{"title":"印尼Rusunawa的生活-工作住宅概念:可行吗?","authors":"Vina Triyuliana, S. Prakoso","doi":"10.5614/jpwk.2020.31.2.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Living and working in the same unit is part of the everyday life of low-income people who live in slum areas to overcome their economic situation. However, when they are evicted from slums and relocated to Rusunawa (vertical public rental housing), their live-work life is no longer possible. Empirically, living in Rusunawa puts many residents in financial difficulties. This article is aimed to investigate the feasibility of a live-work housing concept for Rusunawa. Based on observations at Rusunawa Pesakih in West Jakarta, this article revealed that only 48% of a total of 64 commercial spaces provided by Rusunawa were occupied for home industry businesses. In-depth interviews with 40 residents showed that 70% of them had a diversity of potential skills related to home industries. However, their skills were unchanneled and unaccommodated. This article also found that 35% of them did take-home work-related activities in the corridors of Rusunawa. The findings indicated that there is a potential for live-work life in Rusunawa and an opportunity to bring back the live-work life into Rusunawa. This article proposes design recommendations for live-work housing concepts for Rusunawa by increasing the percentage of workplace units from 10% to 25% and by categorizing the Rusunawa units into four types according to the characteristics of the home industry: the regular type (36 m2), the live-with type (40 m2), the live-near type (40-54 m2), and the live-nearby type (60-70 m2). This article may provide inspiration for policymakers and architectural designers for future planning and design of Rusunawa that empower residents economically. Abstrak. Tinggal dan bekerja di unit yang sama adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang-orang berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah kumuh untuk mengatasi situasi ekonomi mereka. Namun, ketika mereka diusir dari permukiman kumuh dan dipindahkan ke Rusunawa, lapangan kerja mereka hilang. Secara empiris, tinggal di Rusunawa menyebabkan kesulitan keuangan warga. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan konsep perumahan live-work untuk Rusunawa. Berdasarkan pengamatan di Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat, artikel ini menemukan bahwa hanya 48% dari total 64 ruang komersial yang disediakan oleh Rusunawa ditempati untuk bisnis industri rumahan. Wawancara mendalam dengan 40 penduduk menunjukkan bahwa 70% dari mereka memiliki keterampilan keragaman potensial yang terkait dengan industri rumah tangga. Namun, keterampilan mereka tidak tersalurkan dan tidak diakomodasi. Artikel ini juga menemukan bahwa 35% dari mereka melakukan kegiatan yang terkait dengan pekerjaan di rumah di koridor Rusunawa. Temuan ini mengungkapkan bahwa ada potensi kehidupan live-work di Rusunawa dan kesempatan untuk membawa kembali kehidupan live-workke Rusunawa. Artikel ini mengusulkan rekomendasi desain konsep perumahan live-workuntuk Rusunawa dengan meningkatkan persentase unit tempat kerja dari 10% menjadi 25% dan dengan mengelompokkan unit Rusunawa menjadi empat jenis sesuai dengan karakteristik industri rumah. Mereka adalah tipe reguler (36 m2), tipe live-with (40 m2), tipe live-near (40-54 m2) dan tipe live-nearby (60-70 m2). Artikel ini dapat memberikan inspirasi bagi pembuat kebijakan dan perancang perumahan untuk perencanaan dan desain Rusunawa di masa depan yang dapat memberdayakan penghuninya secara ekonomis. Kata kunci. Desain perumahan publik, Rusunawa, perumahan berpenghasilan rendah, konsep live-work.","PeriodicalId":41870,"journal":{"name":"Journal of Regional and City Planning","volume":"31 1","pages":"122-138"},"PeriodicalIF":0.5000,"publicationDate":"2020-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Live-Work Housing Concept for Rusunawa in Indonesia: Is it Possible?\",\"authors\":\"Vina Triyuliana, S. Prakoso\",\"doi\":\"10.5614/jpwk.2020.31.2.2\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Living and working in the same unit is part of the everyday life of low-income people who live in slum areas to overcome their economic situation. However, when they are evicted from slums and relocated to Rusunawa (vertical public rental housing), their live-work life is no longer possible. Empirically, living in Rusunawa puts many residents in financial difficulties. This article is aimed to investigate the feasibility of a live-work housing concept for Rusunawa. Based on observations at Rusunawa Pesakih in West Jakarta, this article revealed that only 48% of a total of 64 commercial spaces provided by Rusunawa were occupied for home industry businesses. In-depth interviews with 40 residents showed that 70% of them had a diversity of potential skills related to home industries. However, their skills were unchanneled and unaccommodated. This article also found that 35% of them did take-home work-related activities in the corridors of Rusunawa. The findings indicated that