情色主义与阿吉普·罗西迪诗歌《迪·安塔拉·基塔》和W.S.伦德拉诗歌《Nyanyian Duniawi》的翻译

Eka Ugi Sutikno
{"title":"情色主义与阿吉普·罗西迪诗歌《迪·安塔拉·基塔》和W.S.伦德拉诗歌《Nyanyian Duniawi》的翻译","authors":"Eka Ugi Sutikno","doi":"10.26499/surbet.v18i1.6452","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Undoubtedly W. S. Rendra's poem “Nyanyian Dunia” can be brought closer to semantics, worldviews, and humanities values. However, the three things above become a contrast when faced with research that focuses on eroticism and Newmark's method of translation. Mainly “Di Antara Kita” by Ajip Rosidi, which has not yet been analyzed. This study aims to explain how erotic texts are presented to create aesthetics in poetry writing and how the three poems above are translated through the perspective of the Newmark translation method. The method used in this article is qualitative. The results show that “Di Antara Kita” on ‘Between Us’ and “Nyanyian Duniawi” on ‘A Worldly Song’, translated by Harry Aveling above, is dominated by the free translation method, and the diction contained in the source text and translation cannot be classified into in pornographic texts. The conclusion is that eroticism in the two poems above is confronted with the choice of diction, so the poems “Di Antara Kita” and “Nyanyian Duniawi” are not included in pornography, which is so verbal and obscene. Also, the eroticism in the two poems above reflects the desire of the two subjects who want each other’s love and bodies. AbstrakTidak diragukan lagi, puisi W. S. Rendra yang berjudul “Nyanyian Dunia” memiliki nilai semantik, pandangan dunia, dan humaniora yang kental. Akan tetapi, ketiga hal itu menjadi kontras ketika dihadapkan pada penelitian yang menitikberatkan pada erotisme dan metode penerjemahan ala Newmark. Terlebih “Di Antara Kita” karya Ajip Rosidi yang belum pernah dianalisis. Tujuan kajian ini ialah menjelaskan bagaimana teks erotisme dihadirkan untuk menciptakan estetika dalam penulisan puisi dan bagaimana ketiga puisi di atas diterjemahkan melalui perspektif metode penerjemahan Newmark. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis menunjukkan bahwa “Antara Kita” atas Between Us dan “Nyanyian Duniawi” atas A Worldly Song yang diterjemahkan oleh Harry Aveling didominasi oleh metode free translation dan diksi yang terdapat di dalam teks sumber dan terjemahan tidak dapat digolongkan ke dalam teks pornografi. Simpulan yang diperoleh adalah erotisme di kedua puisi itu dihadapkan pada pemilihan diksi sehingga tidak termasuk ke dalam pornografi yang begitu verbal dan cabul. Erotisme di kedua puisi di atas mencerminkan adanya hasrat dari dua subjek yang saling menginginkan cinta dan tubuh mereka.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Erotism and the Translation of the Poetry \\\"Di Antara Kita\\\" by Ajip Rosidi and \\\"Nyanyian Duniawi\\\" by W.S. Rendra\",\"authors\":\"Eka Ugi Sutikno\",\"doi\":\"10.26499/surbet.v18i1.6452\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Undoubtedly W. S. Rendra's poem “Nyanyian Dunia” can be brought closer to semantics, worldviews, and humanities values. However, the three things above become a contrast when faced with research that focuses on eroticism and Newmark's method of translation. Mainly “Di Antara Kita” by Ajip Rosidi, which has not yet been analyzed. This study aims to explain how erotic texts are presented to create aesthetics in poetry writing and how the three poems above are translated through the perspective of the Newmark translation method. The method used in this article is qualitative. The results show that “Di Antara Kita” on ‘Between Us’ and “Nyanyian Duniawi” on ‘A Worldly Song’, translated by Harry Aveling above, is dominated by the free translation method, and the diction contained in the source text and translation cannot be classified into in pornographic texts. The conclusion is that eroticism in the two poems above is confronted with the choice of diction, so the poems “Di Antara Kita” and “Nyanyian Duniawi” are not included in pornography, which is so verbal and obscene. Also, the eroticism in the two poems above reflects the desire of the two subjects who want each other’s love and bodies. AbstrakTidak diragukan lagi, puisi W. S. Rendra yang berjudul “Nyanyian Dunia” memiliki nilai semantik, pandangan dunia, dan humaniora yang kental. Akan tetapi, ketiga hal itu menjadi kontras ketika dihadapkan pada penelitian yang menitikberatkan pada erotisme dan metode penerjemahan ala Newmark. Terlebih “Di Antara Kita” karya Ajip Rosidi yang belum pernah dianalisis. Tujuan kajian ini ialah menjelaskan bagaimana teks erotisme dihadirkan untuk menciptakan estetika dalam penulisan puisi dan bagaimana ketiga puisi di atas diterjemahkan melalui perspektif metode penerjemahan Newmark. