{"title":"ADC 12 重力压铸铝铸造产品的铸造缺陷控制:PT Sinar Mulia Teknalum 案例研究","authors":"Noor Setyo, Nurfajrian Hayati","doi":"10.36289/jtmi.v19i1.607","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cacat tuang akan selalu muncul hampir pada setiap produk cor secara tidak terduga akibat Faktor X yang tidak terkendali. Ahli pengecoran hanya bisa meminimalisir munculnya cacat tuang tersebut dengan cara melakukan pengendalian mulai dari proses desain produk, desain proses, pola, cetakan, peleburan, dan penuangan untuk memperoleh produk cor yang bebas dari cacat tuang. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui metode pengendalian kualitas yang dilakukan oleh industri pengecoran logam PT Sinar Mulia Teknalum dalam mengatasi cacat tuang terhadap produk cor paduan aluminium ADC 12 Gravity-Die-Casting yaitu adaptor, knob, break drum, dan cigarette rolling base yang memiliki cacat penyusutan, porositas, salah alir, keropos, dan jenis cacat lain. Pengendalian kualitas coran terhadap cacat tuang dilakukan dalam empat tahap secara berkesinambungan dengan menggunakan metode penyelesaian yang sekaligus pemecah masalah hingga pengendalian kualitas berupa Plan, Do, Check, dan Action (PDCA), serta pendukung Seven Tools sebagai alat pengendali kualitas. Proses pengamatan cacat tuang dilakukan secara visual (penglihatan). Berdasarkan data awal, sebelum pengendalian produk memiliki cacat tuang yakni penyusutan sebesar 51,16%, porositas sebesar 27,91%, salah alir sebesar 11,63%, keropos sebesar 6,98%, dan cacat lain kurang dari 2,33%. Cacat tuang terjadi akibat pengaruh faktor manusia, alat, bahan, metode, dan lingkungan. Setelah rekomendasi dari tim pengendalian kualitas, langkah perbaikan dilakukan terhadap masing-masing penyebab cacat tuang. Cacat tuang secara keseluruhan mengalami penurunan yang saling keterkaitan, total sebanyak 29,07% yang meliputi penyusutan sebesar 9,30%, porositas sebesar 6,98%, salah alir sebesar 6,98%, keropos sebesar 4,65%, dan cacat lain sebesar 1,16%. Penurunan cacat tuang ini dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan kerja siklus PDCA dalam mengatasi cacat tuang secara berkesinambungan selanjutnya.","PeriodicalId":233858,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","volume":"110 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengendalian cacat tuang produk cor aluminium ADC 12 gravity-die-casting: Studi kasus di PT Sinar Mulia Teknalum\",\"authors\":\"Noor Setyo, Nurfajrian Hayati\",\"doi\":\"10.36289/jtmi.v19i1.607\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Cacat tuang akan selalu muncul hampir pada setiap produk cor secara tidak terduga akibat Faktor X yang tidak terkendali. Ahli pengecoran hanya bisa meminimalisir munculnya cacat tuang tersebut dengan cara melakukan pengendalian mulai dari proses desain produk, desain proses, pola, cetakan, peleburan, dan penuangan untuk memperoleh produk cor yang bebas dari cacat tuang. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui metode pengendalian kualitas yang dilakukan oleh industri pengecoran logam PT Sinar Mulia Teknalum dalam mengatasi cacat tuang terhadap produk cor paduan aluminium ADC 12 Gravity-Die-Casting yaitu adaptor, knob, break drum, dan cigarette rolling base yang memiliki cacat penyusutan, porositas, salah alir, keropos, dan jenis cacat lain. Pengendalian kualitas coran terhadap cacat tuang dilakukan dalam empat tahap secara berkesinambungan dengan menggunakan metode penyelesaian yang sekaligus pemecah masalah hingga pengendalian kualitas berupa Plan, Do, Check, dan Action (PDCA), serta pendukung Seven Tools sebagai alat pengendali kualitas. Proses pengamatan cacat tuang dilakukan secara visual (penglihatan). Berdasarkan data awal, sebelum pengendalian produk memiliki cacat tuang yakni penyusutan sebesar 51,16%, porositas sebesar 27,91%, salah alir sebesar 11,63%, keropos sebesar 6,98%, dan cacat lain kurang dari 2,33%. Cacat tuang terjadi akibat pengaruh faktor manusia, alat, bahan, metode, dan lingkungan. Setelah rekomendasi dari tim pengendalian kualitas, langkah perbaikan dilakukan terhadap masing-masing penyebab cacat tuang. Cacat tuang secara keseluruhan mengalami penurunan yang saling keterkaitan, total sebanyak 29,07% yang meliputi penyusutan sebesar 9,30%, porositas sebesar 6,98%, salah alir sebesar 6,98%, keropos sebesar 4,65%, dan cacat lain sebesar 1,16%. Penurunan cacat tuang ini dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan kerja siklus PDCA dalam mengatasi cacat tuang secara berkesinambungan selanjutnya.\",\"PeriodicalId\":233858,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik Mesin Indonesia\",\"volume\":\"110 3\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-04-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik Mesin Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36289/jtmi.v19i1.607\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36289/jtmi.v19i1.607","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengendalian cacat tuang produk cor aluminium ADC 12 gravity-die-casting: Studi kasus di PT Sinar Mulia Teknalum
Cacat tuang akan selalu muncul hampir pada setiap produk cor secara tidak terduga akibat Faktor X yang tidak terkendali. Ahli pengecoran hanya bisa meminimalisir munculnya cacat tuang tersebut dengan cara melakukan pengendalian mulai dari proses desain produk, desain proses, pola, cetakan, peleburan, dan penuangan untuk memperoleh produk cor yang bebas dari cacat tuang. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui metode pengendalian kualitas yang dilakukan oleh industri pengecoran logam PT Sinar Mulia Teknalum dalam mengatasi cacat tuang terhadap produk cor paduan aluminium ADC 12 Gravity-Die-Casting yaitu adaptor, knob, break drum, dan cigarette rolling base yang memiliki cacat penyusutan, porositas, salah alir, keropos, dan jenis cacat lain. Pengendalian kualitas coran terhadap cacat tuang dilakukan dalam empat tahap secara berkesinambungan dengan menggunakan metode penyelesaian yang sekaligus pemecah masalah hingga pengendalian kualitas berupa Plan, Do, Check, dan Action (PDCA), serta pendukung Seven Tools sebagai alat pengendali kualitas. Proses pengamatan cacat tuang dilakukan secara visual (penglihatan). Berdasarkan data awal, sebelum pengendalian produk memiliki cacat tuang yakni penyusutan sebesar 51,16%, porositas sebesar 27,91%, salah alir sebesar 11,63%, keropos sebesar 6,98%, dan cacat lain kurang dari 2,33%. Cacat tuang terjadi akibat pengaruh faktor manusia, alat, bahan, metode, dan lingkungan. Setelah rekomendasi dari tim pengendalian kualitas, langkah perbaikan dilakukan terhadap masing-masing penyebab cacat tuang. Cacat tuang secara keseluruhan mengalami penurunan yang saling keterkaitan, total sebanyak 29,07% yang meliputi penyusutan sebesar 9,30%, porositas sebesar 6,98%, salah alir sebesar 6,98%, keropos sebesar 4,65%, dan cacat lain sebesar 1,16%. Penurunan cacat tuang ini dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan kerja siklus PDCA dalam mengatasi cacat tuang secara berkesinambungan selanjutnya.