她就构成了一种新的为妇女权利而斗争的模式。有一种受控制的phenomena来自Amina Wadud的想法是她在Jumah为两个男人和女人祈祷时表现得像个牧师。许多批评来自塞韦尔经典学者,主要关心这个问题。在Ummu特许经营的剥夺中,这包括在水平上的shahih。在这种情况下,Amina Wadud给了她一种积极的反应,涉及一种新的方法,雌雄同体的女性主义。在这次观察中,阿米娜·沃达德(Amina Wadud)对女权主义解释性分析的author uses
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Menanggapi Hadis Perempuan Sebagai Imam Sholat dalam Perspektif Amina Wadud (Analisis Hermeneutika Feminis)
Isu-isu gender di era kontemporer kini marak diusung oleh beberapa tokoh Feminis, salah satunya yakni Amina Wadud. Berangkat dari konstruksi sosial yang dialami semasa hidupnya, dimana perempuan mendapatkan kedudukan di bawah laki-laki, ia memunculnya paradigma baru yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Salah satu fenomena yang menimbulkan berbagai kontroversi dari pemikiran Amina Wadud yakni pelaksanaan sholat jumat di Amerika Serikat dimana dia menjadi imam sholat bagi jamaah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berbagai kritik datang dari beberapa ulama klasik terutama di bidang fikih mengenai hal tersebut. Pada redaksi hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Waraqah, hadis tersebut dinilai shahih derajatnya. Dalam hal ini, Amina Wadud memberikan tanggapan yang pro terhadap hadis tersebut dengan metodologi yang baru yakni hermeneutika feminisme.Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis hermenutika feminisme yang dikembangkan Amina Wadud Muhsin dimana di dalamnya terdapat penelitian metodologis dan analitis untuk menelisik paradigma yang dibangun oleh Amina Wadud dalam menanggapi hadis tersebut.[On this article refers to issues gender in this contemporary era which is intensely brought by several feminist figures, one of them is Amina Wadud. According to the social construction during her lifetime, when women were subordinated over the man, therefore she brings a new paradigm which is the fight for women’s rights. One of the controversy phenomena from Amina Wadud’s thought is that she performs as imam during Jumah’s prayer for both men and women. Many critics come from several classic ulama, mainly in the fiqh field, concerning about that issue. On the redaction of hadith narrated by Ummu Waraqah, that is included to shahih based on the level. In this case, Amina Wadud gives an affirmative response regarding the hadith with a new methodology, Feminism Hermeneutic. In this observation, the author uses analysis of feminism hermeneutic that developed by Amina Wadud which includes the analytical and methodological observation to know the paradigm used by Amina in hadith.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信