巴氏灭菌、温度和储存黄曲霉毒素在豌豆中的比率的组合

T. S. Kusuma, J. Kusnadi, S. Winarsih
{"title":"巴氏灭菌、温度和储存黄曲霉毒素在豌豆中的比率的组合","authors":"T. S. Kusuma, J. Kusnadi, S. Winarsih","doi":"10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.3","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Selai kacang tanah merupakan salah satu komoditi lokal yang tinggi lemak dan protein sehingga dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk anak usia balita memenuhi kebutuhan gizi harian. Tetapi, jika pengolahan selai kacang tanah kurang tepat maka akan menyebabkan berpotensi terjadi pertumbuhan Aspergillus flavus yang dapat menyebabkan kadar aflatoksin >20 ppb sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi serta menye-babkan sirosis hepatis akut maupun kronis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suhu dan waktu pasteurisasi mempunyai pengaruh pada peningkatan kadar aflatoksin selai kacang tanah yang disimpan dalam jangka waktu 3 minggu. Rancangan penelitian menggunakan Nested Design 3 faktor. Faktor I, pembuatan selai kacang tanah (K1=tanpa pasteurisasi, K2=pasteurisasi 71 o C, 10 menit, K3=pasteurisasi 80 o C,1 menit), setiap kelompok terdiri dari 3 kali ulangan. Faktor II, waktu penyimpanan dalam minggu (M0, M1, M2, dan M3). Faktor III, suhu simpan (T1=suhu kamar, T2=suhu dingin). Pengujian kadar aflatoksin menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar aflatoksin yang signifikan (p=0.001) pada selai kacang tanah yang diberi perlakuan tanpa pasteurisasi dan dengan pasteurisasi. Terjadi peningkatan kadar aflatoksin pada selai kacang tanah setelah di simpan 3 minggu, yang berkisar antara 6.035 – 7.196 ppb. Dapat disimpulkan bahwa pasturisasi 80 o C, 1 menit dan suhu simpan dingin selama 3 minggu dapat memperlambat pembentukan aflatoksin pada selai kacang tanah. Selai kacang tanah masih aman di konsumsi dalam jangka waktu 3 minggu, karena kadar aflatoksin masih di bawah 20 ppb to be unsafe for consumption because it can cause acute and chronic hepatic cirrhosis. This study was conducted to determine whether temperature and pasteurization time had an effect on increasing aflatoxin content of peanut butter which was stored in 3 weeks period. The research design using Nested Design 3 factors. The first factor, the manufacture of peanut butter (K1=without pasteurization, K2=pasteurization 71 ° C, 10 min, K3=pasteurization 80 ° C, 1 minute), each group consisting of 3 repetitions. Factor II, storage time in weeks (M0, M1, M2, and M3). Factor III, temperature store (T1=room temperature, T2=cold temperature). Testing of aflatoxin content using ELISA method. The results showed a significant difference in the levels of aflatoxin (p=0.001) in the peanut butter-treated unpasteurised and pasteurized. Increased levels of aflatoxin in peanut butter after saving 3 weeks , around 6.035 – 7.196 ppb. . It can be concluded that pasteurization 80°C, 1 minute and cold store temperature for 3 weeks to slow the formation of aflatoxin in peanut butter. Peanut butter is still safe in consumption within 3 weeks, because aflatoxin levels are still below <20 ppb. Keywords: peanut butter; aflatoxin; pasteurization; room temperature; cold temperature","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"4 1","pages":"88-96"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Kombinasi Pasteurisasi, Suhu, dan Masa Simpan Terhadap Kadar Aflatoksin pada Selai Kacang Tanah\",\"authors\":\"T. S. Kusuma, J. Kusnadi, S. Winarsih\",\"doi\":\"10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.3\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Selai kacang tanah merupakan salah satu komoditi lokal yang tinggi lemak dan protein