Rangga Asmara, I Dewa Putu Wijana, Sulistyowati Sulistyowati
{"title":"Bentuk Wacana Fatis dalam Interaksi Sosial Masyarakat Jawa(爪哇社会交往中的语音话语形式)","authors":"Rangga Asmara, I Dewa Putu Wijana, Sulistyowati Sulistyowati","doi":"10.24235/ileal.v9i1.12993","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research aims to describe the formal forms or manifestations of phatic discourse within the conversational discourse structure among the Javanese community. The data in this research are phatic discourses as units filling conversational/interactive discourse. Data collection was centered in Magelang. Data collection was carried out through non-participant observation techniques involving 22 respondents. During the data collection process, the researcher also conducted recording, notation, and translation. The analytical methods used in this research are referential equivalence, pragmatic equivalence, and distributional methods. Based on the research, in terms of form, phatic discourse is constructed with sentence-forming elements of news, questions, and commands. This proves that phatic discourse can be used in all modes of communication, whether declarative, interrogative, or imperative. However, pure phatic discourse with sentence-forming elements of commands was not found in its usage. In Javanese social interaction, phatic discourse is present and used as words that do not convey meaning but serve a social function. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk formal atau wujud wacana fatis dalam struktur wacana percakapan di kalangan masyarakat Jawa. Data dalam penelitian ini ialah wacana fatis sebagai satuan pengisi wacana percakapan/interaktif. Latar pengambilan data dipusatkan di Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi nonpartisipan yang melibatkan 22 responden. Selama pengumpulan data berlangsung, peneliti juga juga melakukan perekaman, pencatatan, dan pentranslasian. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial, padan pragmatis, metode agih. Berdasakan penelitian, dari segi bentuk, wacana fatis dikonstruksi dengan unsur pembentuk kalimat berita, tanya, dan suruh. Hal ini membuktikan wacana fatis dapat digunakan pada semua modus komunikasi, baik deklaratif, interogatif, dan imperatif. Namun demikian, wacana fatis dengan unsur pembentuk kalimat suruh murni tidak ditemukan penggunannya. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, wacana fatis hadir dan digunakan sebagai kata-kata yang tidak membawa arti, melainkan untuk memenuhi suatu fungsi sosial.","PeriodicalId":280504,"journal":{"name":"Indonesian Language Education and Literature","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Bentuk Wacana Fatis dalam Interaksi Sosial Masyarakat Jawa (Forms of Phatic Discourse in the Javanese Social Interaction)\",\"authors\":\"Rangga Asmara, I Dewa Putu Wijana, Sulistyowati Sulistyowati\",\"doi\":\"10.24235/ileal.v9i1.12993\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This research aims to describe the formal forms or manifestations of phatic discourse within the conversational discourse structure among the Javanese community. The data in this research are phatic discourses as units filling conversational/interactive discourse. Data collection was centered in Magelang. Data collection was carried out through non-participant observation techniques involving 22 respondents. During the data collection process, the researcher also conducted recording, notation, and translation. The analytical methods used in this research are referential equivalence, pragmatic equivalence, and distributional methods. Based on the research, in terms of form, phatic discourse is constructed with sentence-forming elements of news, questions, and commands. This proves that phatic discourse can be used in all modes of communication, whether declarative, interrogative, or imperative. However, pure phatic discourse with sentence-forming elements of commands was not found in its usage. In Javanese social interaction, phatic discourse is present and used as words that do not convey meaning but serve a social function. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk formal atau wujud wacana fatis dalam struktur wacana percakapan di kalangan masyarakat Jawa. Data dalam penelitian ini ialah wacana fatis sebagai satuan pengisi wacana percakapan/interaktif. Latar pengambilan data dipusatkan di Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi nonpartisipan yang melibatkan 22 responden. Selama pengumpulan data berlangsung, peneliti juga juga melakukan perekaman, pencatatan, dan pentranslasian. