{"title":"子宫切除术-萨尔芬戈双侧卵巢切除术(HTSOB)术后患者的性功能和 PLISSIT 模型教育","authors":"Yuni Sukma Panca Indrawati, Lutfatul Latifah, Wahyu Ekowati","doi":"10.26714/nm.v5i2.13585","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Prosedur Histerek-Salphingo Oovorektomi Bilateral (HTSOB) dapat menimbulkan keterjadian hormon dan mengakibatkan gangguan fungsi seksualitas pada pasien. Perawat sebagai pemberi asuhan utama berperan penting dalam memberikan edukasi untuk mencegah dampak psikologis pada pasien akibat kurangnya paparan informasi. Pada laporan kasus ini, wanita G1P1A0 berusia 45 tahun telah menjalani prosedur HTSOB dua bulan yang lalu atas indikasi pendarahan hebat dari jalan lahir ( Abnormal Uterine Bleeding ). Pasien melakukan penilaian fungsi seksualitas dengan teknik wawancara berdasarkan 6 komponen pada Female Sexual Function Index (FSFI). Pasien mengalami penurunan hasrat, gairah, lubrikasi, orgasme, dan adanya rasa nyeri saat berhubungan seksual. Namun kepuasan seksual masih dapat dirasakan secara maksimal. Pasien diberikan model edukasi PLISSIT sebanyak 3 kali pertemuan dengan durasi 30 menit untuk meningkatkan kualitas fungsi seksualnya. Pemberian model edukasi PLISSIT terbukti berpengaruh meningkatkan pengetahuan seksualitas pasca tindakan HTSOB pada pasien. Adanya tambahan pengetahuan dapat meningkatkan kualitas aktivitas seksual pasien pasca HTSOB.","PeriodicalId":509074,"journal":{"name":"Ners Muda","volume":"13 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Fungsi seksualitas dan edukasi model PLISSIT pada pasien post Histerek-Salphingo Oovorektomi Bilateral (HTSOB)\",\"authors\":\"Yuni Sukma Panca Indrawati, Lutfatul Latifah, Wahyu Ekowati\",\"doi\":\"10.26714/nm.v5i2.13585\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Prosedur Histerek-Salphingo Oovorektomi Bilateral (HTSOB) dapat menimbulkan keterjadian hormon dan mengakibatkan gangguan fungsi seksualitas pada pasien. Perawat sebagai pemberi asuhan utama berperan penting dalam memberikan edukasi untuk mencegah dampak psikologis pada pasien akibat kurangnya paparan informasi. Pada laporan kasus ini, wanita G1P1A0 berusia 45 tahun telah menjalani prosedur HTSOB dua bulan yang lalu atas indikasi pendarahan hebat dari jalan lahir ( Abnormal Uterine Bleeding ). Pasien melakukan penilaian fungsi seksualitas dengan teknik wawancara berdasarkan 6 komponen pada Female Sexual Function Index (FSFI). Pasien mengalami penurunan hasrat, gairah, lubrikasi, orgasme, dan adanya rasa nyeri saat berhubungan seksual. Namun kepuasan seksual masih dapat dirasakan secara maksimal. Pasien diberikan model edukasi PLISSIT sebanyak 3 kali pertemuan dengan durasi 30 menit untuk meningkatkan kualitas fungsi seksualnya. Pemberian model edukasi PLISSIT terbukti berpengaruh meningkatkan pengetahuan seksualitas pasca tindakan HTSOB pada pasien. Adanya tambahan pengetahuan dapat meningkatkan kualitas aktivitas seksual pasien pasca HTSOB.\",\"PeriodicalId\":509074,\"journal\":{\"name\":\"Ners Muda\",\"volume\":\"13 8\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ners Muda\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26714/nm.v5i2.13585\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ners Muda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26714/nm.v5i2.13585","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Fungsi seksualitas dan edukasi model PLISSIT pada pasien post Histerek-Salphingo Oovorektomi Bilateral (HTSOB)
Prosedur Histerek-Salphingo Oovorektomi Bilateral (HTSOB) dapat menimbulkan keterjadian hormon dan mengakibatkan gangguan fungsi seksualitas pada pasien. Perawat sebagai pemberi asuhan utama berperan penting dalam memberikan edukasi untuk mencegah dampak psikologis pada pasien akibat kurangnya paparan informasi. Pada laporan kasus ini, wanita G1P1A0 berusia 45 tahun telah menjalani prosedur HTSOB dua bulan yang lalu atas indikasi pendarahan hebat dari jalan lahir ( Abnormal Uterine Bleeding ). Pasien melakukan penilaian fungsi seksualitas dengan teknik wawancara berdasarkan 6 komponen pada Female Sexual Function Index (FSFI). Pasien mengalami penurunan hasrat, gairah, lubrikasi, orgasme, dan adanya rasa nyeri saat berhubungan seksual. Namun kepuasan seksual masih dapat dirasakan secara maksimal. Pasien diberikan model edukasi PLISSIT sebanyak 3 kali pertemuan dengan durasi 30 menit untuk meningkatkan kualitas fungsi seksualnya. Pemberian model edukasi PLISSIT terbukti berpengaruh meningkatkan pengetahuan seksualitas pasca tindakan HTSOB pada pasien. Adanya tambahan pengetahuan dapat meningkatkan kualitas aktivitas seksual pasien pasca HTSOB.