{"title":"海洋中的塑料垃圾对生物的危害","authors":"Muhammad Yatzin Azharil, Immanuel Paskah","doi":"10.62012/sensistek.v6i2.31704","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Plastik mencemari planet kita dan mencekik lautan, membahayakan kesehatan manusia, dan merusak ekosistem yang penting bagi penghidupan kita Lautan kita telah menghadapi ancaman serius oleh sampah laut atau yang juga dikenal sebagai \"marine debris\" yang telah meresahkan dan mengundang perhatian dunia atas dampak ekologis, ekonomis, dan kesehatan yang luas. Penelitian yang digunakan yaitu bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan di daerah Pantai dan laut. Permasalahan sampah laut mempunyai dampak yang sangat besar karena sampah tersebut sebagian besar berupa plastik yang sulit terurai. Data Konferensi Kelautan PBB di New York, AS pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sampah plastik di lautan telah membunuh sekitar 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, serta sejumlah ikan dan penyu. . Sementara itu, penelitian World Wildlife Fund Indonesia (WWF) menunjukkan hingga 25% spesies ikan laut mengandung mikroplastik. Bahan mikroplastik ini diperoleh dari sampah laut berukuran <5 mm dan dikonsumsi oleh plankton yang merupakan sumber makanan utama ikan di lautan. Berbicara tentang Indonesia, data Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lautan Indonesia diperkirakan menerima 70-80% sampah plastik yang berasal dari aktivitas konsumen manusia. bahan kimia beracun, beberapa di antaranya ditemukan di laut terbuka Kata kunci: laut plastik, pantai, dan sampah","PeriodicalId":509204,"journal":{"name":"Riset Sains dan Teknologi Kelautan","volume":"577 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"BAHAYA SAMPAH PLASTIK DI LAUT BAGI MAHLUK HIDUP\",\"authors\":\"Muhammad Yatzin Azharil, Immanuel Paskah\",\"doi\":\"10.62012/sensistek.v6i2.31704\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Plastik mencemari planet kita dan mencekik lautan, membahayakan kesehatan manusia, dan merusak ekosistem yang penting bagi penghidupan kita Lautan kita telah menghadapi ancaman serius oleh sampah laut atau yang juga dikenal sebagai \\\"marine debris\\\" yang telah meresahkan dan mengundang perhatian dunia atas dampak ekologis, ekonomis, dan kesehatan yang luas. Penelitian yang digunakan yaitu bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan di daerah Pantai dan laut. Permasalahan sampah laut mempunyai dampak yang sangat besar karena sampah tersebut sebagian besar berupa plastik yang sulit terurai. Data Konferensi Kelautan PBB di New York, AS pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sampah plastik di lautan telah membunuh sekitar 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, serta sejumlah ikan dan penyu. . Sementara itu, penelitian World Wildlife Fund Indonesia (WWF) menunjukkan hingga 25% spesies ikan laut mengandung mikroplastik. Bahan mikroplastik ini diperoleh dari sampah laut berukuran <5 mm dan dikonsumsi oleh plankton yang merupakan sumber makanan utama ikan di lautan. Berbicara tentang Indonesia, data Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lautan Indonesia diperkirakan menerima 70-80% sampah plastik yang berasal dari aktivitas konsumen manusia. bahan kimia beracun, beberapa di antaranya ditemukan di laut terbuka Kata kunci: laut plastik, pantai, dan sampah\",\"PeriodicalId\":509204,\"journal\":{\"name\":\"Riset Sains dan Teknologi Kelautan\",\"volume\":\"577 \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-11-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riset Sains dan Teknologi Kelautan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.62012/sensistek.v6i2.31704\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riset Sains dan Teknologi Kelautan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.62012/sensistek.v6i2.31704","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Abstrak Plastik mencemari planet kita dan mencekik lautan, membahayakan kesehatan manusia, dan merusak ekosistem yang penting bagi penghidupan kita Lautan kita telah menghadapi ancaman serius oleh sampah laut atau yang juga dikenal sebagai "marine debris" yang telah meresahkan dan mengundang perhatian dunia atas dampak ekologis, ekonomis, dan kesehatan yang luas. Penelitian yang digunakan yaitu bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan di daerah Pantai dan laut. Permasalahan sampah laut mempunyai dampak yang sangat besar karena sampah tersebut sebagian besar berupa plastik yang sulit terurai. Data Konferensi Kelautan PBB di New York, AS pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sampah plastik di lautan telah membunuh sekitar 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, serta sejumlah ikan dan penyu. . Sementara itu, penelitian World Wildlife Fund Indonesia (WWF) menunjukkan hingga 25% spesies ikan laut mengandung mikroplastik. Bahan mikroplastik ini diperoleh dari sampah laut berukuran <5 mm dan dikonsumsi oleh plankton yang merupakan sumber makanan utama ikan di lautan. Berbicara tentang Indonesia, data Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lautan Indonesia diperkirakan menerima 70-80% sampah plastik yang berasal dari aktivitas konsumen manusia. bahan kimia beracun, beberapa di antaranya ditemukan di laut terbuka Kata kunci: laut plastik, pantai, dan sampah