{"title":"社区支持农业对印尼农业运动的贡献——以德国为例","authors":"Gusti Nur Asla Shabia","doi":"10.31292/bhumi.v7i2.490","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Community Supported Agriculture (CSA) is a model of cooperation between food producers and consumers in carrying out agriculture that has emerged in Global North’s countries. The establishment of CSA is related to the desire of a few people striving for a more equitable food system than the global and industrial food system which marginalizes the welfare of farmers. Building on the ethnographic study of the CSA Garten Coop in Freiburg, Germany, and comparing it with studies of CSA in other countries, this paper tries to explore the possibilities of how CSA can offer farmers an alternative agricultural model for the sustainability of their farm and its contribution to agrarian movement, especially in Indonesia. The results show that CSA provides this alternative through rearranging the food system with a more democratic, autonomous, and equal management of production resources, income certainty for farmers through consumer commitment and by the solidarity economy, and independence through the principles of sustainable agriculture. Therefore, CSA indirectly contributes to the agrarian movement by providing the possibility for farmers to maintain their farming business, along with their land tenure or ownership, as well as a forum for organizing farmers and consumers to raise awareness of the food system.\nKeywords: Agrarian Movement, Community Supported Agriculture, Solidarity Economy, Producer-Consumer Partnership.\nIntisari: Community Supported Agriculture (CSA) merupakan model kerjasama produsen dan konsumen pangan dalam menyelenggarakan pertanian yang banyak muncul di negara-negara Global Utara. Pendiriannya tak lepas dari keinginan segelintir orang mengupayakan sebuah sistem pangan yang lebih adil dari sistem pangan global dan industrial yang meminggirkan kesejahteraan petani. Dengan menggunakan studi etnografi pada komunitas CSA Garten Coop di Freiburg, Jerman dan membandingkan dengan studi-studi atas CSA di sejumlah negara lainnya, artikel ini disusun untuk menelusuri kemungkinan tentang bagaimana CSA dapat menawarkan model pertanian alternatif bagi petani untuk keberlanjutan usaha taninya dan kontribusinya terhadap gerakan agraria, terutama di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSA memberikan alternatif ini lewat pengaturan ulang sistem pangan dengan manajemen sumber daya produksi yang lebih demokratis, otonom, dan setara, kepastian pendapatan bagi petani lewat komitmen konsumen dan ekonomi solidaritas, serta independensi melalui prinsip pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, CSA secara tidak langsung berkontribusi dalam gerakan agraria dengan memberikan kemungkinan bagi petani untuk mempertahankan usaha taninya, berikut penguasaan atau kepemilikan lahannya, sekaligus wadah pengorganisasian petani dan konsumen untuk menumbuhkan kesadaran akan sistem pangan.\nKata Kunci: Community Supported Agriculture, Ekonomi Solidaritas, Gerakan Agraria, Kerjasama Produsen-Konsumen.","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Kontribusi Community Supported Agriculture untuk Gerakan Agraria di Indonesia: Pelajaran dari Jerman\",\"authors\":\"Gusti Nur Asla Shabia\",\"doi\":\"10.31292/bhumi.v7i2.490\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: Community Supported Agriculture (CSA) is a model of cooperation between food producers and consumers in carrying out agriculture that has emerged in Global North’s countries. The establishment of CSA is related to the desire of a few people striving for a more equitable food system than the global and industrial food system which marginalizes the welfare of farmers. Building on the ethnographic study of the CSA Garten Coop in Freiburg, Germany, and comparing it with studies of CSA in other countries, this paper tries to explore the possibilities of how CSA can offer farmers an alternative agricultural model for the sustainability of their farm and its contribution to agrarian movement, especially in Indonesia. The results show that CSA provides this alternative through rearranging the food system with a more democratic, autonomous, and equal management of production resources, income certainty for farmers through consumer commitment and by the solidarity economy, and independence through the principles of sustainable agriculture. Therefore, CSA indirectly contributes to the agrarian movement by providing the possibility for farmers to maintain their farming business, along with their land tenure or ownership, as well as a forum for organizing farmers and consumers to raise awareness of the food system.\\nKeywords: Agrarian Movement, Community Supported Agriculture, Solidarity Economy, Producer-Consumer Partnership.\\nIntisari: Community Supported Agriculture (CSA) merupakan model kerjasama produsen dan konsumen pangan dalam menyelenggarakan pertanian yang banyak muncul di negara-negara Global Utara. Pendiriannya tak lepas dari keinginan segelintir orang mengupayakan sebuah sistem pangan yang lebih adil dari sistem pangan global dan industrial yang meminggirkan kesejahteraan petani. Dengan menggunakan studi etnografi pada komunitas CSA Garten Coop di Freiburg, Jerman dan membandingkan dengan studi-studi atas CSA di sejumlah negara lainnya, artikel ini disusun untuk menelusuri kemungkinan tentang bagaimana CSA dapat menawarkan model pertanian alternatif bagi petani untuk keberlanjutan usaha taninya dan kontribusinya terhadap gerakan agraria, terutama di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSA memberikan alternatif ini lewat pengaturan ulang sistem pangan dengan manajemen sumber daya produksi yang lebih demokratis, otonom, dan setara, kepastian pendapatan bagi petani lewat komitmen konsumen dan ekonomi solidaritas, serta independensi melalui prinsip pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, CSA secara tidak langsung berkontribusi dalam gerakan agraria dengan memberikan kemungkinan bagi petani untuk mempertahankan usaha taninya, berikut penguasaan atau kepemilikan lahannya, sekaligus wadah pengorganisasian petani dan konsumen untuk menumbuhkan kesadaran akan sistem pangan.