印度尼西亚和韩国人口增长率政策比较

Wahid Hidayatulloh, Denok Kurniasih
{"title":"印度尼西亚和韩国人口增长率政策比较","authors":"Wahid Hidayatulloh, Denok Kurniasih","doi":"10.35724/mjpa.v5i2.5039","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The problem faced by developing countries like Indonesia is the baby bomb. In Indonesia, the population explosion was felt in the late 1960s. In contrast to Indonesia, Korea has a low population growth rate. Korea has one of the lowest fertility rates in the world, and a steady decline in fertility rates has been observed since the late 20th century. The total fertility rate in Korea declined rapidly from 1.74 in 1984 to 1.08 in 2005 and then, surprisingly, fell to a level of 0.92 in 2019. The Family Planning (KB) program as a national movement. Meanwhile, the policies adopted by the Korean government in overcoming the declining birth rate are policies that focus on three areas:
 
 Expanding support for child care and education costs, and expanding after school education.
 Providing various incentives for families with children strengthens support for adopting families: expands child care facilities and workplaces. Improve the quality of services in private child care facilities, and expand child care services to meet diverse demands.
 Building health and nutrition systems, providing economic support for couples who suffer from infertility, and assistance for postnatal baby care from poor class.
 
 
 
 Abstrak: Masalah yang dihadapi negara berkembang seperti di Indonesia yaitu baby bom. Di Indonesia ledakan penduduk sangat terasa di akhir tahun 1960-an. Berbeda dengan Indonesia, di Korea laju pertumbuhan penduduknya rendah. Korea memiliki salah satu tingkat kesuburan terendah di dunia, dan penurunan tajam dalam tingkat kesuburan telah diamati sejak akhir abad ke-20. Tingkat kesuburan total di Korea menurun dengan cepat dari 1,74 pada tahun 1984 menjadi 1,08 pada tahun 2005 dan kemudian, secara mengejutkan, turun ke level 0,92 pada tahun 2019. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yaitu Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional. Sedangkan Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Korea dalam mengatasi penurunan angka kelahiran yaitu dengan kebijakan yang berfokus pada tiga bidang:
 
 Memperluas dukungan untuk biaya perawatan dan pendidikan anak, dan memperluas pendidikan setelah sekolah.
 Pemberian berbagai insentif bagi keluarga yang memiliki anak; memperkuat dukungan bagi keluarga yang mengadopsi; memperluas fasilitas penitipan anak dan tempat kerja, meningkatkan kualitas layanan di fasilitas penitipan anak swasta, dan memperluas layanan penitipan anak untuk memenuhi tuntutan yang beragam.
 Membangun sistem kesehatan dan gizi, memberikan dukungan ekonomi bagi pasangan yang menderita infertilitas, dan bantuan untuk perawatan bayi pasca persalinan dari kelas miskin.
 
 
","PeriodicalId":500617,"journal":{"name":"Musamus Jurnal of Public Administration","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perbandingan Kebijakan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia Dan Korea Selatan\",\"authors\":\"Wahid Hidayatulloh, Denok Kurniasih\",\"doi\":\"10.35724/mjpa.v5i2.5039\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: The problem faced by developing countries like Indonesia is the baby bomb. In Indonesia, the population explosion was felt in the late 1960s. In contrast to Indonesia, Korea has a low population growth rate. Korea has one of the lowest fertility rates in the world, and a steady decline in fertility rates has been observed since the late 20th century. The total fertility rate in Korea declined rapidly from 1.74 in 1984 to 1.08 in 2005 and then, surprisingly, fell to a level of 0.92 in 2019. The Family Planning (KB) program as a national movement. Meanwhile, the policies adopted by the Korean government in overcoming the declining birth rate are policies that focus on three areas:
 
 Expanding support for child care and education costs, and expanding after school education.
 Providing various incentives for families with children strengthens support for adopting families: expands child care facilities and workplaces. Improve the quality of services in private child care facilities, and expand child care services to meet diverse demands.
 Building health and nutrition systems, providing economic support for couples who suffer from infertility, and assistance for postnatal baby care from poor class.
 
 
 
 Abstrak: Masalah yang dihadapi negara berkembang seperti di Indonesia yaitu baby bom. Di Indonesia ledakan penduduk sangat terasa di akhir tahun 1960-an. Berbeda dengan Indonesia, di Korea laju pertumbuhan penduduknya rendah. Korea memiliki salah satu tingkat kesuburan terendah di dunia, dan penurunan tajam dalam tingkat kesuburan telah diamati sejak akhir abad ke-20. Tingkat kesuburan total di Korea menurun dengan cepat dari 1,74 pada tahun 1984 menjadi 1,08 pada tahun 2005 dan kemudian, secara mengejutkan, turun ke level 0,92 pada tahun 2019. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yaitu Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional. Sedangkan Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Korea dalam mengatasi penurunan angka kelahiran yaitu dengan kebijakan yang berfokus pada tiga bidang:
 
 Memperluas dukungan untuk biaya perawatan dan pendidikan anak, dan memperluas pendidikan setelah sekolah.
 Pemberian berbagai insentif bagi keluarga yang memiliki anak; memperkuat dukungan bagi keluarga yang mengadopsi; memperluas fasilitas penitipan anak dan tempat kerja, meningkatkan kualitas layanan di fasilitas penitipan anak swasta, dan memperluas layanan penitipan anak untuk memenuhi tuntutan yang beragam.
 Membangun sistem kesehatan dan gizi, memberikan dukungan ekonomi bagi pasangan yang menderita infertilitas, dan bantuan untuk perawatan bayi pasca persalinan dari kelas miskin.
 
