印尼、马来西亚和新西兰的教师专业精神

N. Kholis
{"title":"印尼、马来西亚和新西兰的教师专业精神","authors":"N. Kholis","doi":"10.15408/tjems.v6i2.11487","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract Issues related to teacher professionalism may differ among countries. In Indonesia, the problems of teacher professionalism are connected to pre-service education and the lack of continuous professional development. In Malaysia, the major issues are concerned with teaching and management skills of teachers. In New Zealand, teachers face major issues related to work overload and the feeling of poor payment. Using a qualitative approach, this conceptual research paper discusses the issues of teacher professionalism and how the government takes roles in the continuing professional development of teachers in Indonesia, Malaysia and New Zealand. The research data was collected from the existing literature containing descriptions and discussions on the research topic and then analyzed using content analysis. The major findings of the study include that these three counties have issued laws, legislation, and regulations regarding the teacher profession. Then, teachers in the three countries are required to have the teacher’s standard competence embodied with a certificate. In addition,  before entering the classroom, all New Zealand teachers must have a certificate of teaching eligibility, while in Malaysia and Indonesia, the teacher certification is executed when teachers are already in the service. Finally, compared to Indonesia and Malaysia, New Zealand has a complete plan for improving teacher professionalism. The study concludes that the three countries put serious effort into improving the teaching profession. Similar research with more country samples would enrich the understanding of ways in which teacher professional development is conducted, thus providing valuable lessons for future reflections. Abstrak Masalah terkait dengan profesionalisme guru mungkin berbeda di setiap negara. Di Indonesia, masalah profesionalisme guru terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan. Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan manajemen guru. Di Selandia Baru, guru menghadapi masalah besar terkait dengan kelebihan beban kerja dan persepsi terhadap rendahnya gaji guru.  Menggunakan pendekatan kualitatif, artikel penelitian konseptual ini membahas masalah profesionalisme guru dan bagaimana pemerintah berperan dalam pengembangan profesional guru berkelanjutan di Indonesia, Malaysia dan Selandia Baru. Data penelitian dikumpulkan dari literatur yang berisi deskripsi dan diskusi tentang topik penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan peraturan tentang profesi guru. Kemudian, guru di tiga negara harus memiliki kompetensi standar guru yang diwujudkan dengan sertifikat. Selain itu, sebelum memasuki ruang kelas, semua guru Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia dan Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan. Akhirnya, dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, Selandia Baru memiliki rencana yang lebih lengkap dalam meningkatkan profesionalisme guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ketiga negara melakukan upaya serius dalam meningkatkan profesi guru. Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memperkaya pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan profesional guru dilakukan, sehingga memberikan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan . How to Cite : Kholis, N., Murwanti. (2019). Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6 (2), 179-195. doi:10.15408/tjems.v6i2. 11487.","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"6 1","pages":"179-196"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"19","resultStr":"{\"title\":\"Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand\",\"authors\":\"N. Kholis\",\"doi\":\"10.15408/tjems.v6i2.11487\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract Issues related to teacher professionalism may differ among countries. In Indonesia, the problems of teacher professionalism are connected to pre-service education and the lack of continuous professional development. In Malaysia, the major issues are concerned with teaching and management skills of teachers. In New Zealand, teachers face major issues related to work overload and the feeling of poor payment. Using a qualitative approach, this conceptual research paper discusses the issues of teacher professionalism and how the government takes roles in the continuing professional development of teachers in Indonesia, Malaysia and New Zealand. The research data was collected from the existing literature containing descriptions and discussions on the research topic and then analyzed using content analysis. The major findings of the study include that these three counties have issued laws, legislation, and regulations regarding the teacher profession. Then, teachers in the three countries are required to have the teacher’s standard competence embodied with a certificate. In addition,  before entering the classroom, all New Zealand teachers must have a certificate of teaching eligibility, while in Malaysia and Indonesia, the teacher certification is executed when teachers are already in the service. Finally, compared to Indonesia and Malaysia, New Zealand has a complete plan for improving teacher professionalism. The study concludes that the three countries put serious effort into improving the teaching profession. Similar research with more country samples would enrich the understanding of ways in which teacher professional development is conducted, thus providing valuable lessons for future reflections. Abstrak Masalah terkait dengan profesionalisme guru mungkin berbeda di setiap negara. Di Indonesia, masalah profesionalisme guru terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan. Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan manajemen guru. Di Selandia Baru, guru menghadapi masalah besar terkait dengan kelebihan beban kerja dan persepsi terhadap rendahnya gaji guru.  Menggunakan pendekatan kualitatif, artikel penelitian konseptual ini membahas masalah profesionalisme guru dan bagaimana pemerintah berperan dalam pengembangan profesional guru berkelanjutan di Indonesia, Malaysia dan Selandia Baru. Data penelitian dikumpulkan dari literatur yang berisi deskripsi dan diskusi tentang topik penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan peraturan tentang profesi guru. Kemudian, guru di tiga negara harus memiliki kompetensi standar guru yang diwujudkan dengan sertifikat. Selain itu, sebelum memasuki ruang kelas, semua guru Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia dan Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan. Akhirnya, dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, Selandia Baru memiliki rencana yang lebih lengkap dalam meningkatkan profesionalisme guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ketiga negara melakukan upaya serius dalam meningkatkan profesi guru. Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memperkaya pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan profesional guru dilakukan, sehingga memberikan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan . How to Cite : Kholis, N., Murwanti. (2019). Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6 (2), 179-195. doi:10.15408/tjems.v6i2. 11487.\",\"PeriodicalId\":31139,\"journal\":{\"name\":\"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"179-196\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-12-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"19\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/tjems.v6i2.11487\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/tjems.v6i2.11487","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 19

