{"title":"有关在马哈德-扎伊屯举行开斋节祈祷活动的事件分析和学者观点","authors":"Analisis Kejadian, dan Pendapat, Ulama Mengenai, Pelaksanaan Shalat, Idul Fitri, Mahad Al-Zaytun Tsana’, Hisan Mursalin","doi":"10.37274/mauriduna.v4i2.835","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Beberapa waktu lalu terjadi kontroversi mengenai pelaksanaan shalat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun Indramayu yang dinilai tidak sesuai syariat. Hal ini disebabkan oleh keberadaan seorang perempuan di saf laki-laki. Masyarakat merasa resah dengan hal ini dan menjatuhkan tuduhan sesat terhadap mereka. Oleh karena itu, penulis akan mengungkap kebenaran di balik permasalahan yang terjadi saat itu sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pemahaman para salaf al-shâlih. Penulis menggunakan tehnik observasi pada penelitian kepustakaan dan memecahkan masalah berpegangan dengan pendapat ulama yang berkompeten. Hal-hal yang ditemukan berupa saf yang tidak rapat, keberadaan perempuan di saf laki-laki, imam yang tidak dapat duduk maupun sujud, ibadah seorang non-muslim di saf, dan tepuk tangan setelah khutbah. Kelima hal ini termasuk pelanggaran syariat, padahal syariat islam telah sempurna. Maka tidak perlu bagi umat muslim untuk mengubah cara ibadah yang telah ditentukan syariat, hanya diperlukan untuk mengikuti perintah dari Nabi Muhammad yang sangat jelas. A few times ago, a controvertial thing happened at Al-Zaytun Islamic Boarding School which doing an Eid prayer without following the sharia law. There is a woman standing at the man’s section. The society felt strange about this and accused them with the un-guided tag. The writer will find out the truth from these problems so we can know what does The Quran and sunnah of the Prophet Muhammad peace be upon him with salaf as-shâlih’s way tells us to interpret. The writer will do an observation at this library research and will solve these problems using sentences of the competent Islamic scholar. These problems are the distanded rows, a woman at the men’s section, the leader of the prayer that can’t sit nor prostrate, a non-moslem praying in the middle of moslem’s rows, and claps after the eid speech. Five things above breaks the sharia law as if the sharia not yet completed. The sharia is completed, so the ummah doesn’t need to find another way for praying, they just need to follow the clear command from Prophet Muhammad.","PeriodicalId":190493,"journal":{"name":"Mauriduna: Journal of Islamic Studies","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Kejadian dan Pendapat Ulama Mengenai Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun\",\"authors\":\"Analisis Kejadian, dan Pendapat, Ulama Mengenai, Pelaksanaan Shalat, Idul Fitri, Mahad Al-Zaytun Tsana’, Hisan Mursalin\",\"doi\":\"10.37274/mauriduna.v4i2.835\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Beberapa waktu lalu terjadi kontroversi mengenai pelaksanaan shalat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun Indramayu yang dinilai tidak sesuai syariat. Hal ini disebabkan oleh keberadaan seorang perempuan di saf laki-laki. Masyarakat merasa resah dengan hal ini dan menjatuhkan tuduhan sesat terhadap mereka. Oleh karena itu, penulis akan mengungkap kebenaran di balik permasalahan yang terjadi saat itu sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pemahaman para salaf al-shâlih. Penulis menggunakan tehnik observasi pada penelitian kepustakaan dan memecahkan masalah berpegangan dengan pendapat ulama yang berkompeten. Hal-hal yang ditemukan berupa saf yang tidak rapat, keberadaan perempuan di saf laki-laki, imam yang tidak dapat duduk maupun sujud, ibadah seorang non-muslim di saf, dan tepuk tangan setelah khutbah. Kelima hal ini termasuk pelanggaran syariat, padahal syariat islam telah sempurna. Maka tidak perlu bagi umat muslim untuk mengubah cara ibadah yang telah ditentukan syariat, hanya diperlukan untuk mengikuti perintah dari Nabi Muhammad yang sangat jelas. A few times ago, a controvertial thing happened at Al-Zaytun Islamic Boarding School which doing an Eid prayer without following the sharia law. There is a woman standing at the man’s section. The society felt strange about this and accused them with the un-guided tag. The writer will find out the truth from these problems so we can know what does The Quran and sunnah of the Prophet Muhammad peace be upon him with salaf as-shâlih’s way tells us to interpret. The writer will do an observation at this library research and will solve these problems using sentences of the competent Islamic scholar. These problems are the distanded rows, a woman at the men’s section, the leader of the prayer that can’t sit nor prostrate, a non-moslem praying in the middle of moslem’s rows, and claps after the eid speech. Five things above breaks the sharia law as if the sharia not yet completed. The sharia is completed, so the ummah doesn’t need to find another way for praying, they just need to follow the clear command from Prophet Muhammad.\",\"PeriodicalId\":190493,\"journal\":{\"name\":\"Mauriduna: Journal of Islamic Studies\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Mauriduna: Journal of Islamic Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37274/mauriduna.v4i2.835\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mauriduna: Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37274/mauriduna.v4i2.835","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Kejadian dan Pendapat Ulama Mengenai Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun
Beberapa waktu lalu terjadi kontroversi mengenai pelaksanaan shalat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun Indramayu yang dinilai tidak sesuai syariat. Hal ini disebabkan oleh keberadaan seorang perempuan di saf laki-laki. Masyarakat merasa resah dengan hal ini dan menjatuhkan tuduhan sesat terhadap mereka. Oleh karena itu, penulis akan mengungkap kebenaran di balik permasalahan yang terjadi saat itu sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pemahaman para salaf al-shâlih. Penulis menggunakan tehnik observasi pada penelitian kepustakaan dan memecahkan masalah berpegangan dengan pendapat ulama yang berkompeten. Hal-hal yang ditemukan berupa saf yang tidak rapat, keberadaan perempuan di saf laki-laki, imam yang tidak dapat duduk maupun sujud, ibadah seorang non-muslim di saf, dan tepuk tangan setelah khutbah. Kelima hal ini termasuk pelanggaran syariat, padahal syariat islam telah sempurna. Maka tidak perlu bagi umat muslim untuk mengubah cara ibadah yang telah ditentukan syariat, hanya diperlukan untuk mengikuti perintah dari Nabi Muhammad yang sangat jelas. A few times ago, a controvertial thing happened at Al-Zaytun Islamic Boarding School which doing an Eid prayer without following the sharia law. There is a woman standing at the man’s section. The society felt strange about this and accused them with the un-guided tag. The writer will find out the truth from these problems so we can know what does The Quran and sunnah of the Prophet Muhammad peace be upon him with salaf as-shâlih’s way tells us to interpret. The writer will do an observation at this library research and will solve these problems using sentences of the competent Islamic scholar. These problems are the distanded rows, a woman at the men’s section, the leader of the prayer that can’t sit nor prostrate, a non-moslem praying in the middle of moslem’s rows, and claps after the eid speech. Five things above breaks the sharia law as if the sharia not yet completed. The sharia is completed, so the ummah doesn’t need to find another way for praying, they just need to follow the clear command from Prophet Muhammad.