作为象征符号的爪哇克里的造型:向伊斯兰时期的转变

El Harakah Pub Date : 2017-12-05 DOI:10.18860/EL.V19I2.4057
Widodo Ariwibowo, A. Purwasito, T. Pitaña
{"title":"作为象征符号的爪哇克里的造型:向伊斯兰时期的转变","authors":"Widodo Ariwibowo, A. Purwasito, T. Pitaña","doi":"10.18860/EL.V19I2.4057","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In articulating the visual elements of Keris we will find the concept of symbols, each of which corresponds to the typology of signs. The relationships among the trichotomy signs associated with the codes represent the horizon of the Javanese society regarding the Keris culture. All the Keris signs establish the abstracts relationship model that never has any function before being associated with the code. Principally, people who become the message recipient can perform decoding act by associating the signs with certain conventions. The expression articulation through the Keris elements is a symbol in the typology of signs. The Javanese society’s response or appreciation concerning the invented conventions needs to be investigated to conversely understand the system of signs production. The word kris, as an example, is semiotically classified into other words; keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, and katga, all of which refers to the same sign, which is the tipped stabbing weapons and covered in scabbard. This study found the cultural event of the ideological masking which represents certain period i.e. the deconstructive meanings on the luk of keris (kemba and rengkol) illustrated the ideological transformation from Hinduism to Islamic era. Dalam mengartikulasikan unsur visual Keris kita dihadapkan dengan konsep simbol, di mana setiap simbol sesuai dengan tipologi tanda-tanda. Hubungan antara trikotomi tanda-tanda yang terkait dengan kode mewakili cakrawala masyarakat Jawa tentang budaya Keris. Semua tanda-tanda Keris membangun hubungan abstrak model yang tidak akan pernah memiliki fungsi apapun sebelum dikaitkan dengan kode. Pada prinsipnya orang yang menjadi sasaran penyampaian pesan bisa melakukan decoding dengan cara mengaitkan tanda-tanda pada keris dengan konvensi-konvensi tertentu. Artikulasi ekspresi melalui unsur-unsur dalam Keris memanfaatkan simbol-simbol dalam tipologi tanda. Respons maupun apresiasi orang Jawa terkait dengan konvensi-konvensi yang telah diciptakan para leluhur perlu diketahui untuk melihat secara terbalik dalam sistem produksi tanda. Pemaknaan kata kris misalnya, secara Semiotis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kata referensial di antaranya keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, dan katga semua menunjukkan petanda yang sama yaitu senjata tikam yang berhulu dan berwarangka. Penelitian ini menemukan terjadinya peristiwa budaya berupa penopengan (masking) ideologi yang mewakili zaman tertentu, misalnya dekonstruksi pemaknaan bentuk luk keris (kemba dan rengkol) menggambarkan transformasi ideologi zaman Hindhu menuju zaman Islam.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"19 1","pages":"195-208"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"SHAPES OF JAVANESE KERIS AS A SYMBOLIC SIGN: TRANSFORMATION TOWARD THE ISLAMIC PERIOD\",\"authors\":\"Widodo Ariwibowo, A. Purwasito, T. Pitaña\",\"doi\":\"10.18860/EL.V19I2.4057\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"In articulating the visual elements of Keris we will find the concept of symbols, each of which corresponds to the typology of signs. The relationships among the trichotomy signs associated with the codes represent the horizon of the Javanese society regarding the Keris culture. All the Keris signs establish the abstracts relationship model that never has any function before being associated with the code. Principally, people who become the message recipient can perform decoding act by associating the signs with certain conventions. The expression articulation through the Keris elements is a symbol in the typology of signs. The Javanese society’s response or appreciation concerning the invented conventions needs to be investigated to conversely understand the system of signs production. The word kris, as an example, is semiotically classified into other words; keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, and katga, all of which refers to the same sign, which is the tipped stabbing weapons and covered in scabbard. This study found the cultural event of the ideological masking which represents certain period i.e. the deconstructive meanings on the luk of keris (kemba and rengkol) illustrated the ideological transformation from Hinduism to Islamic era. Dalam mengartikulasikan unsur visual Keris kita dihadapkan dengan konsep simbol, di mana setiap simbol sesuai dengan tipologi tanda-tanda. Hubungan antara trikotomi tanda-tanda yang terkait dengan kode mewakili cakrawala masyarakat Jawa tentang budaya Keris. Semua tanda-tanda Keris membangun hubungan abstrak model yang tidak akan pernah memiliki fungsi apapun sebelum dikaitkan dengan kode. Pada