重构宗教法院在婚姻调解案件中对非常紧急理由的考虑

Hasan Ashari
{"title":"重构宗教法院在婚姻调解案件中对非常紧急理由的考虑","authors":"Hasan Ashari","doi":"10.35931/aq.v18i2.3389","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada analisa “alasan sangat mendesak” pada perubahan UU Perkawinan di Indonesia dengan diberlakukannya UU Nomor 16 Tahun 2019, aturan yang memberi pengecualian pernikahan bagi anak usia dibawah umur 19 tahun dan berupaya menemukan konstruksi “alasan sangat mendesak” dalam pertimbangan perkara dispensasi kawin di pengadilan, khususnya Pengadilan Agama. Banyaknya penetapan dispensasi kawin yang dikabulkan tanpa memberikan argumentasi hukum yang jelas membuat banyak kalangan menilai telah terjadi disfungsi hukum perkawinan pasca UU Nomor 16 Tahun 2019. Jenis penelitian ini penelitian yuridis normatif,  dengan dua pendekatan perundang-undangan dan pendekatan  Konsep. Hasil dari penelitian ini frasa alasan sangat mendesak tidak ditemukan penjelasan yang sangat memadai, sehingga pengadilan melalui pertimbangan hakim menggali norma dan asas-asas pada UU Nomor 16 Tahun 2019 tersebut dan Perma Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Mengadili Perkara Dispesasi Kawin. ditemukan “alasan sangat mendesak” pada hasil pemeriksaan dari keadaan anak, peran orantua dan keberadaan lingkungan. Selanjutnya Konsep Rekonstruksi “alasan sangat mendesak” untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan dan menolak permohonan dispensasi kawin diperlukan pendekatan yang lebih sederhana karena sifat perkara permohonannya, salah satunya adalah pendekatan matematika sederhana, dengan tujuan pertimbangan bisa dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, yang pada akhirnya pertimbangan perkara dispensasi kawin mengandung nilai-nilai keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.","PeriodicalId":503873,"journal":{"name":"Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan","volume":"23 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Rekonstruksi Pertimbangan Alasan Sangat Mendesak pada Perkara Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama\",\"authors\":\"Hasan Ashari\",\"doi\":\"10.35931/aq.v18i2.3389\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini berfokus pada analisa “alasan sangat mendesak” pada perubahan UU Perkawinan di Indonesia dengan diberlakukannya UU Nomor 16 Tahun 2019, aturan yang memberi pengecualian pernikahan bagi anak usia dibawah umur 19 tahun dan berupaya menemukan konstruksi “alasan sangat mendesak” dalam pertimbangan perkara dispensasi kawin di pengadilan, khususnya Pengadilan Agama. Banyaknya penetapan dispensasi kawin yang dikabulkan tanpa memberikan argumentasi hukum yang jelas membuat banyak kalangan menilai telah terjadi disfungsi hukum perkawinan pasca UU Nomor 16 Tahun 2019. Jenis penelitian ini penelitian yuridis normatif,  dengan dua pendekatan perundang-undangan dan pendekatan  Konsep. Hasil dari penelitian ini frasa alasan sangat mendesak tidak ditemukan penjelasan yang sangat memadai, sehingga pengadilan melalui pertimbangan hakim menggali norma dan asas-asas pada UU Nomor 16 Tahun 2019 tersebut dan Perma Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Mengadili Perkara Dispesasi Kawin. ditemukan “alasan sangat mendesak” pada hasil pemeriksaan dari keadaan anak, peran orantua dan keberadaan lingkungan. Selanjutnya Konsep Rekonstruksi “alasan sangat mendesak” untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan dan menolak permohonan dispensasi kawin diperlukan pendekatan yang lebih sederhana karena sifat perkara permohonannya, salah satunya adalah pendekatan matematika sederhana, dengan tujuan pertimbangan bisa dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, yang pada akhirnya pertimbangan perkara dispensasi kawin mengandung nilai-nilai keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.\",\"PeriodicalId\":503873,\"journal\":{\"name\":\"Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan\",\"volume\":\"23 9\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-03-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35931/aq.v18i2.3389\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35931/aq.v18i2.3389","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究的重点是分析印度尼西亚 2019 年第 16 号法律颁布后《婚姻法》变化中的 "非常紧迫的原因",该法律规定未满 19 岁的儿童免于结婚,并试图在法院(尤其是宗教法院)审理婚姻免除案件时找到 "非常紧迫的原因 "的解释。在没有提供明确法律论据的情况下做出的婚姻免除裁决数量之多,使许多人认为 2019 年第 16 号法律之后的婚姻法出现了功能失调。这类研究属于规范法学研究,有两种法定方法和一种概念方法。本研究结果表明,"非常紧迫的原因 "这一表述并没有非常充分的解释,因此法院通过法官的考量,探究了2019年第16号法律和最高法院2019年第5号《关于审理婚姻消解案件的指导意见》中的规范和原则。在对孩子的状况、父母的角色和存在环境的考察结果中,发现了 "非常紧迫的原因"。此外,重构 "非常紧急的理由 "的概念,作为法官在批准和驳回婚姻解除申请时的考量依据,由于申请案件的性质,需要采用较为简单的方法,其中之一就是简单的数学方法,目的是使考量能够被公众理解和掌握,最终使婚姻解除案件的考量蕴含公正、利益和法律确定性的价值。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Rekonstruksi Pertimbangan Alasan Sangat Mendesak pada Perkara Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama
Penelitian ini berfokus pada analisa “alasan sangat mendesak” pada perubahan UU Perkawinan di Indonesia dengan diberlakukannya UU Nomor 16 Tahun 2019, aturan yang memberi pengecualian pernikahan bagi anak usia dibawah umur 19 tahun dan berupaya menemukan konstruksi “alasan sangat mendesak” dalam pertimbangan perkara dispensasi kawin di pengadilan, khususnya Pengadilan Agama. Banyaknya penetapan dispensasi kawin yang dikabulkan tanpa memberikan argumentasi hukum yang jelas membuat banyak kalangan menilai telah terjadi disfungsi hukum perkawinan pasca UU Nomor 16 Tahun 2019. Jenis penelitian ini penelitian yuridis normatif,  dengan dua pendekatan perundang-undangan dan pendekatan  Konsep. Hasil dari penelitian ini frasa alasan sangat mendesak tidak ditemukan penjelasan yang sangat memadai, sehingga pengadilan melalui pertimbangan hakim menggali norma dan asas-asas pada UU Nomor 16 Tahun 2019 tersebut dan Perma Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Mengadili Perkara Dispesasi Kawin. ditemukan “alasan sangat mendesak” pada hasil pemeriksaan dari keadaan anak, peran orantua dan keberadaan lingkungan. Selanjutnya Konsep Rekonstruksi “alasan sangat mendesak” untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan dan menolak permohonan dispensasi kawin diperlukan pendekatan yang lebih sederhana karena sifat perkara permohonannya, salah satunya adalah pendekatan matematika sederhana, dengan tujuan pertimbangan bisa dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, yang pada akhirnya pertimbangan perkara dispensasi kawin mengandung nilai-nilai keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信