Fillah Fithra Dieny, Nurmasari Widyastuti, Deny Yudi Fitranti, Choirun Nissa, Fahmy Arif Tsani, Firdananda Fikri Jauharany
{"title":"肥胖者婚前性行为缺乏铁","authors":"Fillah Fithra Dieny, Nurmasari Widyastuti, Deny Yudi Fitranti, Choirun Nissa, Fahmy Arif Tsani, Firdananda Fikri Jauharany","doi":"10.22435/MGMI.V10I2.599","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang. Wanita usia subur (WUS) terutama di Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda yang kompleks. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang paling banyak dialami oleh WUS. Anemia merupakan satu sisi lain dari masalah gizi ganda yang banyak dialami di negara berkembang. Obesitas diketahui memiliki hubungan dengan anemia pada WUS. Tujuan. Menganalisis status besi pada WUS pranikah dengan status gizi obesitas dan non obesitas. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 50 mahasiswi Universitas Diponegoro, Semarang. Subjek berusia 18-25 tahun dan dipilih dengan metode systematic random sampling. Subjek terdiri dari 25 mahasiswi obesitas dan 25 mahasiswi non obesitas. Status besi diukur melalui serum besi, serum Transferrin Saturation (TSAT), dan Total Iron Binding Capacity (TIBC). Status obesitas dilihat melalui pengukuran antropometri persen lemak tubuh. Uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan status besi pada WUS pranikah obesitas dan non obesitas. Hasil. Ada perbedaan kadar serum besi (p=0,027), TIBC (p=0,034), dan TSAT (p=0,004) antara kelompok obesitas dan non obesitas. Kadar serum besi kelompok obesitas lebih rendah, ditunjukkan dengan rerata sebesar 83,99±20,66 μg/dl pada kelompok obesitas, sedangkan kelompok non obesitas sebesar 99,2±26,03 μg/dl. Kadar TIBC kelompok obesitas lebih tinggi dilihat dari reratanya sebesar 420,98±47,22 μg/dl, sedangkan kelompok non obesitas 389,94±53,35 μg/dl. Pengukuran TSAT menunjukkan kelompok obesitas memiliki kadar yang lebih rendah ditunjukkan dengan reratanya 20,13±5,27%, sedangkan kelompok non obesitas memiliki rerata sebesar 25,99±7,92%. Kesimpulan. Kelompok obesitas memiliki rata-rata kadar serum besi dan TSAT lebih rendah serta rata-rata kadar TIBC lebih tinggi.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"DEFISIENSI BESI PADA WANITA USIA SUBUR PRANIKAH OBESITAS\",\"authors\":\"Fillah Fithra Dieny, Nurmasari Widyastuti, Deny Yudi Fitranti, Choirun Nissa, Fahmy Arif Tsani, Firdananda Fikri Jauharany\",\"doi\":\"10.22435/MGMI.V10I2.599\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang. Wanita usia subur (WUS) terutama di Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda yang kompleks. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang paling banyak dialami oleh WUS. Anemia merupakan satu sisi lain dari masalah gizi ganda yang banyak dialami di negara berkembang. Obesitas diketahui memiliki hubungan dengan anemia pada WUS. Tujuan. Menganalisis status besi pada WUS pranikah dengan status gizi obesitas dan non obesitas. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 50 mahasiswi Universitas Diponegoro, Semarang. Subjek berusia 18-25 tahun dan dipilih dengan metode systematic random sampling. Subjek terdiri dari 25 mahasiswi obesitas dan 25 mahasiswi non obesitas. Status besi diukur melalui serum besi, serum Transferrin Saturation (TSAT), dan Total Iron Binding Capacity (TIBC). Status obesitas dilihat melalui pengukuran antropometri persen lemak tubuh. Uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan status besi pada WUS pranikah obesitas dan non obesitas. Hasil. Ada perbedaan kadar serum besi (p=0,027), TIBC (p=0,034), dan TSAT (p=0,004) antara kelompok obesitas dan non obesitas. Kadar serum besi kelompok obesitas lebih rendah, ditunjukkan dengan rerata sebesar 83,99±20,66 μg/dl pada kelompok obesitas, sedangkan kelompok non obesitas sebesar 99,2±26,03 μg/dl. Kadar TIBC kelompok obesitas lebih tinggi dilihat dari reratanya sebesar 420,98±47,22 μg/dl, sedangkan kelompok non obesitas 389,94±53,35 μg/dl. Pengukuran TSAT menunjukkan kelompok obesitas memiliki kadar yang lebih rendah ditunjukkan dengan reratanya 20,13±5,27%, sedangkan kelompok non obesitas memiliki rerata sebesar 25,99±7,92%. Kesimpulan. Kelompok obesitas memiliki rata-rata kadar serum besi dan TSAT lebih rendah serta rata-rata kadar TIBC lebih tinggi.\",\"PeriodicalId\":31976,\"journal\":{\"name\":\"Media Gizi Mikro Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Gizi Mikro Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/MGMI.V10I2.599\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Mikro Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V10I2.599","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
DEFISIENSI BESI PADA WANITA USIA SUBUR PRANIKAH OBESITAS
Latar Belakang. Wanita usia subur (WUS) terutama di Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda yang kompleks. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang paling banyak dialami oleh WUS. Anemia merupakan satu sisi lain dari masalah gizi ganda yang banyak dialami di negara berkembang. Obesitas diketahui memiliki hubungan dengan anemia pada WUS. Tujuan. Menganalisis status besi pada WUS pranikah dengan status gizi obesitas dan non obesitas. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 50 mahasiswi Universitas Diponegoro, Semarang. Subjek berusia 18-25 tahun dan dipilih dengan metode systematic random sampling. Subjek terdiri dari 25 mahasiswi obesitas dan 25 mahasiswi non obesitas. Status besi diukur melalui serum besi, serum Transferrin Saturation (TSAT), dan Total Iron Binding Capacity (TIBC). Status obesitas dilihat melalui pengukuran antropometri persen lemak tubuh. Uji T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan status besi pada WUS pranikah obesitas dan non obesitas. Hasil. Ada perbedaan kadar serum besi (p=0,027), TIBC (p=0,034), dan TSAT (p=0,004) antara kelompok obesitas dan non obesitas. Kadar serum besi kelompok obesitas lebih rendah, ditunjukkan dengan rerata sebesar 83,99±20,66 μg/dl pada kelompok obesitas, sedangkan kelompok non obesitas sebesar 99,2±26,03 μg/dl. Kadar TIBC kelompok obesitas lebih tinggi dilihat dari reratanya sebesar 420,98±47,22 μg/dl, sedangkan kelompok non obesitas 389,94±53,35 μg/dl. Pengukuran TSAT menunjukkan kelompok obesitas memiliki kadar yang lebih rendah ditunjukkan dengan reratanya 20,13±5,27%, sedangkan kelompok non obesitas memiliki rerata sebesar 25,99±7,92%. Kesimpulan. Kelompok obesitas memiliki rata-rata kadar serum besi dan TSAT lebih rendah serta rata-rata kadar TIBC lebih tinggi.