米南卡保的布鲁猪传统:过程、马克纳与社会戏剧

Eva Yenita Syam
{"title":"米南卡保的布鲁猪传统:过程、马克纳与社会戏剧","authors":"Eva Yenita Syam","doi":"10.26499/surbet.v16i2.292","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pig hunting in Minangkabau is a rite of passage which is carried out in a gradual ritual process. The rite of pig hunting is a sign that involves various social aspects of the community, including economy, religion, and culture. There are two questions to be answered in this research. Firstly, what is the meaning of the rite in the society and, secondly, how does the community's traditional pig hunting construct a social drama. To answer those questions, the author uses Victor Turner's ritual theory and Max Weber's theory of social drama. The results of this study indicate two main things. First, the pig hunting, which was originally an attempt to eliminate pests, later developed into a social drama. The rite of hunting as a social drama has four functions, namely (1) eliminating conflict; (2) limiting divisions and building community solidarity; (3) unites two opposing principles; and (4) provides new strength and motivation to live in everyday society. Second, as a social drama, the tradition forms a social construction. In this social process, there are four phases of social drama, (1) violation of social norms which invites the community to unite in eradicating pests; (2) wild pests pose a real threat, which can make the life of the farming community miserable (crisis) so that the community unites and holds various ceremonies to prepare for the implementation of hunting; (3) crisis recovery measures by carrying out a pig hunting ceremony; and (4) returns society with its entire social order to a normal situation.AbstrakBuru babi dalam masyarakat Minangkabau merupakan sebuah ritus yang dilaksanakan dalam sebuah proses ritual yang bertahap. Ritus buru babi menjadi sebuah penanda yang melibatkan berbagai aspek sosial masyarakat Minangkabau, termasuk ekonomi, religi, dan budaya. Ada dua pertanyaan yang hendak dijawab di dalam penelitian ini. Pertama, apa makna ritus buru babi dalam masyarakat Minangkabau dan bagaimana konstruksi sosial dari proses ritual tradisi buru babi sebagai sebuah drama sosial? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori ritual Victor Turner dan teori drama sosial Max Weber. Hasi penelitian ini menunjukkan dua hal pokok. Pertama, peristiwa buru babi yang awalnya hanya merupakan upaya para petani menghilangkan hama tanaman  berkembang menjadi sebuah drama sosial. Ritus buru babi sebagai drama sosial ternyata memiliki empat fungsi, yaitu (1) menghilangkan konflik; (2) membatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat; (3) mempersatukan dua prinsip yang bertentangan; dan (4) memberikan kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dalam masyarakat sehari-hari. Kedua, sebagai drama sosial, tradisi buru babi membentuk sebuah konstruksi sosial. Di dalam proses sosial itu terdapat empat fase drama sosial yang terdiri atas (1) pelanggaran norma sosial oleh hama yang mengundang masyarakat untuk bersatu melakukan pembasmian; (2) hama babi mendatangkan ancaman yang nyata yang dapat menyengsarakan kehidupan masyarakat petani (krisis) sehingga masyarakat bersatu dan mengadakan berbagai upacara persiapan pelaksanaan berburu; (3) tindakan pemulihan krisis dengan melaksanakan upacara berburu babi; dan (4) mengembalikan masyarakat dengan seluruh tatanan sosialnya ke situasi normal.