sehingga dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk anak usia balita memenuhi kebutuhan gizi harian. Tetapi, jika pengolahan selai kacang tanah kurang tepat maka akan menyebabkan berpotensi terjadi pertumbuhan Aspergillus flavus yang dapat menyebabkan kadar aflatoksin >20 ppb sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi serta menye-babkan sirosis hepatis akut maupun kronis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suhu dan waktu pasteurisasi mempunyai pengaruh pada peningkatan kadar aflatoksin selai kacang tanah yang disimpan dalam jangka waktu 3 minggu. Rancangan penelitian menggunakan Nested Design 3 faktor. Faktor I, pembuatan selai kacang tanah (K1=tanpa pasteurisasi, K2=pasteurisasi 71 o C, 10 menit, K3=pasteurisasi 80 o C,1 menit), setiap kelompok terdiri dari 3 kali ulangan. Faktor II, waktu penyimpanan dalam minggu (M0, M1, M2, dan M3). Faktor III, suhu simpan (T1=suhu kamar, T2=suhu dingin). Pengujian kadar aflatoksin menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar aflatoksin yang signifikan (p=0.001) pada selai kacang tanah yang diberi perlakuan tanpa pasteurisasi dan dengan pasteurisasi. Terjadi peningkatan kadar aflatoksin pada selai kacang tanah setelah di simpan 3 minggu, yang berkisar antara 6.035 – 7.196 ppb. Dapat disimpulkan bahwa pasturisasi 80 o C, 1 menit dan suhu simpan dingin selama 3 minggu dapat memperlambat pembentukan aflatoksin pada selai kacang tanah. Selai kacang tanah masih aman di konsumsi dalam jangka waktu 3 minggu, karena kadar aflatoksin masih di bawah 20 ppb to be unsafe for consumption because it can cause acute and chronic hepatic cirrhosis. This study was conducted to determine whether temperature and pasteurization time had an effect on increasing aflatoxin content of peanut butter which was stored in 3 weeks period. The research design using Nested Design 3 factors. The first factor, the manufacture of peanut butter (K1=without pasteurization, K2=pasteurization 71 ° C, 10 min, K3=pasteurization 80 ° C, 1 minute), each group consisting of 3 repetitions. Factor II, storage time in weeks (M0, M1, M2, and M3). Factor III, temperature store (T1=room temperature, T2=cold temperature). Testing of aflatoxin content using ELISA method. The results showed a significant difference in the levels of aflatoxin (p=0.001) in the peanut butter-treated unpasteurised and pasteurized. Increased levels of aflatoxin in peanut butter after saving 3 weeks , around 6.035 – 7.196 ppb. . It can be concluded that pasteurization 80°C, 1 minute and cold store temperature for 3 weeks to slow the formation of aflatoxin in peanut butter. Peanut butter is still safe in consumption within 3 weeks, because aflatoxin levels are still below <20 ppb. Keywords: peanut butter; aflatoxin; pasteurization; room temperature; cold temperature\",\"PeriodicalId\":76005,\"journal\":{\"name\":\"Journal of human nutrition\",\"volume\":\"4 1\",\"pages\":\"88-96\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2017-12-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of human nutrition\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.3\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of human nutrition","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2017.004.02.3","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