\\nKata Kunci: Community Supported Agriculture, Ekonomi Solidaritas, Gerakan Agraria, Kerjasama Produsen-Konsumen.\",\"PeriodicalId\":32710,\"journal\":{\"name\":\"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31292/bhumi.v7i2.490\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31292/bhumi.v7i2.490","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
摘要:社区支持农业(Community Supported Agriculture, CSA)是出现在全球北方国家的一种粮食生产者和消费者之间合作开展农业的模式。CSA的建立与少数人的愿望有关,他们希望建立一个比全球和工业食品系统更公平的食品系统,因为全球和工业食品系统将农民的福利边缘化。基于对德国弗莱堡CSA菜园的人种学研究,并将其与其他国家的CSA研究进行比较,本文试图探索CSA如何为农民提供一种可替代的农业模式,以实现其农场的可持续性及其对农业运动的贡献,特别是在印度尼西亚。结果表明,CSA通过重新安排粮食系统,使生产资源管理更加民主、自主和平等,通过消费者承诺和团结经济为农民提供收入确定性,通过可持续农业原则为农民提供独立性,从而提供了这一选择。因此,CSA通过为农民提供维持其农业业务以及土地使用权或所有权的可能性,以及组织农民和消费者提高对粮食系统认识的论坛,间接地促进了农业运动。关键词:土地运动,社区支持农业,团结经济,生产者-消费者伙伴关系。Intisari:社区支持农业(CSA) merupakan模式kerjasama生产dan konsumen pangan dalam menyelenggarakan pertanian yang banyak muncul di negara-negara Global Utara。Pendiriannya tak lepas dari keingan segelintir orang mengupayakan sebuah系统pangan yang lebih adil dari系统pangan global dan工业yang memingingkan kesejahteraan petani。Dengan menggunakan study etnografi pada komununas CSA Garten Coop di Freiburg,德国dendingkan Dengan study -studi atas CSA di sejumlah negara lainnya, artikel ini dissusun untuk menelusuri kemungkinan tentenang bagaimana CSA dapat menawarkan模型pertanian alternatifbagi petani untuk keberlanjutan usaha taninya dan kontribuya terhadap gerakan agraria, terutama di印度尼西亚。哈西尔·潘内利特·梅农·朱坎·巴瓦中央社盟成员、候补成员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、独立党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员、民主党员。印尼国家旅游局局长Oleh karenitu, CSA secara tidak langsung berkontribusi dalam gerakan agraria denan成员,kemungkinan bagi petani untuk成员,berikut penguin和atau kepemilikan lahanya, sekaligus wadah pengorganisasia petani dan konsumen untuk menumbuhkan kesadaran akan系统pangan。Kata Kunci:社区支持农业,团结经济,民政党农业,邦产学研。
Kontribusi Community Supported Agriculture untuk Gerakan Agraria di Indonesia: Pelajaran dari Jerman
Abstract: Community Supported Agriculture (CSA) is a model of cooperation between food producers and consumers in carrying out agriculture that has emerged in Global North’s countries. The establishment of CSA is related to the desire of a few people striving for a more equitable food system than the global and industrial food system which marginalizes the welfare of farmers. Building on the ethnographic study of the CSA Garten Coop in Freiburg, Germany, and comparing it with studies of CSA in other countries, this paper tries to explore the possibilities of how CSA can offer farmers an alternative agricultural model for the sustainability of their farm and its contribution to agrarian movement, especially in Indonesia. The results show that CSA provides this alternative through rearranging the food system with a more democratic, autonomous, and equal management of production resources, income certainty for farmers through consumer commitment and by the solidarity economy, and independence through the principles of sustainable agriculture. Therefore, CSA indirectly contributes to the agrarian movement by providing the possibility for farmers to maintain their farming business, along with their land tenure or ownership, as well as a forum for organizing farmers and consumers to raise awareness of the food system.
Keywords: Agrarian Movement, Community Supported Agriculture, Solidarity Economy, Producer-Consumer Partnership.
Intisari: Community Supported Agriculture (CSA) merupakan model kerjasama produsen dan konsumen pangan dalam menyelenggarakan pertanian yang banyak muncul di negara-negara Global Utara. Pendiriannya tak lepas dari keinginan segelintir orang mengupayakan sebuah sistem pangan yang lebih adil dari sistem pangan global dan industrial yang meminggirkan kesejahteraan petani. Dengan menggunakan studi etnografi pada komunitas CSA Garten Coop di Freiburg, Jerman dan membandingkan dengan studi-studi atas CSA di sejumlah negara lainnya, artikel ini disusun untuk menelusuri kemungkinan tentang bagaimana CSA dapat menawarkan model pertanian alternatif bagi petani untuk keberlanjutan usaha taninya dan kontribusinya terhadap gerakan agraria, terutama di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSA memberikan alternatif ini lewat pengaturan ulang sistem pangan dengan manajemen sumber daya produksi yang lebih demokratis, otonom, dan setara, kepastian pendapatan bagi petani lewat komitmen konsumen dan ekonomi solidaritas, serta independensi melalui prinsip pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, CSA secara tidak langsung berkontribusi dalam gerakan agraria dengan memberikan kemungkinan bagi petani untuk mempertahankan usaha taninya, berikut penguasaan atau kepemilikan lahannya, sekaligus wadah pengorganisasian petani dan konsumen untuk menumbuhkan kesadaran akan sistem pangan.
Kata Kunci: Community Supported Agriculture, Ekonomi Solidaritas, Gerakan Agraria, Kerjasama Produsen-Konsumen.