{"title":"富裕地区也有创业精神吗?印度尼西亚案例","authors":"Wini Widiastuti","doi":"10.5614/jpwk.2020.31.1.5","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The relationship between economic development and entrepreneurship is complex and dynamic, especially at the regional level. Entrepreneurship can emerge in both wealthy and poorer regions, triggered either by necessity or opportunity. This article performed a spatial analysis of Indonesian data to identify the regional patterns of entrepreneurial activity and to test whether wealthy regions are more entrepreneurial than poorer regions, considering both supply and demand factors. Spatial regression analysis using GeoDa was performed to examine the extent to which regional conditions affect different types of enterprises (formal and informal). The results show that wealthy regions are more entrepreneurial with regard to informal businesses but not formal businesses. The supply side analysis confirmed that being unemployment stimulates individuals to become entrepreneurs (necessity-based entrepreneurship). Meanwhile, the demand side analysis confirmed that the size of market demand positively influences entrepreneurship (opportunity-based entrepreneurship). Abstrak. Hubungan antara pengembangan ekonomi dan kewirausahaan adalah kompleks dan dinamis terutama pada tingkat regional. Kewirausahaan dapat muncul baik di daerah kaya maupun miskin karena dipicu oleh faktor kebutuhan atau peluang. Artikel ini melakukan analisis spasial pada data Indonesia untuk mengidentifikasi pola regional kegiatan kewirausahaan dan untuk menguji apakah daerah kaya lebih berjiwa wirausaha daripada yang lebih miskin dengan mempertimbangkan faktor penawaran dan permintaan. Analisis regresi spasial menggunakan Geoda dilakukan untuk memeriksa sejauh mana kondisi regional mempengaruhi berbagai jenis bisnis, perusahaan formal dan informal. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah kaya lebih berwirausaha dalam hal perusahaan informal tetapi tidak untuk perusahaan formal. Analisis sisi penawaran menegaskan bahwa menganggur merangsang individu untuk menjadi wirausaha yang merupakan kewirausahaan berbasis kebutuhan. Sementara itu, analisis sisi permintaan menegaskan bahwa ukuran permintaan pasar secara positif mempengaruhi kewirausahaan yaitu kewirausahaan berbasis peluang. Kata kunci. Kewirausahaan, tingkat permulaan, pembangunan ekonomi wilayah, negara-negara berkembang.","PeriodicalId":41870,"journal":{"name":"Journal of Regional and City Planning","volume":"31 1","pages":"61-81"},"PeriodicalIF":0.5000,"publicationDate":"2020-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Are Wealthy Regions Also Entrepreneurial? The Case of Indonesia\",\"authors\":\"Wini Widiastuti\",\"doi\":\"10.5614/jpwk.2020.31.1.5\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The relationship between economic development and entrepreneurship is complex and dynamic, especially at the regional level. Entrepreneurship can emerge in both wealthy and poorer regions, triggered either by necessity or opportunity. This article performed a spatial analysis of Indonesian data to identify the regional patterns of entrepreneurial activity and to test whether wealthy regions are more entrepreneurial than poorer regions, considering both supply and demand factors. Spatial regression analysis using GeoDa was performed to examine the extent to which regional conditions affect different types of enterprises (formal and informal). The results show that wealthy regions are more entrepreneurial with regard to informal businesses but not formal businesses. The supply side analysis confirmed that being unemployment stimulates individuals to become entrepreneurs (necessity-based entrepreneurship). Meanwhile, the demand side analysis confirmed that the size of market demand positively influences entrepreneurship (opportunity-based entrepreneurship). Abstrak. Hubungan antara pengembangan ekonomi dan kewirausahaan adalah kompleks dan dinamis terutama pada tingkat regional. Kewirausahaan dapat muncul baik di daerah kaya maupun miskin karena dipicu oleh faktor kebutuhan atau peluang. Artikel ini melakukan analisis spasial pada data Indonesia untuk mengidentifikasi pola regional kegiatan kewirausahaan dan untuk menguji apakah daerah kaya lebih berjiwa wirausaha daripada yang lebih miskin dengan mempertimbangkan faktor penawaran dan permintaan. Analisis regresi spasial menggunakan Geoda dilakukan untuk memeriksa sejauh mana kondisi regional mempengaruhi berbagai jenis bisnis, perusahaan formal dan informal. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah kaya lebih berwirausaha dalam hal perusahaan informal tetapi tidak untuk perusahaan formal. Analisis sisi penawaran menegaskan bahwa menganggur merangsang individu untuk menjadi wirausaha yang merupakan kewirausahaan berbasis kebutuhan. Sementara itu, analisis sisi permintaan menegaskan bahwa ukuran permintaan pasar secara positif mempengaruhi kewirausahaan yaitu kewirausahaan berbasis peluang. Kata kunci. Kewirausahaan, tingkat permulaan, pembangunan ekonomi wilayah, negara-negara berkembang.\",\"PeriodicalId\":41870,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Regional and City Planning\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"61-81\"},\"PeriodicalIF\":0.5000,\"publicationDate\":\"2020-04-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Regional and City Planning\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.5614/jpwk.2020.31.1.5\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"REGIONAL & URBAN PLANNING\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Regional and City Planning","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5614/jpwk.2020.31.1.5","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"REGIONAL & URBAN PLANNING","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
经济发展和企业家精神之间的关系是复杂和动态的,特别是在区域一级。企业家精神可以在富裕地区和贫穷地区出现,要么是由于需要,要么是由于机会。本文对印度尼西亚的数据进行了空间分析,以确定创业活动的区域模式,并在考虑供给和需求因素的情况下,检验富裕地区是否比贫穷地区更具创业精神。利用GeoDa进行空间回归分析,以检验区域条件对不同类型企业(正规和非正规)的影响程度。结果表明,富裕地区在非正规企业方面更具创业精神,而在正规企业方面则不然。供给侧分析证实,失业刺激个人成为企业家(必需品型企业家)。同时,需求侧分析证实,市场需求规模正向影响创业(机会型创业)。Abstrak。胡邦甘,安塔拉,彭邦甘经济学者,丹,克威拉,阿达拉,康普勒斯,丹,丹,特鲁塔玛,帕丁卡特地区。kewirusahaan dapat muncul baik di daerah kaya maupun miskin karena dipicu oleh fakto kebutuhan atau peluang。Artikel ini melakukan分析特殊数据印度尼西亚untuk mengidentifikasi pola区域kegiatan kewirushaan danuntuk menguji apakah daerah kaya lebih berjiwa wirusaha daripada yang lebih miskin dengan成员孟加拉国因子penawaran dan permintaan。分析回归:特殊的孟古纳坎地区的地理位置和地理位置,区域的地理位置,地理位置,地理位置,地理位置,地理位置,地理位置。Hasilnya menunjukkan bahwa daerah kaya lebih berwirausaha dalam hal perusahaan非正式tetapi tidak untuk perusahaan正式。分析西西penawaran menegaskan bahwa menganggur merangsang个体untuk menjadi wirausaha yang merupakan kewirausahaan berbasis kebutuhan。Sementara itu,分析sisi permintaan menegaskan bahwa ukuran permintaan pasar secara阳性mempengaruhi kewirushaan yitu kewirushaan ber基peluang。型kunci。kewirusahaan, tingkat permulaan, pembangunan ekonomi wilayah, negara-negara berkembang。
Are Wealthy Regions Also Entrepreneurial? The Case of Indonesia
The relationship between economic development and entrepreneurship is complex and dynamic, especially at the regional level. Entrepreneurship can emerge in both wealthy and poorer regions, triggered either by necessity or opportunity. This article performed a spatial analysis of Indonesian data to identify the regional patterns of entrepreneurial activity and to test whether wealthy regions are more entrepreneurial than poorer regions, considering both supply and demand factors. Spatial regression analysis using GeoDa was performed to examine the extent to which regional conditions affect different types of enterprises (formal and informal). The results show that wealthy regions are more entrepreneurial with regard to informal businesses but not formal businesses. The supply side analysis confirmed that being unemployment stimulates individuals to become entrepreneurs (necessity-based entrepreneurship). Meanwhile, the demand side analysis confirmed that the size of market demand positively influences entrepreneurship (opportunity-based entrepreneurship). Abstrak. Hubungan antara pengembangan ekonomi dan kewirausahaan adalah kompleks dan dinamis terutama pada tingkat regional. Kewirausahaan dapat muncul baik di daerah kaya maupun miskin karena dipicu oleh faktor kebutuhan atau peluang. Artikel ini melakukan analisis spasial pada data Indonesia untuk mengidentifikasi pola regional kegiatan kewirausahaan dan untuk menguji apakah daerah kaya lebih berjiwa wirausaha daripada yang lebih miskin dengan mempertimbangkan faktor penawaran dan permintaan. Analisis regresi spasial menggunakan Geoda dilakukan untuk memeriksa sejauh mana kondisi regional mempengaruhi berbagai jenis bisnis, perusahaan formal dan informal. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah kaya lebih berwirausaha dalam hal perusahaan informal tetapi tidak untuk perusahaan formal. Analisis sisi penawaran menegaskan bahwa menganggur merangsang individu untuk menjadi wirausaha yang merupakan kewirausahaan berbasis kebutuhan. Sementara itu, analisis sisi permintaan menegaskan bahwa ukuran permintaan pasar secara positif mempengaruhi kewirausahaan yaitu kewirausahaan berbasis peluang. Kata kunci. Kewirausahaan, tingkat permulaan, pembangunan ekonomi wilayah, negara-negara berkembang.