萨吉托博士医院重症监护室接受治疗的败血症患者微量白蛋白尿与 SOFA 评分之间的关系

Antonius Catur Sulistiyantoro, Untung Widodo, Akhmad Yun Jufan
{"title":"萨吉托博士医院重症监护室接受治疗的败血症患者微量白蛋白尿与 SOFA 评分之间的关系","authors":"Antonius Catur Sulistiyantoro, Untung Widodo, Akhmad Yun Jufan","doi":"10.22146/jka.v7i1.7382","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Sepsis menyebabkan keluarnya mediator inflamasi ke dalam sirkulasi. Akibat adanya mediator inflamasi dan stres oksidatif terjadi peningkatan permeabilitas kapiler termasuk glomerulus renalis. Manifestasi pada glomerulus akibat disfungsi endotelium adalah meningkatnnya ekskresi albumin dalam urin. Mikroalbuminuria menggambarkan peningkatan permeabilitas mikrosirkulasi. Mikroalbuminuria didefinisikan ekskresi albumin pada urin 30-300 mg/24 jam, terjadi secara cepat setelah inflamasi danberhubungan dengan tingkat keparahan pada sepsis. Skor SOFA merupakan salah satu parameter untuk menilai tingkat keparahan disfungsi organ.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito.Metode: Penelitian ini merupakan studi korelasi observasional. Penelitian akan dilakukan di ICU RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito yang berumur lebih dari 18 tahun, kriteria eksklusi: pasien diabetes mellitus, anuria, gagal ginjal kronis (CKD), hamil, trauma urologi, sindrom nefrotik, infeksi saluran kencing. Kriteria drop out: subyek ingin berhenti dari penelitian ketika penelitian berlangsung, subyek meninggal kurang dari 48 jam sehingga data tidak lengkap. Urin dikumpulkan pada 24 jam pertama (H-0), 48 jam pertama (H-1), dan 72 jam pertama (H-3). Mikroalbuminuria diperiksa di laboratorium. Skor SOFA diperiksa dan dilakukan studi korelasi untuk mengetahui hubungan dengan mikroalbuminuria.Hasil: Jumlah subyek yang memenuhi kriteria inklusi 35 sampel, 20 subyek dieksklusi, 1 sampel drop out. Pada penelitian ini didapatkan subyek 57,1% laki laki dan 42,9% perempuan, rata-rata skor SOFA 9,4 ±3,4, rata-rata mikroalbuminuria 132 ± 75,2 mg/l. Subyek dengan syok sepsis 42,9% dan semua subyek memerlukan ventilator. Mortalitas 50%, infeksi terutama dari sistem respirasi (42,9%), dan bakteri utama Acinebacter baumanii. Rata-rata skor SOFA subyek yang hidup 6,43 ± 2,80 dan yang meninggal 10,34 ± 3,00, mikroalbuminuria subyek yang hidup rata-rata 82,10 ± 70,73 mg/l dan subyek meninggal 167,71 ± 46,81 mg/l. Terdapat korelasi antara mikroalbuminuria dan skor SOFA dengan kekuatan r: 0,627 dan p: 0,016. Skor SOFA >7 memiliki risiko kematian 16 kali dan mikroalbuminuria >156,35 memiliki risiko kematian 36 kali.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.","PeriodicalId":513365,"journal":{"name":"Jurnal Komplikasi Anestesi","volume":"41 s193","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Antara Mikroalbuminuria dan Skor SOFA pada Pasien Sepsis yang Dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito\",\"authors\":\"Antonius Catur Sulistiyantoro, Untung Widodo, Akhmad Yun Jufan\",\"doi\":\"10.22146/jka.v7i1.7382\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang: Sepsis menyebabkan keluarnya mediator