国际发展与国际发展中的社会支出分析

Armen Zulham, Rani Hafsaridewi, Freshty Yulia Arthatani, Mira Mira
{"title":"国际发展与国际发展中的社会支出分析","authors":"Armen Zulham, Rani Hafsaridewi, Freshty Yulia Arthatani, Mira Mira","doi":"10.15578/jkpi.11.2.2019.113-123","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tindakan sosial adalah perilaku pelaku usaha perikanan terhadap pelaku lain dengan tujuan dan motivasi tertentu. Permasalahannya, tindakan sosial pelaku usaha pada kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sabang tidak responsif mendukung beroperasinya SKPT Sabang. Tujuan tulisan ini mempelajari karakteristik aspek sosial budaya masyarakat perikanan Sabang serta tindakan sosial yang terkait dengan hal itu agar SKPT Sabang dapat berfungsi. Data dan informasi diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD). Observasi langsung (aktuelles verstehen), dan pemahaman motif tindakan (eklarendes verstehen) digunakan sebagai teknik untuk mendalami infomasi hasil FGD tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan: tindakan sosial tradisional mendominasi keputusan pelaku usaha dalam penangkapan ikan. Pelaku usaha perikanan tersebut harus taat hukum adat laot yang dipantau Panglima Laot; tindakan sosial rasional instrumental mendominasi tindakan pelaku usaha pada kegiatan penanganan hasil tangkapan serta distribusi dan pemasaran ikan. Motif tindakan sosial yang terakhir ini mempengaruhi pelaku usaha lain, agar pasokan ikan dapat diperoleh atau mengoptimalkan manfaat karena tindakan pelaku usaha lain. Tulisan ini merekomendasikan agar di SKPT Sabang dilakukan perubahan sosial melalui transformasi 30% - 40% dari 684 unit armada perikanan <3 GT menjadi armada >10 GT. Transformasi ini akan mendorong tindakan sosial pada trip penangkapan ikan, peningkatan permintaan tenaga kerja trampil (pawang) dan penggunaan teknologi dalam penanganan serta pemasaran/distribusi ikan.Social action is defined as the action among business actors for specific purposes or motives. The problem of social action in the SKPT (integrated marine and fisheries center) Sabang is that the business actors in fisheries are not responsive to support the operationalization of SKPT Sabang. The purpose of this paper is to learn the characteristics of business actors on socio-cultural aspects and social action to support the daily operation of SKPT Sabang. Data and information were collected from the Focus Group Discussion (FGD). Direct observation (aktuelles verstehen) and Empathetic Understanding (eklarendes verstehen) were used as techniques to collect advanced information. Data were collected in October 2018. The research findings are: traditional social actions dominate fishing actors’ activities. The business actors remain to obey on the local traditional rule (adat laot rule) observed by Panglima Laot; instrumental rational social actions are always carried out by business actors on the post-harvest fishing activities as well as distribution and fish marketing. The last social action motives are to influence others to provide fish and to reach optimal benefit due to other business actor action. This paper recommends preparing the social change through transformation 30% - 40% of < 3 GT fishing vessel to > 10 GT in Sabang. It will then change the duration of fishing activity, increase demand for skilled labor (pawang), and the application of technology in post-harvest as well as marketing/fish distribution.","PeriodicalId":31078,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ANALISIS TINDAKAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU DI SABANG\",\"authors\":\"Armen Zulham, Rani Hafsaridewi, Freshty Yulia Arthatani, Mira Mira\",\"doi\":\"10.15578/jkpi.11.2.2019.113-123\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tindakan sosial adalah perilaku pelaku