 
\",\"PeriodicalId\":500617,\"journal\":{\"name\":\"Musamus Jurnal of Public Administration\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Musamus Jurnal of Public Administration\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35724/mjpa.v5i2.5039\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Musamus Jurnal of Public Administration","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35724/mjpa.v5i2.5039","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘要:印度尼西亚等发展中国家面临的问题是婴儿炸弹。印度尼西亚在20世纪60年代末经历了人口爆炸。与印度尼西亚相反,韩国的人口增长率较低。韩国是世界上生育率最低的国家之一,自20世纪末以来,生育率一直在持续下降。韩国的总生育率从1984年的1.74迅速下降到2005年的1.08,然后出人意料地下降到2019年的0.92。计划生育(KB)项目是一项全国性的运动。与此同时,韩国政府为克服出生率下降而采取的政策主要集中在以下三个方面:& # x0D;扩大对儿童保育和教育费用的支持,扩大课后教育。&# x#;为有子女家庭提供各种奖励,加强对领养家庭的支持;扩大托儿设施和工作场所。提高民办托儿机构服务质量,拓展托儿服务,满足多样化需求。 建立卫生和营养系统,为患有不孕症的夫妇提供经济支持,并为贫困阶层的婴儿产后护理提供援助。& # x0D;& # x0D;& # x0D;摘要:Masalah yang dihadapi negara berkembang seperti di Indonesia yitu婴儿出生。Di Indonesia ledakan penduduk sangat terasa Di akhir tahun 1960-an。Berbeda dengan印度尼西亚,di韩国laju pertumbuhan penduduknya rendah。韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动:韩国纪念活动Tingkat kesuburan total di Korea menurun dengan cepat dari 1,74 pattahun 1984 menjadi 1,08 pattahun 2005 dankemudian, secara mengejutkan, turun ke level 0,92 pattahun 2019。Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yitu Mencanangkan节目Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan national。Sedangkan Kebijakan yang diambil oleh peremerintah Korea dalam mengatasi penurunan angka kelahiran yitu dengan Kebijakan yang berfous padtiga bidang: & # x0D;Memperluas dukungan untuk biaya perawatan dan pendidikan anak, dan pendidikan setelah sekolah. Pemberian berbagai inentientif bagi keluarga yang memiliki anak;杨梦adopsi;memperluas fasilitas penitipan anak dan tempat kerja, meningkatkan kualitas layanan di fasilitas penitipan anak swasta,但memperluas layanan penitipan anak untuk memenuhi tuntanyang beragam. 成员系统kesehatan dangizi,成员dukungan ekonomi pasangan yang menderita intilitas,成员bantuan untuk perawatan bayi pasca persalinan dari kelas miskin. & # x0D;& # x0D;
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Perbandingan Kebijakan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia Dan Korea Selatan
Abstract: The problem faced by developing countries like Indonesia is the baby bomb. In Indonesia, the population explosion was felt in the late 1960s. In contrast to Indonesia, Korea has a low population growth rate. Korea has one of the lowest fertility rates in the world, and a steady decline in fertility rates has been observed since the late 20th century. The total fertility rate in Korea declined rapidly from 1.74 in 1984 to 1.08 in 2005 and then, surprisingly, fell to a level of 0.92 in 2019. The Family Planning (KB) program as a national movement. Meanwhile, the policies adopted by the Korean government in overcoming the declining birth rate are policies that focus on three areas: Expanding support for child care and education costs, and expanding after school education. Providing various incentives for families with children strengthens support for adopting families: expands child care facilities and workplaces. Improve the quality of services in private child care facilities, and expand child care services to meet diverse demands. Building health and nutrition systems, providing economic support for couples who suffer from infertility, and assistance for postnatal baby care from poor class. Abstrak: Masalah yang dihadapi negara berkembang seperti di Indonesia yaitu baby bom. Di Indonesia ledakan penduduk sangat terasa di akhir tahun 1960-an. Berbeda dengan Indonesia, di Korea laju pertumbuhan penduduknya rendah. Korea memiliki salah satu tingkat kesuburan terendah di dunia, dan penurunan tajam dalam tingkat kesuburan telah diamati sejak akhir abad ke-20. Tingkat kesuburan total di Korea menurun dengan cepat dari 1,74 pada tahun 1984 menjadi 1,08 pada tahun 2005 dan kemudian, secara mengejutkan, turun ke level 0,92 pada tahun 2019. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yaitu Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional. Sedangkan Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Korea dalam mengatasi penurunan angka kelahiran yaitu dengan kebijakan yang berfokus pada tiga bidang: Memperluas dukungan untuk biaya perawatan dan pendidikan anak, dan memperluas pendidikan setelah sekolah. Pemberian berbagai insentif bagi keluarga yang memiliki anak; memperkuat dukungan bagi keluarga yang mengadopsi; memperluas fasilitas penitipan anak dan tempat kerja, meningkatkan kualitas layanan di fasilitas penitipan anak swasta, dan memperluas layanan penitipan anak untuk memenuhi tuntutan yang beragam. Membangun sistem kesehatan dan gizi, memberikan dukungan ekonomi bagi pasangan yang menderita infertilitas, dan bantuan untuk perawatan bayi pasca persalinan dari kelas miskin.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信