{"title":"对尤尼电影的父权制文化分析","authors":"Fenika Fenika, Suzy Azeharie","doi":"10.24912/ki.v2i3.25888","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"
 
 
 This research seeks to reveal the patriarchal cultural hegemony in Yuni's film. The film, which was released on December 9, 2021, uses Jaseng (Javanese Attack) dialogue with a duration of 122 minutes. The writer is interested in bringing up Yuni's film because in this film it depicts the culture of patriarchal hegemony. The purpose of this study is to determine the hegemony of patriarchal culture by using Tzvetan Todorov's narrative analysis which analyzes starting from the initial plot, the middle channel to the final plot. This study uses a qualitative approach with documentation techniques, namely collecting footage from Yuni's film and noting important parts of Yuni's film. In the initial flow it is described that the situation is still fine, the students go to school calmly without any problems. In the next scene, the middle plot is described, namely starting from an imbalance with the appearance of the first application to the third application from three different men to Yuni who does not want to get married and still wants to continue her education as high as possible. The final plot depicts Yuni running away from home and feeling free. This film depicts various forms of patriarchal hegemony, gender inequality and makes women subordinate compared to men who place women only as a means of reproduction. Men's will is considered much stronger, even women are seen as not having the right to voice their opinions.
 
 
 
 
 Penelitian ini berusaha mengungkap hegemoni budaya patriarki pada film Yuni. Film yang dirilis pada tanggal 9 Desember 2021 dialognya menggunakan Bahasa Jaseng (Jawa Serang) berdurasi 122 menit. Penulis tertarik mengangkat film Yuni karena dalam film ini menggambarkan budaya hegemoni patriarki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik dokumenter yaitu. mengumpulkan materi dari film Yuni dan mencatat bagian-bagian yang sangat penting dari film Yuni. Pada aliran pertama digambarkan bahwa keadaan sekeliling Yuni masih baik, para siswa berangkat sekolah dengan tenang tanpa kendala. Adegan berikut menggambarkan plot tengah, yang dimulai dengan ketidakseimbangan ketika lamaran pertama untuk lamaran ketiga dari tiga pria berbeda muncul untuk Yuni, yang tidak ingin menikah dan masih ingin melanjutkan studinya semaksimal mungkin. Plot terakhir menunjukkan Yuni melarikan diri dari rumah dengan perasaan bebas. Film tersebut menggambarkan berbagai bentuk hegemoni patriarki, ketidaksetaraan gender dan subordinasi perempuan terhadap laki-laki yang memandang perempuan hanya sebagai alat reproduksi. Kehendak laki-laki dianggap jauh lebih kuat, perempuan juga tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya.
 
 
 
 
 
","PeriodicalId":485943,"journal":{"name":"Kiwari","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Budaya Patriarki pada Film Layar Lebar Yuni\",\"authors\":\"Fenika Fenika, Suzy Azeharie\",\"doi\":\"10.24912/ki.v2i3.25888\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"
 
 
 This research seeks to reveal the patriarchal cultural hegemony in Yuni's film. The film, which was released on December 9, 2021, uses Jaseng (Javanese Attack) dialogue with a duration of 122 minutes. The writer is interested in bringing up Yuni's film because in this film it depicts the culture of patriarchal hegemony. The purpose of this study is to determine the hegemony of patriarchal culture by using Tzvetan Todorov's narrative analysis which analyzes starting from the initial plot, the middle channel to the final plot. This study uses a qualitative approach with documentation techniques, namely collecting footage from Yuni's film and noting important parts of Yuni's film. In the initial flow it is described that the situation is still fine, the students go to school calmly without any problems. In the next scene, the middle plot is described, namely starting from an imbalance with the appearance of the first application to the third application from three different men to Yuni who does not want to get married and still wants to continue her education as high as possible. The final plot depicts Yuni running away from home and feeling free. This film depicts various forms of patriarchal hegemony, gender inequality and makes women subordinate compared to men who place women only as a means of reproduction. Men's will is considered much stronger, even women are seen as not having the right to voice their opinions.
 