there is a potential for live-work life in Rusunawa and an opportunity to bring back the live-work life into Rusunawa. This article proposes design recommendations for live-work housing concepts for Rusunawa by increasing the percentage of workplace units from 10% to 25% and by categorizing the Rusunawa units into four types according to the characteristics of the home industry: the regular type (36 m2), the live-with type (40 m2), the live-near type (40-54 m2), and the live-nearby type (60-70 m2). This article may provide inspiration for policymakers and architectural designers for future planning and design of Rusunawa that empower residents economically. Abstrak. Tinggal dan bekerja di unit yang sama adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang-orang berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah kumuh untuk mengatasi situasi ekonomi mereka. Namun, ketika mereka diusir dari permukiman kumuh dan dipindahkan ke Rusunawa, lapangan kerja mereka hilang. Secara empiris, tinggal di Rusunawa menyebabkan kesulitan keuangan warga. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan konsep perumahan live-work untuk Rusunawa. Berdasarkan pengamatan di Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat, artikel ini menemukan bahwa hanya 48% dari total 64 ruang komersial yang disediakan oleh Rusunawa ditempati untuk bisnis industri rumahan. Wawancara mendalam dengan 40 penduduk menunjukkan bahwa 70% dari mereka memiliki keterampilan keragaman potensial yang terkait dengan industri rumah tangga. Namun, keterampilan mereka tidak tersalurkan dan tidak diakomodasi. Artikel ini juga menemukan bahwa 35% dari mereka melakukan kegiatan yang terkait dengan pekerjaan di rumah di koridor Rusunawa. Temuan ini mengungkapkan bahwa ada potensi kehidupan live-work di Rusunawa dan kesempatan untuk membawa kembali kehidupan live-workke Rusunawa. Artikel ini mengusulkan rekomendasi desain konsep perumahan live-workuntuk Rusunawa dengan meningkatkan persentase unit tempat kerja dari 10% menjadi 25% dan dengan mengelompokkan unit Rusunawa menjadi empat jenis sesuai dengan karakteristik industri rumah. Mereka adalah tipe reguler (36 m2), tipe live-with (40 m2), tipe live-near (40-54 m2) dan tipe live-nearby (60-70 m2). Artikel ini dapat memberikan inspirasi bagi pembuat kebijakan dan perancang perumahan untuk perencanaan dan desain Rusunawa di masa depan yang dapat memberdayakan penghuninya secara ekonomis. Kata kunci. Desain perumahan publik, Rusunawa, perumahan berpenghasilan rendah, konsep live-work.\",\"PeriodicalId\":41870,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Regional and City Planning\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"122-138\"},\"PeriodicalIF\":0.5000,\"publicationDate\":\"2020-08-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Regional and City Planning\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.5614/jpwk.2020.31.2.2\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"REGIONAL & URBAN PLANNING\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Regional and City Planning","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5614/jpwk.2020.31.2.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"REGIONAL & URBAN PLANNING","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
在同一单位生活和工作是为克服经济困难而住在贫民窟的低收入者的日常生活的一部分。然而,当他们被赶出贫民窟并重新安置到Rusunawa(垂直公共租赁住房)时,他们的生活就不再可能了。根据经验,生活在鲁苏纳瓦使许多居民陷入经济困难。本文旨在探讨Rusunawa居住-工作住宅概念的可行性。根据对雅加达西部的Rusunawa Pesakih的观察,本文揭示了Rusunawa提供的64个商业空间中只有48%用于家庭工业企业。对40位居民的深度访谈显示,70%的居民拥有与本国产业相关的多种潜在技能。然而,他们的技能没有被引导和适应。这篇文章还发现,其中35%的人在Rusunawa的走廊里从事与工作相关的活动。研究结果表明,在Rusunawa有可能实现工作生活,也有机会将工作生活带回Rusunawa。本文通过将工作单元的比例从10%提高到25%,并根据家居行业的特点将Rusunawa单元分为四种类型:常规型(36平方米)、与家一起住型(40平方米)、与家一起住型(40-54平方米)和与家一起住型(60-70平方米),提出了居住-工作住宅概念的设计建议。本文可以为政策制定者和建筑设计师提供灵感,为未来的规划和设计赋予居民经济权力。Abstrak。我是杨廷佳,我是杨廷佳,我是杨廷佳,我是杨廷佳,我是杨廷佳,我是杨廷佳,我是杨廷佳。Namun, ketika mereka diusir dari permukiman kumuh dan dipindahkan ke Rusunawa, lapangan kerja mereka hilang。我的天,我的天,我的天。Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan konsep perumahan live-work untuk Rusunawa。Berdasarkan pengamatan di Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat, artikel ini menemukan bahwa hanya达48%,共计64元,商业yang disediakan oleh Rusunawa ditempati untuk bisnis industrial i rumahan。Wawancara mendalam dengan 40 penduduk menunjukkan bahwa 70% dari mereka memiliki keterampilan keragaman潜在的yang terkait dengan工业rumah tanga。Namun, keterampilan mereka tidak tersalurkan dan tidak diakomodasi。Artikel ini juga menemukan bahwa 35% dari mereka melakukan kegiatan yang terkaan dengan pekerjaan di rumah di koridor Rusunawa。Temuan ini mengungkapkan bahwa ada potensi kehidupan live-work di Rusunawa dan kesempatan untuk membawa kembali kehidupan live-work like Rusunawa。Artikel ini mengusulkan rekomendasi desain konsep perumahan活的,活的,活的,活的,活的,活的,活的,活的,活的Mereka adalah地尺(36平方米),地尺同住(40平方米),地尺近住(40-54平方米)和地尺近住(60-70平方米)。中国经济学人:中国经济学人中国经济学人中国经济学人中国经济学人型kunci。Desain perumahan public, Rusunawa, perumahan berpenghasilan rendah, konsep live-work。
Live-Work Housing Concept for Rusunawa in Indonesia: Is it Possible?
