{"title":"以当地智慧为基础保护水资源 Kali eleli helaksili 村 Abenaho 区 Yalimo 区","authors":"E. Wambrauw, Marice Sambom, Lisa Agnesari","doi":"10.56860/jtsda.v3i2.95","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak harus dilakukan berkelanjutan guna mengurangi risiko kekurangan ketersediaan air tawar dan dampak negatif dari perubahan iklim yang tidak menentu. Salah satu bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan adalah berbasis kearifan lokal yang ada di masyarakat adat (Indigenous People) yang telah diterapkan antar generasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi salah satu konsep pengelolaan sumber daya air yang ada di Papua yaitu suku Sambom yang berada pada Kampung Helaksili di kaki Gunung Hawi, Distrik Abenaho Kabupaten Yalimo Provinsi Papua Pegunungan. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dan Metode Systematic Literature Review, yang mana selain didasarkan oleh epistemology dan ontology Suku Sambom, juga collecting data sebanyak dua kali yakni tahun 2020 dan 2021, serta literature review 2022 sampai 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Sambom memiliki lima zona pemanfaatan sumber daya air yang berasal dari Kali Elelim yang dikategorikan oleh penulis sebagai zona A (zona konservasi dan bersifat sakral), zona B (pengambilan air minum), zona C (tempat mencuci), zona D (tempat mandi laki-laki), dan zona E (tempat mandi perempuan). Pembagian zonasi ini memuat semua unsur pengelolaan sumber daya air yang termuat dalam UU No. 17 tahun 2019 dan bersifat berkelanjutan. Pembatasan zonasi menggunakan batasan alami seperti vegetasi, landscape, dan sempadan sungai selebar satu km yang dipertahankan ekosistemnya dan berfungsi sebagai buffer zone antara sungai dan permukiman penduduk. Dengan demikian pengintegrasian kearifan lokal ini dalam kebijakan pemerintah penting dalam menjamin ketersedian air, perlindungan terhadap nilai budaya dan ketahanan terhadap perubahan iklim.","PeriodicalId":249288,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sumber Daya Air","volume":"103 50","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KONSERVASI SUMBER DAYA AIR BERBASIS KEARIFAN LOKAL KALI ELELI KAMPUNG HELAKSILI DISTRIK ABENAHO KABUPATEN YALIMO\",\"authors\":\"E. Wambrauw, Marice Sambom, Lisa Agnesari\",\"doi\":\"10.56860/jtsda.v3i2.95\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak harus dilakukan berkelanjutan guna mengurangi risiko kekurangan ketersediaan air tawar dan dampak negatif dari perubahan iklim yang tidak menentu. Salah satu bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan adalah berbasis kearifan lokal yang ada di masyarakat adat (Indigenous People) yang telah diterapkan antar generasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi salah satu konsep pengelolaan sumber daya air yang ada di Papua yaitu suku Sambom yang berada pada Kampung Helaksili di kaki Gunung Hawi, Distrik Abenaho Kabupaten Yalimo Provinsi Papua Pegunungan. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dan Metode Systematic Literature Review, yang mana selain didasarkan oleh epistemology dan ontology Suku Sambom, juga collecting data sebanyak dua kali yakni tahun 2020 dan 2021, serta literature review 2022 sampai 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Sambom memiliki lima zona pemanfaatan sumber daya air yang berasal dari Kali Elelim yang dikategorikan oleh penulis sebagai zona A (zona konservasi dan bersifat sakral), zona B (pengambilan air minum), zona C (tempat mencuci), zona D (tempat mandi laki-laki), dan zona E (tempat mandi perempuan). Pembagian zonasi ini memuat semua unsur pengelolaan sumber daya air yang termuat dalam UU No. 17 tahun 2019 dan bersifat berkelanjutan. Pembatasan zonasi menggunakan batasan alami seperti vegetasi, landscape, dan sempadan sungai selebar satu km yang dipertahankan ekosistemnya dan berfungsi sebagai buffer zone antara sungai dan permukiman penduduk. Dengan demikian pengintegrasian kearifan lokal ini dalam kebijakan pemerintah penting dalam menjamin ketersedian air, perlindungan terhadap nilai budaya dan ketahanan terhadap perubahan iklim.\",\"PeriodicalId\":249288,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik Sumber Daya Air\",\"volume\":\"103 50\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik Sumber Daya Air\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.56860/jtsda.v3i2.95\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Sumber Daya Air","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56860/jtsda.v3i2.95","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
水资源管理,包括保护、利用和控制破坏力,必须以可持续的方式进行,以减少淡水供应短缺的风险和反复无常的气候变化带来的负面影响。可以采取的一种管理方式是以土著人民世代相传的地方智慧为基础。本研究的目的是确定巴布亚水资源管理的概念之一,即位于巴布亚山区省亚利莫县阿贝纳霍区哈威山脚下赫拉克西里村的桑博姆部落。本研究的方法是定性和系统文献综述法,该方法以桑博姆部落的认识论和本体论为基础,并收集了两次数据,即 2020 年和 2021 年,以及 2022 年至 2023 年的文献综述。研究结果表明,桑博姆部落对源自埃利林河的水资源的利用分为五个区域,笔者将其划分为 A 区(保护区和神圣区)、B 区(饮用水收集区)、C 区(洗涤区)、D 区(男性沐浴区)和 E 区(女性沐浴区)。这种分区划分包含 2019 年第 17 号法律所载的水资源管理的所有要素,并且是可持续的。分区限制使用自然边界,如植被、景观和一公里宽的河流边界,以保持其生态系统,并作为河流与居民区之间的缓冲区。因此,将这种地方智慧融入政府政策对于确保水的可用性、保护文化价值和抵御气候变化非常重要。
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR BERBASIS KEARIFAN LOKAL KALI ELELI KAMPUNG HELAKSILI DISTRIK ABENAHO KABUPATEN YALIMO
Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak harus dilakukan berkelanjutan guna mengurangi risiko kekurangan ketersediaan air tawar dan dampak negatif dari perubahan iklim yang tidak menentu. Salah satu bentuk pengelolaan yang dapat dilakukan adalah berbasis kearifan lokal yang ada di masyarakat adat (Indigenous People) yang telah diterapkan antar generasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi salah satu konsep pengelolaan sumber daya air yang ada di Papua yaitu suku Sambom yang berada pada Kampung Helaksili di kaki Gunung Hawi, Distrik Abenaho Kabupaten Yalimo Provinsi Papua Pegunungan. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dan Metode Systematic Literature Review, yang mana selain didasarkan oleh epistemology dan ontology Suku Sambom, juga collecting data sebanyak dua kali yakni tahun 2020 dan 2021, serta literature review 2022 sampai 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Sambom memiliki lima zona pemanfaatan sumber daya air yang berasal dari Kali Elelim yang dikategorikan oleh penulis sebagai zona A (zona konservasi dan bersifat sakral), zona B (pengambilan air minum), zona C (tempat mencuci), zona D (tempat mandi laki-laki), dan zona E (tempat mandi perempuan). Pembagian zonasi ini memuat semua unsur pengelolaan sumber daya air yang termuat dalam UU No. 17 tahun 2019 dan bersifat berkelanjutan. Pembatasan zonasi menggunakan batasan alami seperti vegetasi, landscape, dan sempadan sungai selebar satu km yang dipertahankan ekosistemnya dan berfungsi sebagai buffer zone antara sungai dan permukiman penduduk. Dengan demikian pengintegrasian kearifan lokal ini dalam kebijakan pemerintah penting dalam menjamin ketersedian air, perlindungan terhadap nilai budaya dan ketahanan terhadap perubahan iklim.