inflamasi ke dalam sirkulasi. Akibat adanya mediator inflamasi dan stres oksidatif terjadi peningkatan permeabilitas kapiler termasuk glomerulus renalis. Manifestasi pada glomerulus akibat disfungsi endotelium adalah meningkatnnya ekskresi albumin dalam urin. Mikroalbuminuria menggambarkan peningkatan permeabilitas mikrosirkulasi. Mikroalbuminuria didefinisikan ekskresi albumin pada urin 30-300 mg/24 jam, terjadi secara cepat setelah inflamasi danberhubungan dengan tingkat keparahan pada sepsis. Skor SOFA merupakan salah satu parameter untuk menilai tingkat keparahan disfungsi organ.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito.Metode: Penelitian ini merupakan studi korelasi observasional. Penelitian akan dilakukan di ICU RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito yang berumur lebih dari 18 tahun, kriteria eksklusi: pasien diabetes mellitus, anuria, gagal ginjal kronis (CKD), hamil, trauma urologi, sindrom nefrotik, infeksi saluran kencing. Kriteria drop out: subyek ingin berhenti dari penelitian ketika penelitian berlangsung, subyek meninggal kurang dari 48 jam sehingga data tidak lengkap. Urin dikumpulkan pada 24 jam pertama (H-0), 48 jam pertama (H-1), dan 72 jam pertama (H-3). Mikroalbuminuria diperiksa di laboratorium. Skor SOFA diperiksa dan dilakukan studi korelasi untuk mengetahui hubungan dengan mikroalbuminuria.Hasil: Jumlah subyek yang memenuhi kriteria inklusi 35 sampel, 20 subyek dieksklusi, 1 sampel drop out. Pada penelitian ini didapatkan subyek 57,1% laki laki dan 42,9% perempuan, rata-rata skor SOFA 9,4 ±3,4, rata-rata mikroalbuminuria 132 ± 75,2 mg/l. Subyek dengan syok sepsis 42,9% dan semua subyek memerlukan ventilator. Mortalitas 50%, infeksi terutama dari sistem respirasi (42,9%), dan bakteri utama Acinebacter baumanii. Rata-rata skor SOFA subyek yang hidup 6,43 ± 2,80 dan yang meninggal 10,34 ± 3,00, mikroalbuminuria subyek yang hidup rata-rata 82,10 ± 70,73 mg/l dan subyek meninggal 167,71 ± 46,81 mg/l. Terdapat korelasi antara mikroalbuminuria dan skor SOFA dengan kekuatan r: 0,627 dan p: 0,016. Skor SOFA >7 memiliki risiko kematian 16 kali dan mikroalbuminuria >156,35 memiliki risiko kematian 36 kali.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.\",\"PeriodicalId\":513365,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Komplikasi Anestesi\",\"volume\":\"41 s193\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-03-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Komplikasi Anestesi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/jka.v7i1.7382\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Komplikasi Anestesi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jka.v7i1.7382","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

