{"title":"Tan Malaka 的大众教育理念(关于学习社区 \"Sahabat Anak\" Cijantung 的研究)","authors":"Latifa Dinar Rahmani Hakim","doi":"10.47134/aksiologi.v4i2.164","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan sebuah generasi dalam upaya mewujudkan generasi muda yang mandiri. Namun tidak jarang pendidikan dalam ranah formal justru memberikan ketidaknyamanan melalui sistem kurikulum yang ditawarkan. Sistem pendidikan yang ada dinilai hanya sebatas menekankan pada pembentukan kognitif dibandingkan nilai lainnya. Dewasa ini, konsep pendidikan formal mulai mengacu pada pendidikan nonformal. Di mana konsep pendidikan nonformal dinilai lebih mempunyai peran signifikan dalam mengejar ketertinggalan yang ada dalam masyarakat dan cenderung lebih santai dalam proses pembelajarannya. Merujuk pada kajian sebelumnya yang membahas pendidikan melalui konsep kerakyatan Tan Malaka, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat, berbasis kearifan lokal, mengedepankan keterampilan dan nilai-nilai moral keagamaan. Studi ini melihat bahwa konsep kerakyatan yang ditawarkan oleh Tan Malaka terbentuk melalui komunitas belajar pada masyarakat marginal di perkotaan khususnya anak jalanan. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa komunitas sahabat anak, pendidikan tidak bersifat memaksa melainkan membebaskan peserta didik untuk mengembangkan apa yang menjadi minatnya. Melalui komunitas sahabat anak, pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk mereka menjadi mandiri namun juga menciptakan ruang baru dan membentuk solidaritas antar anak jalanan.","PeriodicalId":373564,"journal":{"name":"Aksiologi : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial","volume":"255 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Konsepsi Pendidikan Kerakyatan Tan Malaka (Studi Pada Komunitas Belajar “Sahabat Anak” Cijantung)\",\"authors\":\"Latifa Dinar Rahmani Hakim\",\"doi\":\"10.47134/aksiologi.v4i2.164\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan sebuah generasi dalam upaya mewujudkan generasi muda yang mandiri. Namun tidak jarang pendidikan dalam ranah formal justru memberikan ketidaknyamanan melalui sistem kurikulum yang ditawarkan. Sistem pendidikan yang ada dinilai hanya sebatas menekankan pada pembentukan kognitif dibandingkan nilai lainnya. Dewasa ini, konsep pendidikan formal mulai mengacu pada pendidikan nonformal. Di mana konsep pendidikan nonformal dinilai lebih mempunyai peran signifikan dalam mengejar ketertinggalan yang ada dalam masyarakat dan cenderung lebih santai dalam proses pembelajarannya. Merujuk pada kajian sebelumnya yang membahas pendidikan melalui konsep kerakyatan Tan Malaka, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat, berbasis kearifan lokal, mengedepankan keterampilan dan nilai-nilai moral keagamaan. Studi ini melihat bahwa konsep kerakyatan yang ditawarkan oleh Tan Malaka terbentuk melalui komunitas belajar pada masyarakat marginal di perkotaan khususnya anak jalanan. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa komunitas sahabat anak, pendidikan tidak bersifat memaksa melainkan membebaskan peserta didik untuk mengembangkan apa yang menjadi minatnya. Melalui komunitas sahabat anak, pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk mereka menjadi mandiri namun juga menciptakan ruang baru dan membentuk solidaritas antar anak jalanan.\",\"PeriodicalId\":373564,\"journal\":{\"name\":\"Aksiologi : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial\",\"volume\":\"255 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Aksiologi : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47134/aksiologi.v4i2.164\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Aksiologi : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47134/aksiologi.v4i2.164","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
教育的本质是培养一代人,努力实现年轻一代的独立。然而,正规教育通过所提供的课程体系提供不适感的情况并不少见。现有的教育体系被认为仅限于强调认知的形成,而不是其他价值观。如今,正规教育的概念开始指向非正规教育。非正规教育的概念被认为在追赶社会发展方面发挥着更重要的作用,而且在学习过程中往往更加轻松。上一项研究通过 Tan Malaka 的民粹主义概念讨论了教育问题,根据这项研究,好的教育是能够普及到社会各个层面的教育,以当地智慧为基础,优先考虑技能和宗教道德价值观。本研究认为,Tan Malaka 提出的民粹主义概念是通过城市边缘社区的学习社区形成的,尤其是流浪儿童。通过定性方法,本研究发现,在儿童的好朋友社区,教育不是强制性的,而是让学生自由发展他们感兴趣的东西。通过儿童挚友社区,教育不仅是让他们自立的一种手段,而且还创造了新的空间,形成了流浪儿童之间的团结。
Konsepsi Pendidikan Kerakyatan Tan Malaka (Studi Pada Komunitas Belajar “Sahabat Anak” Cijantung)
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan sebuah generasi dalam upaya mewujudkan generasi muda yang mandiri. Namun tidak jarang pendidikan dalam ranah formal justru memberikan ketidaknyamanan melalui sistem kurikulum yang ditawarkan. Sistem pendidikan yang ada dinilai hanya sebatas menekankan pada pembentukan kognitif dibandingkan nilai lainnya. Dewasa ini, konsep pendidikan formal mulai mengacu pada pendidikan nonformal. Di mana konsep pendidikan nonformal dinilai lebih mempunyai peran signifikan dalam mengejar ketertinggalan yang ada dalam masyarakat dan cenderung lebih santai dalam proses pembelajarannya. Merujuk pada kajian sebelumnya yang membahas pendidikan melalui konsep kerakyatan Tan Malaka, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat, berbasis kearifan lokal, mengedepankan keterampilan dan nilai-nilai moral keagamaan. Studi ini melihat bahwa konsep kerakyatan yang ditawarkan oleh Tan Malaka terbentuk melalui komunitas belajar pada masyarakat marginal di perkotaan khususnya anak jalanan. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa komunitas sahabat anak, pendidikan tidak bersifat memaksa melainkan membebaskan peserta didik untuk mengembangkan apa yang menjadi minatnya. Melalui komunitas sahabat anak, pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk mereka menjadi mandiri namun juga menciptakan ruang baru dan membentuk solidaritas antar anak jalanan.