M. F. Mahdie, Adi Rahmadi, Eko Rini Indrayatie, Noor Mirad Sari, Hanifa Arsya
{"title":"继WANGI(Vetiveria zizanoides)和GAHARU(Aquilaria malacensis)之后英国芳香植物的生长特征和生长路线","authors":"M. F. Mahdie, Adi Rahmadi, Eko Rini Indrayatie, Noor Mirad Sari, Hanifa Arsya","doi":"10.20527/jht.v11i1.15997","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu. Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah 6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI, nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KARAKTERISTIS DAN LAJU PEMBAKARAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENAMBAHAN AROMATERAPI AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DAN GAHARU (Aquilaria malaccensis)\",\"authors\":\"M. F. Mahdie, Adi Rahmadi, Eko Rini Indrayatie, Noor Mirad Sari, Hanifa Arsya\",\"doi\":\"10.20527/jht.v11i1.15997\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu. Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah 6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI, nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).\",\"PeriodicalId\":17696,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Hutan Tropis\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Hutan Tropis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15997\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hutan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15997","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KARAKTERISTIS DAN LAJU PEMBAKARAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENAMBAHAN AROMATERAPI AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DAN GAHARU (Aquilaria malaccensis)
Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu. Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah 6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI, nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).