{"title":"鱼块和菜鱼点心解决发育迟缓和消瘦问题","authors":"Zulfiana Dewi, Sajiman, Ermina Syainah, Siti Mas'odah, Magdalena, Mailla Dwi Andres, Rusmini Yanti, Rahmani, N. Hariati, Herizka Risty Emelia, Nurun Nisa","doi":"10.31964/jrs.v3i1.60","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Penelitian-penelitian lain menunjukkan masalah stunting di Indonesia berkaitan dengan konsumsi pangan yaitu rendahnya konsumsi makanan sumber protein hewani yang dikonsumsi sehari-hari. Data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani per hari di Indonesia sebesar 20,30 gram, lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti seperti Malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan tentang protein hewani untuk mencegah stunting dan demo masak nugget ikan dan dim sum ikan sayur. Kelompok sasaran adalah kader dan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menunjukan terjadinya peningkatan pengetahuan tentang Stunting dan cara mencegahnya.","PeriodicalId":512829,"journal":{"name":"Jurnal Rakat Sehat : Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"3 8‐9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"NUGGET IKAN DAN DIMSUM IKAN SAYUR MENGATASI STUNTING DAN WASTING\",\"authors\":\"Zulfiana Dewi, Sajiman, Ermina Syainah, Siti Mas'odah, Magdalena, Mailla Dwi Andres, Rusmini Yanti, Rahmani, N. Hariati, Herizka Risty Emelia, Nurun Nisa\",\"doi\":\"10.31964/jrs.v3i1.60\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Penelitian-penelitian lain menunjukkan masalah stunting di Indonesia berkaitan dengan konsumsi pangan yaitu rendahnya konsumsi makanan sumber protein hewani yang dikonsumsi sehari-hari. Data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani per hari di Indonesia sebesar 20,30 gram, lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti seperti Malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan tentang protein hewani untuk mencegah stunting dan demo masak nugget ikan dan dim sum ikan sayur. Kelompok sasaran adalah kader dan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menunjukan terjadinya peningkatan pengetahuan tentang Stunting dan cara mencegahnya.\",\"PeriodicalId\":512829,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Rakat Sehat : Pengabdian Kepada Masyarakat\",\"volume\":\"3 8‐9\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-05-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Rakat Sehat : Pengabdian Kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31964/jrs.v3i1.60\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rakat Sehat : Pengabdian Kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31964/jrs.v3i1.60","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
发育迟缓是指五岁以下儿童因长期营养不良和反复感染而无法茁壮成长,尤其是在从胎儿到两岁的生命最初1000天(HPK)。其他研究表明,印度尼西亚的发育迟缓问题与食品消费有关,即日常消费的动物蛋白质来源较少。联合国粮食及农业组织(FAO)的数据显示,印度尼西亚每天的动物蛋白消耗量为 20.30 克,低于马来西亚、文莱、菲律宾和泰国等其他东盟国家。这项社区服务活动的形式是提供动物蛋白方面的咨询,以防止发育迟缓,并进行鱼块和菜鱼点心的烹饪演示。活动的目标群体是南加里曼丹省 Banjar 县 Puskesmas Martapura Timur 工作区的干部和幼儿母亲。这项社区服务活动的结果表明,人们对发育迟缓以及如何预防发育迟缓的认识有所提高。
NUGGET IKAN DAN DIMSUM IKAN SAYUR MENGATASI STUNTING DAN WASTING
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Penelitian-penelitian lain menunjukkan masalah stunting di Indonesia berkaitan dengan konsumsi pangan yaitu rendahnya konsumsi makanan sumber protein hewani yang dikonsumsi sehari-hari. Data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani per hari di Indonesia sebesar 20,30 gram, lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti seperti Malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan tentang protein hewani untuk mencegah stunting dan demo masak nugget ikan dan dim sum ikan sayur. Kelompok sasaran adalah kader dan ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menunjukan terjadinya peningkatan pengetahuan tentang Stunting dan cara mencegahnya.