usaha perikanan terhadap pelaku lain dengan tujuan dan motivasi tertentu. Permasalahannya, tindakan sosial pelaku usaha pada kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sabang tidak responsif mendukung beroperasinya SKPT Sabang. Tujuan tulisan ini mempelajari karakteristik aspek sosial budaya masyarakat perikanan Sabang serta tindakan sosial yang terkait dengan hal itu agar SKPT Sabang dapat berfungsi. Data dan informasi diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD). Observasi langsung (aktuelles verstehen), dan pemahaman motif tindakan (eklarendes verstehen) digunakan sebagai teknik untuk mendalami infomasi hasil FGD tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan: tindakan sosial tradisional mendominasi keputusan pelaku usaha dalam penangkapan ikan. Pelaku usaha perikanan tersebut harus taat hukum adat laot yang dipantau Panglima Laot; tindakan sosial rasional instrumental mendominasi tindakan pelaku usaha pada kegiatan penanganan hasil tangkapan serta distribusi dan pemasaran ikan. Motif tindakan sosial yang terakhir ini mempengaruhi pelaku usaha lain, agar pasokan ikan dapat diperoleh atau mengoptimalkan manfaat karena tindakan pelaku usaha lain. Tulisan ini merekomendasikan agar di SKPT Sabang dilakukan perubahan sosial melalui transformasi 30% - 40% dari 684 unit armada perikanan <3 GT menjadi armada >10 GT. Transformasi ini akan mendorong tindakan sosial pada trip penangkapan ikan, peningkatan permintaan tenaga kerja trampil (pawang) dan penggunaan teknologi dalam penanganan serta pemasaran/distribusi ikan.Social action is defined as the action among business actors for specific purposes or motives. The problem of social action in the SKPT (integrated marine and fisheries center) Sabang is that the business actors in fisheries are not responsive to support the operationalization of SKPT Sabang. The purpose of this paper is to learn the characteristics of business actors on socio-cultural aspects and social action to support the daily operation of SKPT Sabang. Data and information were collected from the Focus Group Discussion (FGD). Direct observation (aktuelles verstehen) and Empathetic Understanding (eklarendes verstehen) were used as techniques to collect advanced information. Data were collected in October 2018. The research findings are: traditional social actions dominate fishing actors’ activities. The business actors remain to obey on the local traditional rule (adat laot rule) observed by Panglima Laot; instrumental rational social actions are always carried out by business actors on the post-harvest fishing activities as well as distribution and fish marketing. The last social action motives are to influence others to provide fish and to reach optimal benefit due to other business actor action. This paper recommends preparing the social change through transformation 30% - 40% of < 3 GT fishing vessel to > 10 GT in Sabang. It will then change the duration of fishing activity, increase demand for skilled labor (pawang), and the application of technology in post-harvest as well as marketing/fish distribution.\",\"PeriodicalId\":31078,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-11-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15578/jkpi.11.2.2019.113-123\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/jkpi.11.2.2019.113-123","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

