{"title":"大学环境中性骚扰的诱发因素和后果","authors":"Ayunda Nur Hanifah Hanifah","doi":"10.33627/es.v6i2.1555","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pelecehan seksual dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar yang tersembunyi di banyak organisasi dan institusi. Karena korban enggan menceritakan pengalaman traumatis mereka, hal ini seringkali tidak terungkap. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi meningkat seiring waktu, yang meningkatkan peluang dan jumlah korban perundungan. Siswa dengan gender atau jenis kelamin minoritas memiliki risiko yang lebih tinggi. Ini penting untuk dicatat. Perempuan terutama rentan terhadap pelecehan seksual dari teman sebaya, guru, dan karyawan. Tekanan dari pelaku dan masyarakat sekitar menyebabkan mereka sering tidak melaporkan kejadian tersebut. Kondisi ini dapat mengganggu pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang tidak aman. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan cara terbaik untuk membuat kebijakan yang melawan kekerasan seksual dan intimidasi di lembaga pendidikan. Penelitian ini berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko untuk membantu lembaga pendidikan menerapkan langkah-langkah preventif yang melibatkan semua pihak terkait pelajar, staf pengajar, dan administrasi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang efek sosial dan psikologis pelecehan seksual diharapkan dapat membantu dalam pembuatan kebijakan yang responsif dan memberikan dukungan kepada korban selama proses pemulihan trauma mereka.","PeriodicalId":505013,"journal":{"name":"EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI)","volume":"54 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Faktor Pemicu Dan Konsekuensi Pelecehan Seksual Di Lingkungan Perguruan Tinggi\",\"authors\":\"Ayunda Nur Hanifah Hanifah\",\"doi\":\"10.33627/es.v6i2.1555\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pelecehan seksual dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar yang tersembunyi di banyak organisasi dan institusi. Karena korban enggan menceritakan pengalaman traumatis mereka, hal ini seringkali tidak terungkap. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi meningkat seiring waktu, yang meningkatkan peluang dan jumlah korban perundungan. Siswa dengan gender atau jenis kelamin minoritas memiliki risiko yang lebih tinggi. Ini penting untuk dicatat. Perempuan terutama rentan terhadap pelecehan seksual dari teman sebaya, guru, dan karyawan. Tekanan dari pelaku dan masyarakat sekitar menyebabkan mereka sering tidak melaporkan kejadian tersebut. Kondisi ini dapat mengganggu pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang tidak aman. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan cara terbaik untuk membuat kebijakan yang melawan kekerasan seksual dan intimidasi di lembaga pendidikan. Penelitian ini berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko untuk membantu lembaga pendidikan menerapkan langkah-langkah preventif yang melibatkan semua pihak terkait pelajar, staf pengajar, dan administrasi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang efek sosial dan psikologis pelecehan seksual diharapkan dapat membantu dalam pembuatan kebijakan yang responsif dan memberikan dukungan kepada korban selama proses pemulihan trauma mereka.\",\"PeriodicalId\":505013,\"journal\":{\"name\":\"EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI)\",\"volume\":\"54 17\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33627/es.v6i2.1555\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33627/es.v6i2.1555","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Faktor Pemicu Dan Konsekuensi Pelecehan Seksual Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Pelecehan seksual dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar yang tersembunyi di banyak organisasi dan institusi. Karena korban enggan menceritakan pengalaman traumatis mereka, hal ini seringkali tidak terungkap. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi meningkat seiring waktu, yang meningkatkan peluang dan jumlah korban perundungan. Siswa dengan gender atau jenis kelamin minoritas memiliki risiko yang lebih tinggi. Ini penting untuk dicatat. Perempuan terutama rentan terhadap pelecehan seksual dari teman sebaya, guru, dan karyawan. Tekanan dari pelaku dan masyarakat sekitar menyebabkan mereka sering tidak melaporkan kejadian tersebut. Kondisi ini dapat mengganggu pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang tidak aman. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan cara terbaik untuk membuat kebijakan yang melawan kekerasan seksual dan intimidasi di lembaga pendidikan. Penelitian ini berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko untuk membantu lembaga pendidikan menerapkan langkah-langkah preventif yang melibatkan semua pihak terkait pelajar, staf pengajar, dan administrasi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang efek sosial dan psikologis pelecehan seksual diharapkan dapat membantu dalam pembuatan kebijakan yang responsif dan memberikan dukungan kepada korban selama proses pemulihan trauma mereka.