prinsipnya orang yang menjadi sasaran penyampaian pesan bisa melakukan decoding dengan cara mengaitkan tanda-tanda pada keris dengan konvensi-konvensi tertentu. Artikulasi ekspresi melalui unsur-unsur dalam Keris memanfaatkan simbol-simbol dalam tipologi tanda. Respons maupun apresiasi orang Jawa terkait dengan konvensi-konvensi yang telah diciptakan para leluhur perlu diketahui untuk melihat secara terbalik dalam sistem produksi tanda. Pemaknaan kata kris misalnya, secara Semiotis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kata referensial di antaranya keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, dan katga semua menunjukkan petanda yang sama yaitu senjata tikam yang berhulu dan berwarangka. Penelitian ini menemukan terjadinya peristiwa budaya berupa penopengan (masking) ideologi yang mewakili zaman tertentu, misalnya dekonstruksi pemaknaan bentuk luk keris (kemba dan rengkol) menggambarkan transformasi ideologi zaman Hindhu menuju zaman Islam.\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":\"19 1\",\"pages\":\"195-208\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2017-12-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/EL.V19I2.4057\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V19I2.4057","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

在阐述Keris的视觉元素时,我们会发现符号的概念,每一个符号都对应于符号的类型。与代码相关的三分法符号之间的关系代表了爪哇社会关于Keris文化的视野。所有Keris符号都建立了抽象关系模型,在与代码关联之前,该模型从未具有任何功能。原则上,成为信息接收者的人可以通过将符号与某些约定相关联来执行解码行为。Keris元素的表达表达是符号类型学中的一个符号。爪哇社会对发明的习俗的反应或赞赏需要进行调查,以反过来理解标志生产系统。例如,kris一词在符号学上被分类为其他单词;keris、dhuhung、dhuwung、curiga、wangkingan、duwung、curiga和katga,所有这些都指同一个符号,即尖端的刺武器和鞘。本研究发现,代表某一时期的意识形态遮蔽的文化事件,即对克尔斯(肯巴和伦科尔)卢克的解构意义,说明了从印度教到伊斯兰时代的意识形态转变。在阐明Keris的视觉元素时,我们面对符号的概念,其中每个符号都对应于符号的类型。与代码相关的三位一体符号之间的关系代表了关于Keris文化的Answer社会的视野。所有Keris符号都建立了抽象的模型关系,在链接到代码之前永远不会有任何功能。原则上,作为消息传递目标的人可以通过使用某些约定在内核上附加符号来进行解码。Keris中通过元素表达的表达使用了符号类型学中的符号。Jawa人对父母创造的习俗的反应或赞赏需要在标志制作系统中进行回顾。例如,危机词的实施,在符号学上,可以根据一些参考词进行分类,包括keris、dhuhung、dhuwung、怀疑、wanging、duwung、怀疑和katga都显示出相同的符号,即武器和战士刺伤。这项研究发现,存在着一些文化事件,比如对代表特定时代的意识形态的掩盖,比如对描述印度教意识形态向伊斯兰时代转变的内核形伤口(双胞胎和树枝)结构的解构。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
SHAPES OF JAVANESE KERIS AS A SYMBOLIC SIGN: TRANSFORMATION TOWARD THE ISLAMIC PERIOD
In articulating the visual elements of Keris we will find the concept of symbols, each of which corresponds to the typology of signs. The relationships among the trichotomy signs associated with the codes represent the horizon of the Javanese society regarding the Keris culture. All the Keris signs establish the abstracts relationship model that never has any function before being associated with the code. Principally, people who become the message recipient can perform decoding act by associating the signs with certain conventions. The expression articulation through the Keris elements is a symbol in the typology of signs. The Javanese society’s response or appreciation concerning the invented conventions needs to be investigated to conversely understand the system of signs production. The word kris, as an example, is semiotically classified into other words; keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, and katga, all of which refers to the same sign, which is the tipped stabbing weapons and covered in scabbard. This study found the cultural event of the ideological masking which represents certain period i.e. the deconstructive meanings on the luk of keris (kemba and rengkol) illustrated the ideological transformation from Hinduism to Islamic era. Dalam mengartikulasikan unsur visual Keris kita dihadapkan dengan konsep simbol, di mana setiap simbol sesuai dengan tipologi tanda-tanda. Hubungan antara trikotomi tanda-tanda yang terkait dengan kode mewakili cakrawala masyarakat Jawa tentang budaya Keris. Semua tanda-tanda Keris membangun hubungan abstrak model yang tidak akan pernah memiliki fungsi apapun sebelum dikaitkan dengan kode. Pada prinsipnya orang yang menjadi sasaran penyampaian pesan bisa melakukan decoding dengan cara mengaitkan tanda-tanda pada keris dengan konvensi-konvensi tertentu. Artikulasi ekspresi melalui unsur-unsur dalam Keris memanfaatkan simbol-simbol dalam tipologi tanda. Respons maupun apresiasi orang Jawa terkait dengan konvensi-konvensi yang telah diciptakan para leluhur perlu diketahui untuk melihat secara terbalik dalam sistem produksi tanda. Pemaknaan kata kris misalnya, secara Semiotis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kata referensial di antaranya keris, dhuhung, dhuwung, curiga, wangkingan, duwung, curiga, dan katga semua menunjukkan petanda yang sama yaitu senjata tikam yang berhulu dan berwarangka. Penelitian ini menemukan terjadinya peristiwa budaya berupa penopengan (masking) ideologi yang mewakili zaman tertentu, misalnya dekonstruksi pemaknaan bentuk luk keris (kemba dan rengkol) menggambarkan transformasi ideologi zaman Hindhu menuju zaman Islam.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
9
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信