背景:败血症会导致炎症介质释放到血液循环中。炎症介质和氧化应激会导致包括肾小球在内的毛细血管通透性增加。肾小球内皮功能障碍的表现是尿液中白蛋白排泄量增加。微量白蛋白尿描述了微循环通透性的增加。微量白蛋白尿的定义是尿白蛋白排泄量为 30-300 毫克/24 小时,在炎症后迅速出现,与败血症的严重程度有关。SOFA 评分是评估器官功能障碍严重程度的参数之一:本研究旨在确定萨吉托博士医院重症监护室收治的败血症患者的微量白蛋白尿与 SOFA 评分之间是否存在关系:本研究是一项观察性相关研究。研究将在日惹萨吉托医生医院重症监护室进行。本研究的纳入标准为 18 岁以上入住萨吉托医生医院重症监护室并确诊为败血症的患者,排除标准为糖尿病、无尿、慢性肾功能衰竭(CKD)、怀孕、泌尿系统创伤、肾病综合征、尿路感染患者。退出标准:受试者希望在研究进行期间退出研究,受试者死亡时间少于 48 小时,导致数据不完整。在前 24 小时(H-0)、前 48 小时(H-1)和前 72 小时(H-3)收集尿液。实验室对微量白蛋白尿进行检测。检查了 SOFA 评分,并进行了相关性研究,以确定与微量白蛋白尿的关系:符合纳入标准的受试者人数为 35 人,20 人被排除在外,1 人退出。研究对象中,男性占 57.1%,女性占 42.9%,平均 SOFA 评分为 9.4 ± 3.4,平均微量白蛋白尿为 132 ± 75.2 mg/l。42.9%的受试者出现败血症休克,所有受试者都需要使用呼吸机。死亡率为 50%,感染主要来自呼吸系统(42.9%),主要细菌为鲍曼不动杆菌。存活受试者的平均 SOFA 评分为 6.43 ± 2.80,死亡受试者的平均 SOFA 评分为 10.34 ± 3.00,存活受试者的微量白蛋白尿为 82.10 ± 70.73 毫克/升,死亡受试者的微量白蛋白尿为 167.71 ± 46.81 毫克/升。微量白蛋白尿与 SOFA 评分之间存在相关性,r:0.627,p:0.016。SOFA评分大于7时,死亡风险为16倍,微量白蛋白尿大于156.35时,死亡风险为36倍:日惹萨吉托医生医院重症监护室收治的败血症患者的微量白蛋白尿与SOFA评分之间存在关联。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Hubungan Antara Mikroalbuminuria dan Skor SOFA pada Pasien Sepsis yang Dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito
Latar belakang: Sepsis menyebabkan keluarnya mediator inflamasi ke dalam sirkulasi. Akibat adanya mediator inflamasi dan stres oksidatif terjadi peningkatan permeabilitas kapiler termasuk glomerulus renalis. Manifestasi pada glomerulus akibat disfungsi endotelium adalah meningkatnnya ekskresi albumin dalam urin. Mikroalbuminuria menggambarkan peningkatan permeabilitas mikrosirkulasi. Mikroalbuminuria didefinisikan ekskresi albumin pada urin 30-300 mg/24 jam, terjadi secara cepat setelah inflamasi danberhubungan dengan tingkat keparahan pada sepsis. Skor SOFA merupakan salah satu parameter untuk menilai tingkat keparahan disfungsi organ.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito.Metode: Penelitian ini merupakan studi korelasi observasional. Penelitian akan dilakukan di ICU RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito yang berumur lebih dari 18 tahun, kriteria eksklusi: pasien diabetes mellitus, anuria, gagal ginjal kronis (CKD), hamil, trauma urologi, sindrom nefrotik, infeksi saluran kencing. Kriteria drop out: subyek ingin berhenti dari penelitian ketika penelitian berlangsung, subyek meninggal kurang dari 48 jam sehingga data tidak lengkap. Urin dikumpulkan pada 24 jam pertama (H-0), 48 jam pertama (H-1), dan 72 jam pertama (H-3). Mikroalbuminuria diperiksa di laboratorium. Skor SOFA diperiksa dan dilakukan studi korelasi untuk mengetahui hubungan dengan mikroalbuminuria.Hasil: Jumlah subyek yang memenuhi kriteria inklusi 35 sampel, 20 subyek dieksklusi, 1 sampel drop out. Pada penelitian ini didapatkan subyek 57,1% laki laki dan 42,9% perempuan, rata-rata skor SOFA 9,4 ±3,4, rata-rata mikroalbuminuria 132 ± 75,2 mg/l. Subyek dengan syok sepsis 42,9% dan semua subyek memerlukan ventilator. Mortalitas 50%, infeksi terutama dari sistem respirasi (42,9%), dan bakteri utama Acinebacter baumanii. Rata-rata skor SOFA subyek yang hidup 6,43 ± 2,80 dan yang meninggal 10,34 ± 3,00, mikroalbuminuria subyek yang hidup rata-rata 82,10 ± 70,73 mg/l dan subyek meninggal 167,71 ± 46,81 mg/l. Terdapat korelasi antara mikroalbuminuria dan skor SOFA dengan kekuatan r: 0,627 dan p: 0,016. Skor SOFA >7 memiliki risiko kematian 16 kali dan mikroalbuminuria >156,35 memiliki risiko kematian 36 kali.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信