{"title":"以“和谐”、“和谐”、“和谐”作为教育孩子的基本理念","authors":"Irwan Saleh Dalimunthe, Agus Salim Lubis","doi":"10.18860/el.v21i2.6683","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cultural and religious values of life for the people in South Tapanuli form the perspective of philosophy and various local wisdom. One of the principles they hold strongly is known as 3H they are; hamoraon (character and wealth), hagabeon (successful offspring) and hasangapon (influential and respectable). This research focused on how the 3H principles strongly encourage parents to provide knowledge for the future preparation of their children. Muslim communities are fanatics in religion, meanwhile the most dominant value in giving encouragement to school is not religious teachings, since religion is only a supporting factor of learning (Q.S. 58:11), and the cultural view of 3H is as the basis of the education. It was carried out by in-depth interview techniques with a sociological approach to respondents who were intentionally searched and determined, and the parents or families who were relatively successful in school and in changing lives, and also respectable in the community. It is found that the community is firmed with the 3H value, in which parents were tireless, even sacrificing everything so that their children succeed in enjoying welfare, prosperity and living respect. Nilai-nilai budaya dan agama bagi masyarakat di Tapanuli Selatan membentuk perspektif filsafat dan berbagai kearifan lokal. Salah satu prinsip yang mereka pegang dengan kuat yaitu yang dikenal sebagai 3H; hamoraon (karakter dan kekayaan), hagabeon (keturunan sukses) dan hasangapon (berpengaruh dan terhormat). Penelitian ini berfokus pada seberapa kuat prinsip 3H mendorong orang tua untuk memberikan pengetahuan bagi persiapan masa depan anak-anak mereka. Komunitas Muslim fanatik dalam agama, sedangkan nilai yang paling dominan dalam memberikan dorongan kepada sekolah bukanlah ajaran agama, karena agama hanya merupakan faktor pendukung pembelajaran (Q.S. 58:11), dan pandangan budaya 3H adalah sebagai dasar pendidikan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pendekatan sosiologis kepada responden yang dipilih dan ditentukan, serta melibatkan orang tua atau keluarga yang relatif sukses dalam pendidikan dan dalam mengubah kehidupan, juga dihormati di masyarakat. Ditemukan bahwa masyarakat teguh dengan nilai 3H, di mana orang tua tidak kenal lelah, bahkan mengorbankan segalanya sehingga anak-anak berhasil berhasil menikmati kesejahteraan, kemakmuran dan penghormatan hidup.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"21 1","pages":"199-215"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"HAMORAON, HAGABEON & HASANGAPON AS THE BASIC PHILOSOPHY IN EDUCATING CHILDREN\",\"authors\":\"Irwan Saleh Dalimunthe, Agus Salim Lubis\",\"doi\":\"10.18860/el.v21i2.6683\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Cultural and religious values of life for the people in South Tapanuli form the perspective of philosophy and various local wisdom. One of the principles they hold strongly is known as 3H they are; hamoraon (character and wealth), hagabeon (successful offspring) and hasangapon (influential and respectable). This research focused on how the 3H principles strongly encourage parents to provide knowledge for the future preparation of their children. Muslim communities are fanatics in religion, meanwhile the most dominant value in giving encouragement to school is not religious teachings, since religion is only a supporting factor of learning (Q.S. 58:11), and the cultural view of 3H is as the basis of the education. It was carried out by in-depth interview techniques with a sociological approach to respondents who were intentionally searched and determined, and the parents or families who were relatively successful in school and in changing lives, and also respectable in the community. It is found that the community is firmed with the 3H value, in which parents were tireless, even sacrificing everything so that their children succeed in enjoying welfare, prosperity and living respect. Nilai-nilai budaya dan agama bagi masyarakat di Tapanuli Selatan membentuk perspektif filsafat dan berbagai kearifan lokal. Salah satu prinsip yang mereka pegang dengan kuat yaitu yang dikenal sebagai 3H; hamoraon (karakter dan kekayaan), hagabeon (keturunan sukses) dan hasangapon (berpengaruh dan terhormat). Penelitian ini berfokus pada seberapa kuat prinsip 3H mendorong orang tua untuk memberikan pengetahuan bagi persiapan masa depan anak-anak mereka. Komunitas Muslim fanatik dalam agama, sedangkan nilai yang paling dominan dalam memberikan dorongan kepada sekolah bukanlah ajaran agama, karena agama hanya merupakan faktor pendukung pembelajaran (Q.S. 58:11), dan pandangan budaya 3H adalah sebagai dasar pendidikan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pendekatan sosiologis kepada responden yang dipilih dan ditentukan, serta melibatkan orang tua atau keluarga yang relatif sukses dalam pendidikan dan dalam mengubah kehidupan, juga dihormati di masyarakat. Ditemukan bahwa masyarakat teguh dengan nilai 3H, di mana orang tua tidak kenal lelah, bahkan mengorbankan segalanya sehingga anak-anak berhasil berhasil menikmati kesejahteraan, kemakmuran dan penghormatan hidup.