PENGGUNAAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) SEBAGAI ALTERATIF MEDIA Sabouraud Dextrose Agar UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum 红毛癣菌
Sarah Maulidia Amri, Iis Kurniati, Yuliansyah Mulya Sundara, Asep Dermawan
{"title":"PENGGUNAAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) SEBAGAI ALTERATIF MEDIA Sabouraud Dextrose Agar UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum 红毛癣菌","authors":"Sarah Maulidia Amri, Iis Kurniati, Yuliansyah Mulya Sundara, Asep Dermawan","doi":"10.34011/jks.v4i1.1481","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dermatofitosis adalah penyakit kulit disebabkan oleh jamur dermatofita yang bersifat keratinofilik. Tepung biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi tepung biji nangka yang optimal untuk pertumbuhan Trichophyton rubrum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan empat perlakuan dan tiga pengulangan, yaitu konsentrasi tepung biji nangka sebesar 6,5%, 8,5% dan 10,5%, serta kontrol menggunakan SDA. Trichophyton rubrum diinokulasikan secara single dot pada media SDA dan media tepung biji nangka, kemudian diamati selama 3, 5, 7, dan 10 hari. Pengamatan dilakukan secara makroskopis (ukuran diameter dan karakteristik jamur) serta mikroskopis (hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia). Data hasil penelitian dianalisis secara parametrik menggunakan Two Away Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan Trichophyton rubrum pada media alternatif tepung biji nangka dengan konsentrasi 8,5% setara dengan pertumbuhan pada kontrol SDA.","PeriodicalId":485404,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENGGUNAAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA Sabouraud Dextrose Agar UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum\",\"authors\":\"Sarah Maulidia Amri, Iis Kurniati, Yuliansyah Mulya Sundara, Asep Dermawan\",\"doi\":\"10.34011/jks.v4i1.1481\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dermatofitosis adalah penyakit kulit disebabkan oleh jamur dermatofita yang bersifat keratinofilik. Tepung biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi tepung biji nangka yang optimal untuk pertumbuhan Trichophyton rubrum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan empat perlakuan dan tiga pengulangan, yaitu konsentrasi tepung biji nangka sebesar 6,5%, 8,5% dan 10,5%, serta kontrol menggunakan SDA. Trichophyton rubrum diinokulasikan secara single dot pada media SDA dan media tepung biji nangka, kemudian diamati selama 3, 5, 7, dan 10 hari. Pengamatan dilakukan secara makroskopis (ukuran diameter dan karakteristik jamur) serta mikroskopis (hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia). Data hasil penelitian dianalisis secara parametrik menggunakan Two Away Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan Trichophyton rubrum pada media alternatif tepung biji nangka dengan konsentrasi 8,5% setara dengan pertumbuhan pada kontrol SDA.\",\"PeriodicalId\":485404,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kesehatan Siliwangi\",\"volume\":\"42 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kesehatan Siliwangi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1481\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan Siliwangi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1481","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENGGUNAAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA Sabouraud Dextrose Agar UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum
Dermatofitosis adalah penyakit kulit disebabkan oleh jamur dermatofita yang bersifat keratinofilik. Tepung biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi tepung biji nangka yang optimal untuk pertumbuhan Trichophyton rubrum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan empat perlakuan dan tiga pengulangan, yaitu konsentrasi tepung biji nangka sebesar 6,5%, 8,5% dan 10,5%, serta kontrol menggunakan SDA. Trichophyton rubrum diinokulasikan secara single dot pada media SDA dan media tepung biji nangka, kemudian diamati selama 3, 5, 7, dan 10 hari. Pengamatan dilakukan secara makroskopis (ukuran diameter dan karakteristik jamur) serta mikroskopis (hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia). Data hasil penelitian dianalisis secara parametrik menggunakan Two Away Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan Trichophyton rubrum pada media alternatif tepung biji nangka dengan konsentrasi 8,5% setara dengan pertumbuhan pada kontrol SDA.