{"title":"网络游戏障碍会影响学习成绩吗?","authors":"Erwin Bramana Karnadi, S. Pangestu","doi":"10.17977/UM001V6I12021P001","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract : In 2018, the WHO has categorized gaming disorder as an official disease. One of the ways to estimate a person’s gaming disorder level or status is to use the IGD-20 Test. The purpose of our research is to determine whether or not internet gaming disorder (IGD) has a significant negative impact on academic performance using binary dependent and two-staged least squares models. We obtained data from 390 Indonesian university students, consisting of their academic performance, IGD level, gaming behavior, and several of their economic and demographic characteristics. We found that 5.13 percent of the respondents have IGD. Using both probit and logit models, we also found that GPA has no significant impact on a person’s probability to have IGD. Finally, using a 2SLS model, we discovered that IGD has no considerable effect on GPA. Instead, income and gender are proven to be significant predictors of GPA. Abstrak : Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia mengategorikan gaming disorder sebagai sebuah penyakit. Salah satu cara menentukan status atau tingkat gangguan ini ialah menggunakan tes IGD-20. Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan apakah IGD memiliki dampak signifikan terhadap kinerja akademik. Penulis memperoleh data primer dari 390 partisipan mahasiswa terkait hasil studi atau kinerja akademik, tingkat IGD , perilaku bermain game , dan beberapa karakteristik demografik dan ekonomik. Penulis menemukan 5,13 persen partisipan menderita IGD . Berdasarkan hasil analisis data menggunakan model probit dan logit, penulis menemukan indeks prestasi kumulatif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemungkinan memiliki IGD . Sedangkan pengujian menggunakan model two-stage least squares juga menunjukkan bahwa IGD tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks prestasi kumulatif. Variabel yang ditemukan sebagai determinan indeks prestasi ialah tingkat penghasilan dan gender.","PeriodicalId":31671,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Does Internet Gaming Disorder Hinder Academic Performance?\",\"authors\":\"Erwin Bramana Karnadi, S. Pangestu\",\"doi\":\"10.17977/UM001V6I12021P001\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract : In 2018, the WHO has categorized gaming disorder as an official disease. One of the ways to estimate a person’s gaming disorder level or status is to use the IGD-20 Test. The purpose of our research is to determine whether or not internet gaming disorder (IGD) has a significant negative impact on academic performance using binary dependent and two-staged least squares models. We obtained data from 390 Indonesian university students, consisting of their academic performance, IGD level, gaming behavior, and several of their economic and demographic characteristics. We found that 5.13 percent of the respondents have IGD. Using both probit and logit models, we also found that GPA has no significant impact on a person’s probability to have IGD. Finally, using a 2SLS model, we discovered that IGD has no considerable effect on GPA. Instead, income and gender are proven to be significant predictors of GPA. Abstrak : Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia mengategorikan gaming disorder sebagai sebuah penyakit. Salah satu cara menentukan status atau tingkat gangguan ini ialah menggunakan tes IGD-20. Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan apakah IGD memiliki dampak signifikan terhadap kinerja akademik. Penulis memperoleh data primer dari 390 partisipan mahasiswa terkait hasil studi atau kinerja akademik, tingkat IGD , perilaku bermain game , dan beberapa karakteristik demografik dan ekonomik. Penulis menemukan 5,13 persen partisipan menderita IGD . Berdasarkan hasil analisis data menggunakan model probit dan logit, penulis menemukan indeks prestasi kumulatif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemungkinan memiliki IGD . Sedangkan pengujian menggunakan model two-stage least squares juga menunjukkan bahwa IGD tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks prestasi kumulatif. Variabel yang ditemukan sebagai determinan indeks prestasi ialah tingkat penghasilan dan gender.\",\"PeriodicalId\":31671,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-03-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/UM001V6I12021P001\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/UM001V6I12021P001","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:2018年,世界卫生组织将游戏成瘾列为官方疾病。估计一个人的游戏障碍水平或状态的方法之一是使用IGD-20测试。本研究的目的是利用二元依赖和两阶段最小二乘模型来确定网络游戏障碍(IGD)是否对学习成绩有显著的负面影响。我们获得了390名印度尼西亚大学生的数据,包括他们的学习成绩、IGD水平、游戏行为以及他们的一些经济和人口特征。我们发现,5.13%的受访者患有IGD。使用probit和logit模型,我们还发现GPA对一个人患IGD的概率没有显著影响。最后,使用2SLS模型,我们发现IGD对GPA没有太大的影响。相反,收入和性别被证明是GPA的重要预测因素。摘要/ abstract摘要:2018年9月,《游戏障碍研究》(Organisasi Kesehatan Dunia mengategorikan)。萨拉赫是一名男子,他的父亲是一名男子,他的父亲是一名男子,他的父亲是一名男子。Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan apakah IGD memoriliki dampak signifikan kinerja akademik。Penulis成员数据入门,390,partipartismahasisisa .数据研究,包括:中国科学院,中国科学院,中国科学院,中国科学院,中国科学院,中国科学院,中国科学院,中国科学院。5,13人局部门静脉性IGD。Berdasarkan hasil分析了数据menggunakan模型概率和logit, penulis menemukan指标预测了kemungakan模型的概率和logit,并对kemungakan模型的IGD进行了显著性分析。Sedangkan, penguin, menggunakan模型,两阶段最小二乘(最小二乘)变量阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳、阳。
Does Internet Gaming Disorder Hinder Academic Performance?
Abstract : In 2018, the WHO has categorized gaming disorder as an official disease. One of the ways to estimate a person’s gaming disorder level or status is to use the IGD-20 Test. The purpose of our research is to determine whether or not internet gaming disorder (IGD) has a significant negative impact on academic performance using binary dependent and two-staged least squares models. We obtained data from 390 Indonesian university students, consisting of their academic performance, IGD level, gaming behavior, and several of their economic and demographic characteristics. We found that 5.13 percent of the respondents have IGD. Using both probit and logit models, we also found that GPA has no significant impact on a person’s probability to have IGD. Finally, using a 2SLS model, we discovered that IGD has no considerable effect on GPA. Instead, income and gender are proven to be significant predictors of GPA. Abstrak : Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia mengategorikan gaming disorder sebagai sebuah penyakit. Salah satu cara menentukan status atau tingkat gangguan ini ialah menggunakan tes IGD-20. Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan apakah IGD memiliki dampak signifikan terhadap kinerja akademik. Penulis memperoleh data primer dari 390 partisipan mahasiswa terkait hasil studi atau kinerja akademik, tingkat IGD , perilaku bermain game , dan beberapa karakteristik demografik dan ekonomik. Penulis menemukan 5,13 persen partisipan menderita IGD . Berdasarkan hasil analisis data menggunakan model probit dan logit, penulis menemukan indeks prestasi kumulatif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemungkinan memiliki IGD . Sedangkan pengujian menggunakan model two-stage least squares juga menunjukkan bahwa IGD tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks prestasi kumulatif. Variabel yang ditemukan sebagai determinan indeks prestasi ialah tingkat penghasilan dan gender.