{"title":"大豆的健康状况由Wonogiri农场工人生产","authors":"Ramadhani Yovita Hapsari Hapsari","doi":"10.14692/jfi.17.5.203-209","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Infeksi cendawan terbawa benih menjadi salah satu kendala yang membatasi produksi kedelai. Studi dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan benih kedelai hasil produksi petani yang menjadi sumber benih bagi sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri. Percobaan dilakukan mengikuti rancangan faktorial acak lengkap dengan dua faktor perlakuan, yaitu asal benih (Desa Genuk, Suru, dan Sumberejo) dan perlakuan benih (dengan disinfektan dan tanpa disinfektan). Metode pengujian benih menggunakan blotter test yang dimodifikasi. Identifikasi cendawan terbawa benih dilakukan berdasarkan karakter morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih asal Desa Sumberejo memiliki tingkat perkecambahan normal yang memenuhi syarat sebagai sumber benih. Akan tetapi, benih kedelai asal produksi mandiri petani di Wonogiri belum layak dijadikan sebagai sumber benih sehat. Benih asal Desa Suru dan Desa Genuk terinfeksi dan terkontaminasi oleh Aspergillus niger dan A. flavus dengan persentase infeksi rata-rata 90%. Kedua cendawan tersebut mendominasi infeksi dan kontaminasi benih kedelai. Penggunaan disinfektan mampu menekan infeksi dan kontaminasi Aspergillus spp.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kesehatan Benih Kedelai Hasil Produksi Kelompok Tani di Wonogiri\",\"authors\":\"Ramadhani Yovita Hapsari Hapsari\",\"doi\":\"10.14692/jfi.17.5.203-209\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Infeksi cendawan terbawa benih menjadi salah satu kendala yang membatasi produksi kedelai. Studi dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan benih kedelai hasil produksi petani yang menjadi sumber benih bagi sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri. Percobaan dilakukan mengikuti rancangan faktorial acak lengkap dengan dua faktor perlakuan, yaitu asal benih (Desa Genuk, Suru, dan Sumberejo) dan perlakuan benih (dengan disinfektan dan tanpa disinfektan). Metode pengujian benih menggunakan blotter test yang dimodifikasi. Identifikasi cendawan terbawa benih dilakukan berdasarkan karakter morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih asal Desa Sumberejo memiliki tingkat perkecambahan normal yang memenuhi syarat sebagai sumber benih. Akan tetapi, benih kedelai asal produksi mandiri petani di Wonogiri belum layak dijadikan sebagai sumber benih sehat. Benih asal Desa Suru dan Desa Genuk terinfeksi dan terkontaminasi oleh Aspergillus niger dan A. flavus dengan persentase infeksi rata-rata 90%. Kedua cendawan tersebut mendominasi infeksi dan kontaminasi benih kedelai. Penggunaan disinfektan mampu menekan infeksi dan kontaminasi Aspergillus spp.\",\"PeriodicalId\":31619,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Fitopatologi Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-01-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Fitopatologi Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14692/jfi.17.5.203-209\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14692/jfi.17.5.203-209","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kesehatan Benih Kedelai Hasil Produksi Kelompok Tani di Wonogiri
Infeksi cendawan terbawa benih menjadi salah satu kendala yang membatasi produksi kedelai. Studi dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan benih kedelai hasil produksi petani yang menjadi sumber benih bagi sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri. Percobaan dilakukan mengikuti rancangan faktorial acak lengkap dengan dua faktor perlakuan, yaitu asal benih (Desa Genuk, Suru, dan Sumberejo) dan perlakuan benih (dengan disinfektan dan tanpa disinfektan). Metode pengujian benih menggunakan blotter test yang dimodifikasi. Identifikasi cendawan terbawa benih dilakukan berdasarkan karakter morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih asal Desa Sumberejo memiliki tingkat perkecambahan normal yang memenuhi syarat sebagai sumber benih. Akan tetapi, benih kedelai asal produksi mandiri petani di Wonogiri belum layak dijadikan sebagai sumber benih sehat. Benih asal Desa Suru dan Desa Genuk terinfeksi dan terkontaminasi oleh Aspergillus niger dan A. flavus dengan persentase infeksi rata-rata 90%. Kedua cendawan tersebut mendominasi infeksi dan kontaminasi benih kedelai. Penggunaan disinfektan mampu menekan infeksi dan kontaminasi Aspergillus spp.