\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":\"21 1\",\"pages\":\"199-215\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-12-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/el.v21i2.6683\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/el.v21i2.6683","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
南塔巴努里人民的生活文化和宗教价值构成了哲学和各种地方智慧的视角。它们强烈坚持的一个原则是3H;Hamoraon(性格和财富),hagabeon(成功的后代)和hasangapon(有影响力和受人尊敬)。这项研究的重点是3H原则如何强烈鼓励父母为孩子的未来准备提供知识。穆斯林社区是宗教的狂热分子,同时,鼓励学校的最主要价值不是宗教教义,因为宗教只是学习的辅助因素(古兰经58:11),3H的文化观是作为教育的基础。它是通过深度访谈技术和社会学方法进行的,受访者是有意寻找和确定的,以及在学校和改变生活中相对成功的父母或家庭,在社区中也受人尊敬。我们发现,这个社区的3H价值观是坚定的,父母不知疲倦,甚至牺牲一切,让他们的孩子成功地享受福利,繁荣和生活的尊重。Nilai-nilai budaya dan agama bagi masyarakat di Tapanuli Selatan membentuk perspetifat dan berbagai kearifan local。Salah satu prinsip yang mereka pegang dengan kuat yitu yang dikenal sebagai 3H;Hamoraon (karakter Dan kekayaan), hagabeon (keturunan sukses) Dan hasangapon (berpengaruh Dan terhormat)。penpentitian是一个特别行政区,它是一个特别行政区,它是一个特别行政区,它是一个特别行政区,它是一个特别行政区。komununas穆斯林fanatik dalam agama, sedangkan nilai yang paling dominan dalam memberikkan dorongan kepaada sekolah bukanlah ajaran agama, karena agama hanya merupakan faktor pendukung pembelajan(古兰经58:11),dan pandangan budaya 3H adalah sebagai dasar pendidikan。Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pendekatan生理学kepada响应yang dipilih dan ditentukan, serta melibatkan orang tua atau keluarga yang亲戚sukses dalam pendidikan dan dalam mengubah kehidupan, juga dihormati di masyarakat。diemukan bahwa masyarakat teguh dengan nilai 3H, dimana orang tua tidak kenal lelah, bakan mengorbankan segalanya sehinga anak-anak berhasil berhasil menikmati kesejahteraan, kemakmuran dan penghormatan hidup。
HAMORAON, HAGABEON & HASANGAPON AS THE BASIC PHILOSOPHY IN EDUCATING CHILDREN
Cultural and religious values of life for the people in South Tapanuli form the perspective of philosophy and various local wisdom. One of the principles they hold strongly is known as 3H they are; hamoraon (character and wealth), hagabeon (successful offspring) and hasangapon (influential and respectable). This research focused on how the 3H principles strongly encourage parents to provide knowledge for the future preparation of their children. Muslim communities are fanatics in religion, meanwhile the most dominant value in giving encouragement to school is not religious teachings, since religion is only a supporting factor of learning (Q.S. 58:11), and the cultural view of 3H is as the basis of the education. It was carried out by in-depth interview techniques with a sociological approach to respondents who were intentionally searched and determined, and the parents or families who were relatively successful in school and in changing lives, and also respectable in the community. It is found that the community is firmed with the 3H value, in which parents were tireless, even sacrificing everything so that their children succeed in enjoying welfare, prosperity and living respect. Nilai-nilai budaya dan agama bagi masyarakat di Tapanuli Selatan membentuk perspektif filsafat dan berbagai kearifan lokal. Salah satu prinsip yang mereka pegang dengan kuat yaitu yang dikenal sebagai 3H; hamoraon (karakter dan kekayaan), hagabeon (keturunan sukses) dan hasangapon (berpengaruh dan terhormat). Penelitian ini berfokus pada seberapa kuat prinsip 3H mendorong orang tua untuk memberikan pengetahuan bagi persiapan masa depan anak-anak mereka. Komunitas Muslim fanatik dalam agama, sedangkan nilai yang paling dominan dalam memberikan dorongan kepada sekolah bukanlah ajaran agama, karena agama hanya merupakan faktor pendukung pembelajaran (Q.S. 58:11), dan pandangan budaya 3H adalah sebagai dasar pendidikan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pendekatan sosiologis kepada responden yang dipilih dan ditentukan, serta melibatkan orang tua atau keluarga yang relatif sukses dalam pendidikan dan dalam mengubah kehidupan, juga dihormati di masyarakat. Ditemukan bahwa masyarakat teguh dengan nilai 3H, di mana orang tua tidak kenal lelah, bahkan mengorbankan segalanya sehingga anak-anak berhasil berhasil menikmati kesejahteraan, kemakmuran dan penghormatan hidup.