Living and working in the same unit is part of the everyday life of low-income people who live in slum areas to overcome their economic situation. However, when they are evicted from slums and relocated to Rusunawa (vertical public rental housing), their live-work life is no longer possible. Empirically, living in Rusunawa puts many residents in financial difficulties. This article is aimed to investigate the feasibility of a live-work housing concept for Rusunawa. Based on observations at Rusunawa Pesakih in West Jakarta, this article revealed that only 48% of a total of 64 commercial spaces provided by Rusunawa were occupied for home industry businesses. In-depth interviews with 40 residents showed that 70% of them had a diversity of potential skills related to home industries. However, their skills were unchanneled and unaccommodated. This article also found that 35% of them did take-home work-related activities in the corridors of Rusunawa. The findings indicated that there is a potential for live-work life in Rusunawa and an opportunity to bring back the live-work life into Rusunawa. This article proposes design recommendations for live-work housing concepts for Rusunawa by increasing the percentage of workplace units from 10% to 25% and by categorizing the Rusunawa units into four types according to the characteristics of the home industry: the regular type (36 m2), the live-with type (40 m2), the live-near type (40-54 m2), and the live-nearby type (60-70 m2). This article may provide inspiration for policymakers and architectural designers for future planning and design of Rusunawa that empower residents economically. Abstrak. Tinggal dan bekerja di unit yang sama adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang-orang berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah kumuh untuk mengatasi situasi ekonomi mereka. Namun, ketika mereka diusir dari permukiman kumuh dan dipindahkan ke Rusunawa, lapangan kerja mereka hilang. Secara empiris, tinggal di Rusunawa menyebabkan kesulitan keuangan warga. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan konsep perumahan live-work untuk Rusunawa. Berdasarkan pengamatan di Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat, artikel ini menemukan bahwa hanya 48% dari total 64 ruang komersial yang disediakan oleh Rusunawa ditempati untuk bisnis industri rumahan. Wawancara mendalam dengan 40 penduduk menunjukkan bahwa 70% dari mereka memiliki keterampilan keragaman potensial yang terkait dengan industri rumah tangga. Namun, keterampilan mereka tidak tersalurkan dan tidak diakomodasi. Artikel ini juga menemukan bahwa 35% dari mereka melakukan kegiatan yang terkait dengan pekerjaan di rumah di koridor Rusunawa. Temuan ini mengungkapkan bahwa ada potensi kehidupan live-work di Rusunawa dan kesempatan untuk membawa kembali kehidupan live-workke Rusunawa. Artikel ini mengusulkan rekomendasi desain konsep perumahan live-workuntuk Rusunawa dengan meningkatkan persentase unit tempat kerja dari 10% menjadi 25% dan dengan mengelompokkan unit Rusunawa menjadi empat jenis sesuai dengan karakteristik industri rumah. Mereka adalah tipe reguler (36 m2), tipe live-with (40 m2), tipe live-near (40-54 m2) dan tipe live-nearby (60-70 m2). Artikel ini dapat memberikan inspirasi bagi pembuat kebijakan dan perancang perumahan untuk perencanaan dan desain Rusunawa di masa depan yang dapat memberdayakan penghuninya secara ekonomis. Kata kunci. Desain perumahan publik, Rusunawa, perumahan berpenghasilan rendah, konsep live-work.