从印度尼西亚法律和伊斯兰法的角度看欺凌犯罪者的刑事责任

Putri Ayunita
{"title":"从印度尼西亚法律和伊斯兰法的角度看欺凌犯罪者的刑事责任","authors":"Putri Ayunita","doi":"10.61292/eljbn.127","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bullying is an act that is opposed by both law and religion. This is considering how badly the victim feels the impact of bullying. It is not uncommon for victims of bullying to die or commit suicide because they were bullied. Therefore, the perpetrators of bullying must be responsible for their actions. In Indonesia, bullying is considered a criminal offense which is also in line with Islam which forbids bullying. This research is a normative juridical research that is studied with a legislative and comparative approach. The purpose of this research is to find out the legal comparison regarding criminal liability by the perpetrator according to positive law and also Islamic law. The act of bullying by positive law is rewarded with imprisonment or fines of different amounts, while Islamic law punishes the perpetrators of bullying with hudud such as by cutting their hands and feet crosswise when bullying is done by taking property, qisas such as breaking the bones of the hand if bullying is done causing the victim to break his hand bones, or ta'dzir such as giving a stern warning to the perpetrator. The severity of all these punishments still depends on how and the consequences are caused. The more severe the consequences, the more severe the punishment will be. \nAbstrak \nBullying merupakan perbuatan yang ditentang oleh hukum maupun agama. Ini mengingat betapa buruknya dampak dari bullying yang dirasakan oleh korban. Bahkan tidak jarang korban bullying sampai meninggal dunia atau bunuh diri karena di-bully. Oleh karena itu, maka pelaku bullying harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Di Indonesia, perbuatan bullying dianggap sebagai suatu tindak pidana yang juga selaras dengan Islam yang mengharamkan perbuatan bullying. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang dikaji dengan pendekatan perundangan-undangan dan perbandingan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hukum mengenai pertanggungjawaban pidana oleh pelaku menurut hukum positif dan juga hukum Islam. Perbuatan bullying oleh hukum positif diganjar dengan hukuman penjara atau denda dengan besaran yang berbeda-beda, sedangkan hukum Islam menghukum pelaku bullying dengan hudud seperti dengan dipotong tangan dan kakinya secara menyilang ketika bullying dilakukan dengan cara mengambil harta benda, qisas seperti mematahkan tulang tangan apabila bullying dilakukan menyebabkan korban patah tulang tangannya, ataupun ta’dzir seperti memberi peringatan keras kepada pelaku. Semua hukuman tersebut berat ringannya tetap bergantung dengan bagaimana cara dan akibat yang ditimbulkan. Semakin berat akibat yang ditimbulkan, maka akan semakin berat pula hukuma yang diterima. \nKata Kunci: Hukum; Islam; Perbandingan; Perundungan \n ","PeriodicalId":502746,"journal":{"name":"Ethics and Law Journal: Business and Notary","volume":"185 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Bullying Perspektif Hukum Indonesia dan Hukum Islam\",\"authors\":\"Putri Ayunita\",\"doi\":\"10.61292/eljbn.127\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Bullying is an act that is opposed by both law and religion. This is considering how badly the victim feels the impact of bullying. It is not uncommon for victims of bullying to die or commit suicide because they were bullied. Therefore, the perpetrators of bullying must be responsible for their actions. In Indonesia, bullying is considered a criminal offense which is also in line with Islam which forbids bullying. This research is a normative juridical research that is studied with a legislative and comparative approach. The purpose of this research is to find out the legal comparison regarding criminal liability by the perpetrator according to positive law and also Islamic law. The act of bullying by positive law is rewarded with imprisonment or fines of different amounts, while Islamic law punishes the perpetrators of bullying with hudud such as by cutting their hands and feet crosswise when bullying is done by taking property, qisas such as breaking the bones of the hand if bullying is done causing the victim to break his hand bones, or ta'dzir such as giving a stern warning to the perpetrator. The severity of all these punishments still depends on how and the consequences are caused. The more severe the consequences, the more severe the punishment will be. \\nAbstrak \\nBullying merupakan perbuatan yang ditentang oleh hukum maupun agama. Ini mengingat betapa buruknya dampak dari bullying yang dirasakan oleh korban. Bahkan tidak jarang korban bullying sampai meninggal dunia atau bunuh diri karena di-bully. Oleh karena itu, maka pelaku bullying harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Di Indonesia, perbuatan bullying dianggap sebagai suatu tindak pidana yang juga selaras dengan Islam yang mengharamkan perbuatan bullying. