{"title":"儿童过敏性鼻炎","authors":"Wahyu Julianda","doi":"10.25077/jokli.v2i1.16","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Rinitis alergi merupakan reaksi inflamasi dari mukosa hidung yang diperantai oleh Imunoglobulin E yang ditandai dengan sumbatan hidung, rhinorrhea dan atau mata gatal dan atau bersin. Kompleksitas dan variabilitas rinitis sangat terlihat pada masa anak, dimana pada saat ini terjadi pematangan anatomis, fisiologis dan imunologis yang menghasilkan pola klinis yang sulit untuk dikaji dan juga dikelola. Tujuan: Memberikan pengetahuan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit rinitis alergi pada anak sehingga dapat ditangani dengan tepat dan akurat. Tinjauan Pustaka: Prevalensi rinitis pada anak usia prasekolah 0-6 tahun bervariasi. Genetika memainkan peran penting sekitar 20% hingga 30% dari populasi umum dan 10% hingga 15% anak-anak mengalami atopik. Perkembangan penyakit atopik pada anak mengikuti pola atopic march, dimulai dari dermatitis atopik pada saat bayi, kemudian diikuti oleh alergi makanan, rinitis alergi dan asma. Kerjasama yang optimal antara pasien, pengasuh dan tenaga medis yang profesional dapat membantu memaksimalkan respons terhadap pengobatan rinitis alergi pada anak Kesimpulan: Rinitis alergi pada anak lebih bersifat intermiten dan memiliki lebih sedikit gejala tetapi lebih banyak komorbiditas dibandingkan dewasa. Keadaan RA tidak hanya menurunkan kualitas hidup dan kualitas belajar, tetapi juga meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti asma, rinosinusitis dan otitis media efusi. Penatalaksanaan farmakoterapi rinitis alergi dapat menggunakan antihistamin generasi kedua, intranasal kortikosteroid, dekongestan nasal spray, mast stabilizer, irigasi nasal saline dan imunoterapi yang disesuaikan menurut usia dan berat badan. Kata kunci: rinitis alergi pada anak, atopic march, imunoglobulin e","PeriodicalId":103527,"journal":{"name":"Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia","volume":"22 25","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Rinitis Alergi pada Anak\",\"authors\":\"Wahyu Julianda\",\"doi\":\"10.25077/jokli.v2i1.16\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendahuluan: Rinitis alergi merupakan reaksi inflamasi dari mukosa hidung yang diperantai oleh Imunoglobulin E yang ditandai dengan sumbatan hidung, rhinorrhea dan atau mata gatal dan atau bersin. Kompleksitas dan variabilitas rinitis sangat terlihat pada masa anak, dimana pada saat ini terjadi pematangan anatomis, fisiologis dan imunologis yang menghasilkan pola klinis yang sulit untuk dikaji dan juga dikelola. Tujuan: Memberikan pengetahuan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit rinitis alergi pada anak sehingga dapat ditangani dengan tepat dan akurat. Tinjauan Pustaka: Prevalensi rinitis pada anak usia prasekolah 0-6 tahun bervariasi. Genetika memainkan peran penting sekitar 20% hingga 30% dari populasi umum dan 10% hingga 15% anak-anak mengalami atopik. Perkembangan penyakit atopik pada anak mengikuti pola atopic march, dimulai dari dermatitis atopik pada saat bayi, kemudian diikuti oleh alergi makanan, rinitis alergi dan asma. Kerjasama yang optimal antara pasien, pengasuh dan tenaga medis yang profesional dapat membantu memaksimalkan