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial, padan pragmatis, metode agih. Berdasakan penelitian, dari segi bentuk, wacana fatis dikonstruksi dengan unsur pembentuk kalimat berita, tanya, dan suruh. Hal ini membuktikan wacana fatis dapat digunakan pada semua modus komunikasi, baik deklaratif, interogatif, dan imperatif. Namun demikian, wacana fatis dengan unsur pembentuk kalimat suruh murni tidak ditemukan penggunannya. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, wacana fatis hadir dan digunakan sebagai kata-kata yang tidak membawa arti, melainkan untuk memenuhi suatu fungsi sosial.\",\"PeriodicalId\":280504,\"journal\":{\"name\":\"Indonesian Language Education and Literature\",\"volume\":\"52 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Indonesian Language Education and Literature\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24235/ileal.v9i1.12993\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Language Education and Literature","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24235/ileal.v9i1.12993","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在描述爪哇社群对话话语结构中言语话语的形式或表现形式。本研究的数据是作为会话/互动语篇单位的语篇。数据收集以马格朗为中心。数据收集是通过非参与式观察技术进行的,涉及22名受访者。在数据收集过程中,研究者还进行了记录、标注和翻译。本研究使用的分析方法有参考对等法、语用对等法和分布法。根据研究,在形式上,语篇由新闻、疑问句和命令三种造句要素构成。这证明语篇可以用在所有的交际模式中,无论是陈述句、疑问句还是祈使句。然而,在其使用中并没有发现带有命令构成句要素的纯语篇。在爪哇语的社会交往中,语篇是作为不表达意思但具有社会功能的词语出现的。Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk正式atau wujud wacana fatis dalam strucktur wacana percakapan di kalangan masyarakat java。数据dalam penelitian ini ialah wacana fatis sebagai satuan pengisi wacana percakapan/interaktif。马戈朗的数据纠纷。彭普兰的数据是由无党派人士杨梅利巴坎22日提供的。Selama pengumpulan数据berlangsung, peneliti juga juga melakukan perekaman, penatatan, dan pentransasian。方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,参考,方法分析,方法分析。Berdasakan penelitian, dari segi bentuk, wacana fatis dikonstruksi dengan unsur pembentuk kalimat berita, tanya, dan suruh。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Namun demikian, wacana fatis dengan unsur pembentuk kalimat suruh murni tidak ditemukan penggunannya。Dalam interaksi social masyarakat java, wacana fatis hadir dan digunakan sebagai kata-kata yang tidak membawa arti, melainkan untuk memenuhi suatu funsi social。
Bentuk Wacana Fatis dalam Interaksi Sosial Masyarakat Jawa (Forms of Phatic Discourse in the Javanese Social Interaction)
This research aims to describe the formal forms or manifestations of phatic discourse within the conversational discourse structure among the Javanese community. The data in this research are phatic discourses as units filling conversational/interactive discourse. Data collection was centered in Magelang. Data collection was carried out through non-participant observation techniques involving 22 respondents. During the data collection process, the researcher also conducted recording, notation, and translation. The analytical methods used in this research are referential equivalence, pragmatic equivalence, and distributional methods. Based on the research, in terms of form, phatic discourse is constructed with sentence-forming elements of news, questions, and commands. This proves that phatic discourse can be used in all modes of communication, whether declarative, interrogative, or imperative. However, pure phatic discourse with sentence-forming elements of commands was not found in its usage. In Javanese social interaction, phatic discourse is present and used as words that do not convey meaning but serve a social function. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk formal atau wujud wacana fatis dalam struktur wacana percakapan di kalangan masyarakat Jawa. Data dalam penelitian ini ialah wacana fatis sebagai satuan pengisi wacana percakapan/interaktif. Latar pengambilan data dipusatkan di Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi nonpartisipan yang melibatkan 22 responden. Selama pengumpulan data berlangsung, peneliti juga juga melakukan perekaman, pencatatan, dan pentranslasian. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial, padan pragmatis, metode agih. Berdasakan penelitian, dari segi bentuk, wacana fatis dikonstruksi dengan unsur pembentuk kalimat berita, tanya, dan suruh. Hal ini membuktikan wacana fatis dapat digunakan pada semua modus komunikasi, baik deklaratif, interogatif, dan imperatif. Namun demikian, wacana fatis dengan unsur pembentuk kalimat suruh murni tidak ditemukan penggunannya. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, wacana fatis hadir dan digunakan sebagai kata-kata yang tidak membawa arti, melainkan untuk memenuhi suatu fungsi sosial.