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang dikaji dengan pendekatan perundangan-undangan dan perbandingan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hukum mengenai pertanggungjawaban pidana oleh pelaku menurut hukum positif dan juga hukum Islam. Perbuatan bullying oleh hukum positif diganjar dengan hukuman penjara atau denda dengan besaran yang berbeda-beda, sedangkan hukum Islam menghukum pelaku bullying dengan hudud seperti dengan dipotong tangan dan kakinya secara menyilang ketika bullying dilakukan dengan cara mengambil harta benda, qisas seperti mematahkan tulang tangan apabila bullying dilakukan menyebabkan korban patah tulang tangannya, ataupun ta’dzir seperti memberi peringatan keras kepada pelaku. Semua hukuman tersebut berat ringannya tetap bergantung dengan bagaimana cara dan akibat yang ditimbulkan. Semakin berat akibat yang ditimbulkan, maka akan semakin berat pula hukuma yang diterima. \\nKata Kunci: Hukum; Islam; Perbandingan; Perundungan \\n \",\"PeriodicalId\":502746,\"journal\":{\"name\":\"Ethics and Law Journal: Business and Notary\",\"volume\":\"185 \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-01-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ethics and Law Journal: Business and Notary\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.61292/eljbn.127\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ethics and Law Journal: Business and Notary","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61292/eljbn.127","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

欺凌是法律和宗教都反对的行为。这是因为考虑到了受害者对欺凌所造成影响的严重程度。受欺凌者因被欺凌而死亡或自杀的情况并不少见。因此,实施欺凌者必须对自己的行为负责。在印度尼西亚,欺凌被视为刑事犯罪,这也与禁止欺凌的伊斯兰教相一致。本研究是一项规范性法学研究,采用立法和比较方法进行研究。本研究的目的是根据实在法和伊斯兰法,找出有关行为人刑事责任的法律比较。实在法对欺凌行为的惩罚是监禁或不同数额的罚款,而伊斯兰法对欺凌者的惩罚则是 hudud,如在欺凌行为是通过夺取财物实施的情况下横切其手脚;qisas,如在欺凌行为导致受害者手骨折断的情况下打断其手骨;或 ta'dzir,如对欺凌者发出严厉警告。所有这些惩罚的严重程度仍然取决于造成后果的方式和后果。后果越严重,惩罚就越严厉。摘要 欺凌是法律和宗教所反对的行为。这是因为考虑到欺凌行为对受害者造成的影响有多大。事实上,受欺凌者因受欺凌而死亡或自杀的情况并不少见。因此,实施欺凌者必须对自己的行为负责。在印度尼西亚,欺凌被视为刑事犯罪,这也与禁止欺凌的伊斯兰教相一致。本研究是一项规范性法学研究,采用立法和比较的方法进行研究。 本研究的目的是根据实在法和伊斯兰法,找出有关肇事者刑事责任的法律比较。实在法对欺凌行为的惩罚是监禁或不同数额的罚款,而伊斯兰法对欺凌者的惩罚则是 hudud,如在通过夺取财产实施欺凌的情况下横切其手脚;qisas,如在实施欺凌导致受害者手骨骨折的情况下打断其手骨;或 ta'dzir,如对欺凌者发出严厉警告。所有这些惩罚的严重程度仍然取决于方式和造成的后果。后果越严重,惩罚就越重。关键词法律;伊斯兰教;比较;欺凌
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Bullying Perspektif Hukum Indonesia dan Hukum Islam
Bullying is an act that is opposed by both law and religion. This is considering how badly the victim feels the impact of bullying. It is not uncommon for victims of bullying to die or commit suicide because they were bullied. Therefore, the perpetrators of bullying must be responsible for their actions. In Indonesia, bullying is considered a criminal offense which is also in line with Islam which forbids bullying. This research is a normative juridical research that is studied with a legislative and comparative approach. The purpose of this research is to find out the legal comparison regarding criminal liability by the perpetrator according to positive law and also Islamic law. The act of bullying by positive law is rewarded with imprisonment or fines of different amounts, while Islamic law punishes the perpetrators of bullying with hudud such as by cutting their hands and feet crosswise when bullying is done by taking property, qisas such as breaking the bones of the hand if bullying is done causing the victim to break his hand bones, or ta'dzir such as giving a stern warning to the perpetrator. The severity of all these punishments still depends on how and the consequences are caused. The more severe the consequences, the more severe the punishment will be. Abstrak Bullying merupakan perbuatan yang ditentang oleh hukum maupun agama. Ini mengingat betapa buruknya dampak dari bullying yang dirasakan oleh korban. Bahkan tidak jarang korban bullying sampai meninggal dunia atau bunuh diri karena di-bully. Oleh karena itu, maka pelaku bullying harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Di Indonesia, perbuatan bullying dianggap sebagai suatu tindak pidana yang juga selaras dengan Islam yang mengharamkan perbuatan bullying. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang dikaji dengan pendekatan perundangan-undangan dan perbandingan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hukum mengenai pertanggungjawaban pidana oleh pelaku menurut hukum positif dan juga hukum Islam. Perbuatan bullying oleh hukum positif diganjar dengan hukuman penjara atau denda dengan besaran yang berbeda-beda, sedangkan hukum Islam menghukum pelaku bullying dengan hudud seperti dengan dipotong tangan dan kakinya secara menyilang ketika bullying dilakukan dengan cara mengambil harta benda, qisas seperti mematahkan tulang tangan apabila bullying dilakukan menyebabkan korban patah tulang tangannya, ataupun ta’dzir seperti memberi peringatan keras kepada pelaku. Semua hukuman tersebut berat ringannya tetap bergantung dengan bagaimana cara dan akibat yang ditimbulkan. Semakin berat akibat yang ditimbulkan, maka akan semakin berat pula hukuma yang diterima. Kata Kunci: Hukum; Islam; Perbandingan; Perundungan  
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信