{"title":"新冠肺炎大流行中教师和受教育参与者的乐观情绪与自我陪伴的关系","authors":"Palasara Brahmani Laras, Eka Aryani","doi":"10.26539/teraputik.51499","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan optimisme pada guru dan peserta didik pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan metode korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh guru dan peserta didik di SMP N 1 Piyungan. Sampel penelitian 60 guru dan 60 Peserta didik. Hasil penelitian analisis korelasi terhadap tingkatan dalam Self-Compassion “sedang” memiliki hubungan yang negatif dan tidak singnifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,0699>0,05 dengan nilai r sebesar -0,077 dan Self-Compassion “rendah” memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,520>0,05 dengan nilai r sebesar 0,268, sedangkan Self-Compassion “tinggi” memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap optimis dengan nilai signifikansi <0,001 dengan nilai r sebesar 0.985 yang berarti tedapat korelasi yang kuat antara Self-Compassion tinggi dan optimis. Berdasarkan hasil analisis lanjutan terhadap self-compassion dan optimisme diketahui bahwa faktor terbesar yang mengkonstruk self-compassion adalah Isolation dan faktor yang paling kecil sumbangsihnya terhadap Self-Compassion adalah Self-Jugdment, sedangkan untuk faktor yang paling besar sumbangsihnya terhadap optimis adalah “Optimis Personalisasi” dan Faktor yang paling kecil adalah “Optimis Pervasiveness”.","PeriodicalId":32066,"journal":{"name":"Teraputik Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan tingkat self-compassion dengan optimisme guru dan peserta didik di masa pandemi Covid-19\",\"authors\":\"Palasara Brahmani Laras, Eka Aryani\",\"doi\":\"10.26539/teraputik.51499\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan optimisme pada guru dan peserta didik pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan metode korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh guru dan peserta didik di SMP N 1 Piyungan. Sampel penelitian 60 guru dan 60 Peserta didik. Hasil penelitian analisis korelasi terhadap tingkatan dalam Self-Compassion “sedang” memiliki hubungan yang negatif dan tidak singnifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,0699>0,05 dengan nilai r sebesar -0,077 dan Self-Compassion “rendah” memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,520>0,05 dengan nilai r sebesar 0,268, sedangkan Self-Compassion “tinggi” memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap optimis dengan nilai signifikansi <0,001 dengan nilai r sebesar 0.985 yang berarti tedapat korelasi yang kuat antara Self-Compassion tinggi dan optimis. Berdasarkan hasil analisis lanjutan terhadap self-compassion dan optimisme diketahui bahwa faktor terbesar yang mengkonstruk self-compassion adalah Isolation dan faktor yang paling kecil sumbangsihnya terhadap Self-Compassion adalah Self-Jugdment, sedangkan untuk faktor yang paling besar sumbangsihnya terhadap optimis adalah “Optimis Personalisasi” dan Faktor yang paling kecil adalah “Optimis Pervasiveness”.\",\"PeriodicalId\":32066,\"journal\":{\"name\":\"Teraputik Jurnal Bimbingan dan Konseling\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Teraputik Jurnal Bimbingan dan Konseling\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26539/teraputik.51499\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Teraputik Jurnal Bimbingan dan Konseling","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26539/teraputik.51499","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Hubungan tingkat self-compassion dengan optimisme guru dan peserta didik di masa pandemi Covid-19
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan optimisme pada guru dan peserta didik pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan metode korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh guru dan peserta didik di SMP N 1 Piyungan. Sampel penelitian 60 guru dan 60 Peserta didik. Hasil penelitian analisis korelasi terhadap tingkatan dalam Self-Compassion “sedang” memiliki hubungan yang negatif dan tidak singnifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,0699>0,05 dengan nilai r sebesar -0,077 dan Self-Compassion “rendah” memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan optimis, nilai signifikansi 0,520>0,05 dengan nilai r sebesar 0,268, sedangkan Self-Compassion “tinggi” memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap optimis dengan nilai signifikansi <0,001 dengan nilai r sebesar 0.985 yang berarti tedapat korelasi yang kuat antara Self-Compassion tinggi dan optimis. Berdasarkan hasil analisis lanjutan terhadap self-compassion dan optimisme diketahui bahwa faktor terbesar yang mengkonstruk self-compassion adalah Isolation dan faktor yang paling kecil sumbangsihnya terhadap Self-Compassion adalah Self-Jugdment, sedangkan untuk faktor yang paling besar sumbangsihnya terhadap optimis adalah “Optimis Personalisasi” dan Faktor yang paling kecil adalah “Optimis Pervasiveness”.