社会行动是行为人出于某种目的和动机对另一行为人进行宣传的行为。问题是,犯罪者在连接中心和综合控制(SKPT)萨邦地区的社会行动没有对支持其运营SKPT萨邦做出回应。本文的目的是研究萨邦社会文化的社会方面和相关的社会行为,以便SKPT萨邦能够发挥作用。数据和信息来自焦点小组讨论(FGD)。直接观察(aktuelles verstehen)和对作用基序的理解(eklarendes versteen)被用作加深FGD结果信息的技术。2018年10月进行的数据收集。研究结果表明:传统的社会行为主导了捕鱼行为人的决策。法律的法律,法律的法律的法律。工具性社会行为支配着犯罪者在捕捞、分销和营销活动中的行为。最后这些社会行动的动机会影响其他企业家,从而使其他企业家能够获得或优化鱼类供应。本文件建议,通过改造684支10 GT船队的30%-40%,在沙邦进行社会变革。这一改造将鼓励在捕鱼旅行中采取社会行动,增加不定期劳动力需求(pawang),并在鱼类处理和营销/分销中使用技术。社会行为被定义为商业行为者之间出于特定目的或动机的行为。SKPT(综合海洋和渔业中心)萨邦的社会行动问题是,渔业的商业行为体没有响应支持SKPT萨邦的运营。本文的目的是了解商业行为者在社会文化方面的特征和支持SKPT Sabang日常运营的社会行动。数据和信息是从焦点小组讨论中收集的。直接观察(当前理解)和同情理解(eklarendes verstehen)被用作收集高级信息的技术。数据收集于2018年10月。研究发现:传统的社会行为主导着捕鱼行为主体的活动。商业参与者仍然遵守Panglima laot所遵守的当地传统规则(adat-laot规则);在收获后的捕鱼活动以及分销和鱼类营销中,商业行为者总是进行工具理性的社会行动。最后一种社会行为动机是影响他人提供鱼类,并因其他商业行为体的行为而获得最佳利益。本文建议通过将萨邦30%-40%的<3 GT渔船改造为>10 GT渔船,为社会变革做好准备。然后,它将改变捕鱼活动的持续时间,增加对熟练劳动力(pawang)的需求,并将技术应用于收获后以及营销/鱼类分销。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
ANALISIS TINDAKAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU DI SABANG
Tindakan sosial adalah perilaku pelaku usaha perikanan terhadap pelaku lain dengan tujuan dan motivasi tertentu. Permasalahannya, tindakan sosial pelaku usaha pada kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sabang tidak responsif mendukung beroperasinya SKPT Sabang. Tujuan tulisan ini mempelajari karakteristik aspek sosial budaya masyarakat perikanan Sabang serta tindakan sosial yang terkait dengan hal itu agar SKPT Sabang dapat berfungsi. Data dan informasi diperoleh dari Focus Group Discussion (FGD). Observasi langsung (aktuelles verstehen), dan pemahaman motif tindakan (eklarendes verstehen) digunakan sebagai teknik untuk mendalami infomasi hasil FGD tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan: tindakan sosial tradisional mendominasi keputusan pelaku usaha dalam penangkapan ikan. Pelaku usaha perikanan tersebut harus taat hukum adat laot yang dipantau Panglima Laot; tindakan sosial rasional instrumental mendominasi tindakan pelaku usaha pada kegiatan penanganan hasil tangkapan serta distribusi dan pemasaran ikan. Motif tindakan sosial yang terakhir ini mempengaruhi pelaku usaha lain, agar pasokan ikan dapat diperoleh atau mengoptimalkan manfaat karena tindakan pelaku usaha lain. Tulisan ini merekomendasikan agar di SKPT Sabang dilakukan perubahan sosial melalui transformasi 30% - 40% dari 684 unit armada perikanan <3 GT menjadi armada >10 GT. Transformasi ini akan mendorong tindakan sosial pada trip penangkapan ikan, peningkatan permintaan tenaga kerja trampil (pawang) dan penggunaan teknologi dalam penanganan serta pemasaran/distribusi ikan.Social action is defined as the action among business actors for specific purposes or motives. The problem of social action in the SKPT (integrated marine and fisheries center) Sabang is that the business actors in fisheries are not responsive to support the operationalization of SKPT Sabang. The purpose of this paper is to learn the characteristics of business actors on socio-cultural aspects and social action to support the daily operation of SKPT Sabang. Data and information were collected from the Focus Group Discussion (FGD). Direct observation (aktuelles verstehen) and Empathetic Understanding (eklarendes verstehen) were used as techniques to collect advanced information. Data were collected in October 2018. The research findings are: traditional social actions dominate fishing actors’ activities. The business actors remain to obey on the local traditional rule (adat laot rule) observed by Panglima Laot; instrumental rational social actions are always carried out by business actors on the post-harvest fishing activities as well as distribution and fish marketing. The last social action motives are to influence others to provide fish and to reach optimal benefit due to other business actor action. This paper recommends preparing the social change through transformation 30% - 40% of < 3 GT fishing vessel to > 10 GT in Sabang. It will then change the duration of fishing activity, increase demand for skilled labor (pawang), and the application of technology in post-harvest as well as marketing/fish distribution.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信