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Tradisi Buru Babi Masyarakat Minangkabau: Proses, Makna, dan Drama Sosial\",\"authors\":\"Eva Yenita Syam\",\"doi\":\"10.26499/surbet.v16i2.292\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pig hunting in Minangkabau is a rite of passage which is carried out in a gradual ritual process. The rite of pig hunting is a sign that involves various social aspects of the community, including economy, religion, and culture. There are two questions to be answered in this research. Firstly, what is the meaning of the rite in the society and, secondly, how does the community's traditional pig hunting construct a social drama. To answer those questions, the author uses Victor Turner's ritual theory and Max Weber's theory of social drama. The results of this study indicate two main things. First, the pig hunting, which was originally an attempt to eliminate pests, later developed into a social drama. The rite of hunting as a social drama has four functions, namely (1) eliminating conflict; (2) limiting divisions and building community solidarity; (3) unites two opposing principles; and (4) provides new strength and motivation to live in everyday society. Second, as a social drama, the tradition forms a social construction. In this social process, there are four phases of social drama, (1) violation of social norms which invites the community to unite in eradicating pests; (2) wild pests pose a real threat, which can make the life of the farming community miserable (crisis) so that the community unites and holds various ceremonies to prepare for the implementation of hunting; (3) crisis recovery measures by carrying out a pig hunting ceremony; and (4) returns society with its entire social order to a normal situation.AbstrakBuru babi dalam masyarakat Minangkabau merupakan sebuah ritus yang dilaksanakan dalam sebuah proses ritual yang bertahap. Ritus buru babi menjadi sebuah penanda yang melibatkan berbagai aspek sosial masyarakat Minangkabau, termasuk ekonomi, religi, dan budaya. Ada dua pertanyaan yang hendak dijawab di dalam penelitian ini. Pertama, apa makna ritus buru babi dalam masyarakat Minangkabau dan bagaimana konstruksi sosial dari proses ritual tradisi buru babi sebagai sebuah drama sosial? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori ritual Victor Turner dan teori drama sosial Max Weber. Hasi penelitian ini menunjukkan dua hal pokok. Pertama, peristiwa buru babi yang awalnya hanya merupakan upaya para petani menghilangkan hama tanaman  berkembang menjadi sebuah drama sosial. Ritus buru babi sebagai drama sosial ternyata memiliki empat fungsi, yaitu (1) menghilangkan konflik; (2) membatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat; (3) mempersatukan dua prinsip yang bertentangan; dan (4) memberikan kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dalam masyarakat sehari-hari. Kedua, sebagai drama sosial, tradisi buru babi membentuk sebuah konstruksi sosial. Di dalam proses sosial itu terdapat empat fase drama sosial yang terdiri atas (1) pelanggaran norma sosial oleh hama yang mengundang masyarakat untuk bersatu melakukan pembasmian; (2) hama babi mendatangkan ancaman yang nyata yang dapat menyengsarakan kehidupan masyarakat petani (krisis) sehingga masyarakat bersatu dan mengadakan berbagai upacara persiapan pelaksanaan berburu; (3) tindakan pemulihan krisis dengan melaksanakan upacara berburu babi; dan (4) mengembalikan masyarakat dengan seluruh tatanan sosialnya ke situasi normal.\",\"PeriodicalId\":34821,\"journal\":{\"name\":\"Suar Betang\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suar Betang\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.292\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suar Betang","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.292","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