摘要花生酱是当地的高脂肪商品和蛋白质之一,因此它可以作为婴儿的额外食物,以满足日常给药的需求。然而,如果花生酱的去除不正确,那么它将导致黄曲霉的生长潜力,黄曲霉可导致黄曲霉毒素水平>20 ppb,从而不安全食用,并导致急性或慢性肝炎sirosis。本研究旨在确定温度和巴氏杀菌时间是否对储存3周以上的花生中黄曲霉毒素水平的增加有影响。该研究项目使用嵌套设计3个因素。因子I,花生酱生产(K1=无巴氏灭菌,K2=巴氏灭菌71°C,10分钟,K3=巴氏灭菌80°C,1分钟),每组由三个重复组成。因子II,以周为单位的储存时间(M0、M1、M2和M3)。因子III,储存温度(T1=室温,T2=低温)。采用ELISA法检测黄曲霉毒素的检出率。研究表明,未经巴氏灭菌和巴氏灭菌处理的花生酱中黄曲霉毒素含量存在显著差异(p=0.001)。储存3周后,花生酱中的黄曲霉毒素水平增加,从6035到7196 ppb不等。可以得出的结论是,在80摄氏度、1分钟和冷藏3周的温度下进行烘烤可以减缓黄曲霉毒素在花生酱上的形成。花生酱食用3周以上仍然是安全的,因为黄曲霉毒素水平仍低于20 ppb,食用是不安全的,它会导致急性和慢性肝硬化。本研究旨在确定温度和巴氏杀菌时间是否对储存3周的花生酱中黄曲霉毒素含量的增加有影响。研究设计采用嵌套设计3个因素。第一个因素,花生酱的生产(K1=未经巴氏灭菌,K2=巴氏灭菌71°C,10分钟,K3=巴氏灭菌80°C,1分钟),每组由3次重复组成。因子II,以周为单位的储存时间(M0、M1、M2和M3)。因子III,温度存储(T1=室温,T2=低温)。ELISA法检测黄曲霉毒素含量。结果显示,未经巴氏灭菌和巴氏灭菌的花生酱中黄曲霉毒素水平存在显著差异(p=0.001)。保存3周后,花生酱中黄曲霉毒素水平增加,约6.035-7.196 ppb。可以得出结论,巴氏杀菌80°C,1分钟和冷藏3周的温度可以减缓黄曲霉毒素在花生酱中的形成。花生酱在3周内食用仍然是安全的,因为黄曲霉毒素水平仍然低于<20ppb。关键词:花生酱;和黄曲霉毒素;巴氏杀菌;室温;低温
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Kombinasi Pasteurisasi, Suhu, dan Masa Simpan Terhadap Kadar Aflatoksin pada Selai Kacang Tanah
Abstrak Selai kacang tanah merupakan salah satu komoditi lokal yang tinggi lemak dan protein sehingga dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk anak usia balita memenuhi kebutuhan gizi harian. Tetapi, jika pengolahan selai kacang tanah kurang tepat maka akan menyebabkan berpotensi terjadi pertumbuhan Aspergillus flavus yang dapat menyebabkan kadar aflatoksin >20 ppb sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi serta menye-babkan sirosis hepatis akut maupun kronis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suhu dan waktu pasteurisasi mempunyai pengaruh pada peningkatan kadar aflatoksin selai kacang tanah yang disimpan dalam jangka waktu 3 minggu. Rancangan penelitian menggunakan Nested Design 3 faktor. Faktor I, pembuatan selai kacang tanah (K1=tanpa pasteurisasi, K2=pasteurisasi 71 o C, 10 menit, K3=pasteurisasi 80 o C,1 menit), setiap kelompok terdiri dari 3 kali ulangan. Faktor II, waktu penyimpanan dalam minggu (M0, M1, M2, dan M3). Faktor III, suhu simpan (T1=suhu kamar, T2=suhu dingin). Pengujian kadar aflatoksin menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar aflatoksin yang signifikan (p=0.001) pada selai kacang tanah yang diberi perlakuan tanpa pasteurisasi dan dengan pasteurisasi. Terjadi peningkatan kadar aflatoksin pada selai kacang tanah setelah di simpan 3 minggu, yang berkisar antara 6.035 – 7.196 ppb. Dapat disimpulkan bahwa pasturisasi 80 o C, 1 menit dan suhu simpan dingin selama 3 minggu dapat memperlambat pembentukan aflatoksin pada selai kacang tanah. Selai kacang tanah masih aman di konsumsi dalam jangka waktu 3 minggu, karena kadar aflatoksin masih di bawah 20 ppb to be unsafe for consumption because it can cause acute and chronic hepatic cirrhosis. This study was conducted to determine whether temperature and pasteurization time had an effect on increasing aflatoxin content of peanut butter which was stored in 3 weeks period. The research design using Nested Design 3 factors. The first factor, the manufacture of peanut butter (K1=without pasteurization, K2=pasteurization 71 ° C, 10 min, K3=pasteurization 80 ° C, 1 minute), each group consisting of 3 repetitions. Factor II, storage time in weeks (M0, M1, M2, and M3). Factor III, temperature store (T1=room temperature, T2=cold temperature). Testing of aflatoxin content using ELISA method. The results showed a significant difference in the levels of aflatoxin (p=0.001) in the peanut butter-treated unpasteurised and pasteurized. Increased levels of aflatoxin in peanut butter after saving 3 weeks , around 6.035 – 7.196 ppb. . It can be concluded that pasteurization 80°C, 1 minute and cold store temperature for 3 weeks to slow the formation of aflatoxin in peanut butter. Peanut butter is still safe in consumption within 3 weeks, because aflatoxin levels are still below <20 ppb. Keywords: peanut butter; aflatoxin; pasteurization; room temperature; cold temperature
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信