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis menunjukkan bahwa “Antara Kita” atas Between Us dan “Nyanyian Duniawi” atas A Worldly Song yang diterjemahkan oleh Harry Aveling didominasi oleh metode free translation dan diksi yang terdapat di dalam teks sumber dan terjemahan tidak dapat digolongkan ke dalam teks pornografi. Simpulan yang diperoleh adalah erotisme di kedua puisi itu dihadapkan pada pemilihan diksi sehingga tidak termasuk ke dalam pornografi yang begitu verbal dan cabul. Erotisme di kedua puisi di atas mencerminkan adanya hasrat dari dua subjek yang saling menginginkan cinta dan tubuh mereka.\",\"PeriodicalId\":34821,\"journal\":{\"name\":\"Suar Betang\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suar Betang\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26499/surbet.v18i1.6452\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suar Betang","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/surbet.v18i1.6452","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

毫无疑问,伦德拉的《年月夜》可以更接近语义学、世界观和人文价值。然而,当面对以情色为中心的研究和纽马克的翻译方法时,这三者就形成了对比。主要是Ajip Rosidi的《Di Antara Kita》,尚未被分析。本研究旨在通过纽马克翻译法的视角来解释情色文本如何在诗歌创作中创造美学,以及上述三首诗是如何翻译的。本文采用的方法是定性的。结果表明,上述Harry Aveling翻译的《Between Us》中的“Di Antara Kita”和《A world Song》中的“Nyanyian Duniawi”以意译法为主,源文本和译文中包含的措辞不能归类为色情文本。结论是上述两首诗中的情色面临着措辞的选择,所以《Di Antara Kita》和《Nyanyian Duniawi》这两首诗都没有被列入情色,这是如此的言语和淫秽。此外,上述两首诗中的情色也反映了两个主体想要彼此的爱和身体的欲望。[摘要]tidak diragukan lagi, puisi W. S. Rendra yang berjudul " Nyanyian Dunia " memiliki nilai semantics, pandangan Dunia, dan humaniora yang kental。Akan tetapi, ketiga hali menjadi kontras ketika dihaapkan pada penelitian yang menitikberatkan pada erotisme和metode penerjemahan ala Newmark。Terlebih " Di Antara Kita " karya Ajip Rosidi yang belum pernah dianalis。Tujuan kajian ini ialah menjelaskan bagaimana teks erotisme dihadirkan untuk menciptakan estetika dalam penulisan puisi dan bagaimana ketiga puisi di ata diiterjemahkan melalui perspetif meerjemahan Newmark。Penelitian ini mongunakan方法定性。解析menunjukkan bahwa《Antara Kita》《Between Us》《Nyanyian Duniawi》《A world Song》《diiterjemahkan oleh》哈利·阿韦林(Harry Aveling) didominasi oleh方法意译dan diksi yang terdapat di dalam teks sumber dan terjemahan tidak dapat digolongkan ke dalam teks porn》。Simpulan yang diperoleh adalah erotisme di kedua puisi itu dihadapkan pada pemilihan diksi sehinga tidak termasuk ke dalam porn yang begitu verbal dan cabul。中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Erotism and the Translation of the Poetry "Di Antara Kita" by Ajip Rosidi and "Nyanyian Duniawi" by W.S. Rendra
Undoubtedly W. S. Rendra's poem “Nyanyian Dunia” can be brought closer to semantics, worldviews, and humanities values. However, the three things above become a contrast when faced with research that focuses on eroticism and Newmark's method of translation. Mainly “Di Antara Kita” by Ajip Rosidi, which has not yet been analyzed. This study aims to explain how erotic texts are presented to create aesthetics in poetry writing and how the three poems above are translated through the perspective of the Newmark translation method. The method used in this article is qualitative. The results show that “Di Antara Kita” on ‘Between Us’ and “Nyanyian Duniawi” on ‘A Worldly Song’, translated by Harry Aveling above, is dominated by the free translation method, and the diction contained in the source text and translation cannot be classified into in pornographic texts. The conclusion is that eroticism in the two poems above is confronted with the choice of diction, so the poems “Di Antara Kita” and “Nyanyian Duniawi” are not included in pornography, which is so verbal and obscene. Also, the eroticism in the two poems above reflects the desire of the two subjects who want each other’s love and bodies. AbstrakTidak diragukan lagi, puisi W. S. Rendra yang berjudul “Nyanyian Dunia” memiliki nilai semantik, pandangan dunia, dan humaniora yang kental. Akan tetapi, ketiga hal itu menjadi kontras ketika dihadapkan pada penelitian yang menitikberatkan pada erotisme dan metode penerjemahan ala Newmark. Terlebih “Di Antara Kita” karya Ajip Rosidi yang belum pernah dianalisis. Tujuan kajian ini ialah menjelaskan bagaimana teks erotisme dihadirkan untuk menciptakan estetika dalam penulisan puisi dan bagaimana ketiga puisi di atas diterjemahkan melalui perspektif metode penerjemahan Newmark. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis menunjukkan bahwa “Antara Kita” atas Between Us dan “Nyanyian Duniawi” atas A Worldly Song yang diterjemahkan oleh Harry Aveling didominasi oleh metode free translation dan diksi yang terdapat di dalam teks sumber dan terjemahan tidak dapat digolongkan ke dalam teks pornografi. Simpulan yang diperoleh adalah erotisme di kedua puisi itu dihadapkan pada pemilihan diksi sehingga tidak termasuk ke dalam pornografi yang begitu verbal dan cabul. Erotisme di kedua puisi di atas mencerminkan adanya hasrat dari dua subjek yang saling menginginkan cinta dan tubuh mereka.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信