摘要

与教师专业精神相关的问题可能因国家而异。在印度尼西亚,教师专业精神的问题与职前教育和缺乏持续的专业发展有关。在马来西亚,主要问题是教师的教学和管理技能。在新西兰,教师面临的主要问题是工作负担过重和报酬微薄。这篇概念性研究论文采用定性方法,讨论了教师专业主义的问题,以及政府如何在印度尼西亚、马来西亚和新西兰教师的持续专业发展中发挥作用。本研究的数据收集自已有文献中对研究课题的描述和讨论,然后运用内容分析法进行分析。该研究的主要发现包括,这三个县都颁布了有关教师职业的法律、立法和法规。然后,这三个国家的教师都被要求用证书来体现教师的标准能力。此外,在进入课堂之前,所有新西兰教师都必须持有教师资格证书,而在马来西亚和印度尼西亚,教师资格证书是在教师已经在职时执行的。最后,与印度尼西亚和马来西亚相比,新西兰在提高教师专业水平方面有一个完整的计划。该研究的结论是,这三个国家在提高教师职业方面付出了认真的努力。更多国家样本的类似研究将丰富对教师专业发展方式的理解,从而为今后的思考提供宝贵的经验教训。摘要:Masalah terkkait deng是一种专业的精神导师,是一种专业的精神导师。Di Indonesia, masalah专业大师terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan专业berkelanjutan。Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan管理大师。Di Selandia Baru,上师menghadapi masalah besar terkait dengan kelelebihan beban kerja persepsi terhadap rendahnya gaji上师。孟古纳坎彭德加丹的专业导师,新加坡彭德加丹的专业导师,印尼彭德加丹的专业导师,马来西亚彭德加丹的专业导师。数据penelitian dikumpulkan dari文学杨伯里斯的deskprisi dan diskusi tententopik penelitian,但kemudian dianalis孟古纳坎分析konten。Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, danperaturan tentang教授大师。Kemudian,上师di tiga negara harus memiliki kompeteni标准上师yang diwujudkan dengan sertifikat。Selain itu, selbelum memasuki ruang kelas, semua大师Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia和Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan。印尼和马来西亚,印尼和马来西亚,印尼和马来西亚,印尼和马来西亚,印尼和马来西亚,印尼和马来西亚。学习,学习,学习,学习,学习,学习。Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memberan pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan专业大师dilakukan, seingja memberan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan。引文出处:纽约州科利斯,穆尔万蒂。(2019)。印尼、马来西亚和新西兰的教师专业精神。[j] .教育学报,2004,(2):379 - 395。doi: 10.15408 / tjems.v6i2。11487.
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand
Abstract Issues related to teacher professionalism may differ among countries. In Indonesia, the problems of teacher professionalism are connected to pre-service education and the lack of continuous professional development. In Malaysia, the major issues are concerned with teaching and management skills of teachers. In New Zealand, teachers face major issues related to work overload and the feeling of poor payment. Using a qualitative approach, this conceptual research paper discusses the issues of teacher professionalism and how the government takes roles in the continuing professional development of teachers in Indonesia, Malaysia and New Zealand. The research data was collected from the existing literature containing descriptions and discussions on the research topic and then analyzed using content analysis. The major findings of the study include that these three counties have issued laws, legislation, and regulations regarding the teacher profession. Then, teachers in the three countries are required to have the teacher’s standard competence embodied with a certificate. In addition,  before entering the classroom, all New Zealand teachers must have a certificate of teaching eligibility, while in Malaysia and Indonesia, the teacher certification is executed when teachers are already in the service. Finally, compared to Indonesia and Malaysia, New Zealand has a complete plan for improving teacher professionalism. The study concludes that the three countries put serious effort into improving the teaching profession. Similar research with more country samples would enrich the understanding of ways in which teacher professional development is conducted, thus providing valuable lessons for future reflections. Abstrak Masalah terkait dengan profesionalisme guru mungkin berbeda di setiap negara. Di Indonesia, masalah profesionalisme guru terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan. Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan manajemen guru. Di Selandia Baru, guru menghadapi masalah besar terkait dengan kelebihan beban kerja dan persepsi terhadap rendahnya gaji guru.  Menggunakan pendekatan kualitatif, artikel penelitian konseptual ini membahas masalah profesionalisme guru dan bagaimana pemerintah berperan dalam pengembangan profesional guru berkelanjutan di Indonesia, Malaysia dan Selandia Baru. Data penelitian dikumpulkan dari literatur yang berisi deskripsi dan diskusi tentang topik penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan peraturan tentang profesi guru. Kemudian, guru di tiga negara harus memiliki kompetensi standar guru yang diwujudkan dengan sertifikat. Selain itu, sebelum memasuki ruang kelas, semua guru Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia dan Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan. Akhirnya, dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, Selandia Baru memiliki rencana yang lebih lengkap dalam meningkatkan profesionalisme guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ketiga negara melakukan upaya serius dalam meningkatkan profesi guru. Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memperkaya pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan profesional guru dilakukan, sehingga memberikan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan . How to Cite : Kholis, N., Murwanti. (2019). Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6 (2), 179-195. doi:10.15408/tjems.v6i2. 11487.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
4
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信