在米南卡堡猎猪是一种仪式,它是在一个渐进的仪式过程中进行的。养猪仪式是一个涉及社区各个社会方面的标志,包括经济、宗教和文化。在这项研究中有两个问题需要回答。首先,仪式在社会中的意义是什么,其次,社区的传统养猪是如何构建社会戏剧的。为了回答这些问题,作者运用了维克多·特纳的仪式理论和马克斯·韦伯的社会戏剧理论。这项研究的结果表明了两件主要的事情。首先,最初是为了消灭害虫的养猪活动,后来发展成了一场社会戏剧。狩猎仪式作为一种社会戏剧具有四个功能,即(1)消除冲突(2) 限制分歧和建立社区团结;(3) 统一了两个对立的原则;以及(4)为生活在日常社会中提供了新的力量和动力。第二,作为一种社会戏剧,传统形成了一种社会建构。在这个社会过程中,社会戏剧有四个阶段:(1)违反社会规范,促使社区团结起来消灭害虫(2) 野生害虫构成了真正的威胁,可以使农业社区的生活变得悲惨(危机),从而使社区团结起来,举行各种仪式,为狩猎的实施做准备;(3) 通过举行养猪仪式采取危机恢复措施;(4)使社会及其整个社会秩序恢复正常。AbstrakBuru猪在米南卡保社会是一种在渐进的仪式过程中进行的仪式。礼图猎猪成为一个标志,涉及到米南卡保社会的各个社会方面,包括经济、宗教和文化。在这项研究中有两个问题需要回答。首先,米南卡保社会中的猎猪仪式意味着什么?作为一部社会戏剧,猎猪仪式的社会建构是如何进行的?为了回答这两个问题,作家们使用了维克多·特纳的仪式理论和马克斯·韦伯的社会戏剧理论。这项研究的结果显示了两件事。首先,最初只是农民试图消除作物中的农药的养猪活动已经演变成了一场社会戏剧。养猪仪式作为一种社会戏剧,具有四个功能,即(1)消除矛盾;(2) 限制分歧和建立公众团结;(3) 统一两个相互矛盾的原则;以及(4)赋予生活在日常社会中的新的力量和动力。第二,作为一种社会戏剧,养猪传统形成了一种社会建构。在社会过程中,社会戏剧分为四个阶段:(1)哈马违反社会规范,邀请公众在大屠杀中团结起来;(2) 猪锤是一种明显的威胁,可能会危害农民社区的生活,直到社区团结起来并组织各种狩猎准备工作;(3) 通过举行养猪仪式采取危机恢复行动;(4)恢复社会正常。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Tradisi Buru Babi Masyarakat Minangkabau: Proses, Makna, dan Drama Sosial
Pig hunting in Minangkabau is a rite of passage which is carried out in a gradual ritual process. The rite of pig hunting is a sign that involves various social aspects of the community, including economy, religion, and culture. There are two questions to be answered in this research. Firstly, what is the meaning of the rite in the society and, secondly, how does the community's traditional pig hunting construct a social drama. To answer those questions, the author uses Victor Turner's ritual theory and Max Weber's theory of social drama. The results of this study indicate two main things. First, the pig hunting, which was originally an attempt to eliminate pests, later developed into a social drama. The rite of hunting as a social drama has four functions, namely (1) eliminating conflict; (2) limiting divisions and building community solidarity; (3) unites two opposing principles; and (4) provides new strength and motivation to live in everyday society. Second, as a social drama, the tradition forms a social construction. In this social process, there are four phases of social drama, (1) violation of social norms which invites the community to unite in eradicating pests; (2) wild pests pose a real threat, which can make the life of the farming community miserable (crisis) so that the community unites and holds various ceremonies to prepare for the implementation of hunting; (3) crisis recovery measures by carrying out a pig hunting ceremony; and (4) returns society with its entire social order to a normal situation.AbstrakBuru babi dalam masyarakat Minangkabau merupakan sebuah ritus yang dilaksanakan dalam sebuah proses ritual yang bertahap. Ritus buru babi menjadi sebuah penanda yang melibatkan berbagai aspek sosial masyarakat Minangkabau, termasuk ekonomi, religi, dan budaya. Ada dua pertanyaan yang hendak dijawab di dalam penelitian ini. Pertama, apa makna ritus buru babi dalam masyarakat Minangkabau dan bagaimana konstruksi sosial dari proses ritual tradisi buru babi sebagai sebuah drama sosial? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori ritual Victor Turner dan teori drama sosial Max Weber. Hasi penelitian ini menunjukkan dua hal pokok. Pertama, peristiwa buru babi yang awalnya hanya merupakan upaya para petani menghilangkan hama tanaman  berkembang menjadi sebuah drama sosial. Ritus buru babi sebagai drama sosial ternyata memiliki empat fungsi, yaitu (1) menghilangkan konflik; (2) membatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat; (3) mempersatukan dua prinsip yang bertentangan; dan (4) memberikan kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dalam masyarakat sehari-hari. Kedua, sebagai drama sosial, tradisi buru babi membentuk sebuah konstruksi sosial. Di dalam proses sosial itu terdapat empat fase drama sosial yang terdiri atas (1) pelanggaran norma sosial oleh hama yang mengundang masyarakat untuk bersatu melakukan pembasmian; (2) hama babi mendatangkan ancaman yang nyata yang dapat menyengsarakan kehidupan masyarakat petani (krisis) sehingga masyarakat bersatu dan mengadakan berbagai upacara persiapan pelaksanaan berburu; (3) tindakan pemulihan krisis dengan melaksanakan upacara berburu babi; dan (4) mengembalikan masyarakat dengan seluruh tatanan sosialnya ke situasi normal.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信