respons terhadap pengobatan rinitis alergi pada anak Kesimpulan: Rinitis alergi pada anak lebih bersifat intermiten dan memiliki lebih sedikit gejala tetapi lebih banyak komorbiditas dibandingkan dewasa. Keadaan RA tidak hanya menurunkan kualitas hidup dan kualitas belajar, tetapi juga meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti asma, rinosinusitis dan otitis media efusi. Penatalaksanaan farmakoterapi rinitis alergi dapat menggunakan antihistamin generasi kedua, intranasal kortikosteroid, dekongestan nasal spray, mast stabilizer, irigasi nasal saline dan imunoterapi yang disesuaikan menurut usia dan berat badan. Kata kunci: rinitis alergi pada anak, atopic march, imunoglobulin e\",\"PeriodicalId\":103527,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia\",\"volume\":\"22 25\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25077/jokli.v2i1.16\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/jokli.v2i1.16","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
简介过敏性鼻炎是由免疫球蛋白 E 介导的鼻粘膜炎症反应,其特征是鼻塞、流鼻涕和/或眼睛发痒和/或打喷嚏。鼻炎的复杂性和多变性在儿童时期尤为明显,因为儿童在解剖、生理和免疫学方面已趋于成熟,其临床模式难以评估和处理。目的提供儿童过敏性鼻炎的诊断和管理知识,以便对其进行适当和准确的治疗。文献综述: 0-6 岁学龄前儿童鼻炎的发病率各不相同。在普通人群中,约 20% 至 30% 的儿童患有特应性鼻炎,10% 至 15% 的儿童患有特应性鼻炎,遗传在其中起着重要作用。儿童特应性疾病的发展遵循特应性进展模式,首先是婴儿期的特应性皮炎,然后是食物过敏、过敏性鼻炎和哮喘。患者、护理人员和医疗专业人员之间的最佳合作有助于最大限度地提高儿童过敏性鼻炎的治疗效果:与成人相比,儿童过敏性鼻炎更具间歇性,症状较少,但合并症较多。RA 不仅会降低生活和学习质量,还会增加哮喘、鼻炎和中耳炎等多种疾病的风险。过敏性鼻炎的药物治疗可使用第二代抗组胺药、鼻内皮质类固醇激素、减充血剂鼻喷雾剂、肥大稳定剂、生理盐水鼻腔冲洗以及根据年龄和体重调整的免疫疗法。 关键词:小儿过敏性鼻炎、特应性征、免疫球蛋白 e
Pendahuluan: Rinitis alergi merupakan reaksi inflamasi dari mukosa hidung yang diperantai oleh Imunoglobulin E yang ditandai dengan sumbatan hidung, rhinorrhea dan atau mata gatal dan atau bersin. Kompleksitas dan variabilitas rinitis sangat terlihat pada masa anak, dimana pada saat ini terjadi pematangan anatomis, fisiologis dan imunologis yang menghasilkan pola klinis yang sulit untuk dikaji dan juga dikelola. Tujuan: Memberikan pengetahuan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit rinitis alergi pada anak sehingga dapat ditangani dengan tepat dan akurat. Tinjauan Pustaka: Prevalensi rinitis pada anak usia prasekolah 0-6 tahun bervariasi. Genetika memainkan peran penting sekitar 20% hingga 30% dari populasi umum dan 10% hingga 15% anak-anak mengalami atopik. Perkembangan penyakit atopik pada anak mengikuti pola atopic march, dimulai dari dermatitis atopik pada saat bayi, kemudian diikuti oleh alergi makanan, rinitis alergi dan asma. Kerjasama yang optimal antara pasien, pengasuh dan tenaga medis yang profesional dapat membantu memaksimalkan respons terhadap pengobatan rinitis alergi pada anak Kesimpulan: Rinitis alergi pada anak lebih bersifat intermiten dan memiliki lebih sedikit gejala tetapi lebih banyak komorbiditas dibandingkan dewasa. Keadaan RA tidak hanya menurunkan kualitas hidup dan kualitas belajar, tetapi juga meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti asma, rinosinusitis dan otitis media efusi. Penatalaksanaan farmakoterapi rinitis alergi dapat menggunakan antihistamin generasi kedua, intranasal kortikosteroid, dekongestan nasal spray, mast stabilizer, irigasi nasal saline dan imunoterapi yang disesuaikan menurut usia dan berat badan. Kata kunci: rinitis alergi pada anak, atopic march, imunoglobulin e