 
 
 
 Penelitian ini berusaha mengungkap hegemoni budaya patriarki pada film Yuni. Film yang dirilis pada tanggal 9 Desember 2021 dialognya menggunakan Bahasa Jaseng (Jawa Serang) berdurasi 122 menit. Penulis tertarik mengangkat film Yuni karena dalam film ini menggambarkan budaya hegemoni patriarki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik dokumenter yaitu. mengumpulkan materi dari film Yuni dan mencatat bagian-bagian yang sangat penting dari film Yuni. Pada aliran pertama digambarkan bahwa keadaan sekeliling Yuni masih baik, para siswa berangkat sekolah dengan tenang tanpa kendala. Adegan berikut menggambarkan plot tengah, yang dimulai dengan ketidakseimbangan ketika lamaran pertama untuk lamaran ketiga dari tiga pria berbeda muncul untuk Yuni, yang tidak ingin menikah dan masih ingin melanjutkan studinya semaksimal mungkin. Plot terakhir menunjukkan Yuni melarikan diri dari rumah dengan perasaan bebas. Film tersebut menggambarkan berbagai bentuk hegemoni patriarki, ketidaksetaraan gender dan subordinasi perempuan terhadap laki-laki yang memandang perempuan hanya sebagai alat reproduksi. Kehendak laki-laki dianggap jauh lebih kuat, perempuan juga tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya.
 
 
 
 
 
\",\"PeriodicalId\":485943,\"journal\":{\"name\":\"Kiwari\",\"volume\":\"97 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kiwari\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/ki.v2i3.25888\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kiwari","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/ki.v2i3.25888","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
& # x0D;& # x0D;& # x0D;本研究旨在揭示尤妮电影中的男权文化霸权。这部电影于2021年12月9日上映,使用了长达122分钟的爪哇攻击对白。笔者之所以有兴趣提起Yuni的电影,是因为在这部电影中,它描绘了男权霸权的文化。本研究的目的是利用托多罗夫的叙事分析,从最初的情节、中间的渠道到最后的情节,来确定父权文化的霸权。本研究采用定性方法和文献技术,即从Yuni的电影中收集镜头,并注意到Yuni电影的重要部分。在最初的流程中,情况仍然很好,学生们平静地上学,没有任何问题。在接下来的场景中,描述了中间的情节,即从第一个申请出现的不平衡开始,到第三个申请来自三个不同的男人,再到不想结婚但仍然希望尽可能高地继续学业的Yuni。最后一个情节是尤妮离家出走,感觉自由自在。这部电影描绘了各种形式的父权霸权,性别不平等,使女性处于从属地位,而男性只将女性作为生殖工具。男性的意志被认为更强大,甚至女性也被认为没有权利发表自己的意见。
& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;Penelitian ini berusha mengungkapa霸权,budaya patriarki patada电影Yuni。电影yang dililis pada tanggal 2021年12月9日对话ya menggunakan Bahasa Jaseng(爪哇语)berdurasi 122 menit。Penulis tertarik mengangkat电影Yuni karena dalam电影ini mengganbarkan budaya霸权的patriarki。Penelitian ini menggunakan pendekatan pendekatan质量管理技术文献中心yitu。孟乌普坎材料达里电影Yuni丹门卡塔尼亚巴吉安巴吉安杨桑加特彭达里电影Yuni。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。adgan berikut menggambarkan plot tengah, yang dimulai denan ketidakseimbangan ketika lamaran pertama untuk lamaran ketiga dari tiga pria berbeda muncul untuk Yuni, yang tidak ingin menikah dan masih ingin melanjutkan studinya semaksimal mungkin。阴谋terakhir menunjukkan Yuni melarikan diri dari rumah dengan perasaan bebas。电影tersebut menggambarkan berbagai bentuk霸权patriarki, ketidaksetaraan性别dan从属,perempuan terhadap laki-laki yang memandang perempuan hanya sebagai alat reduksi。Kehendak laki-laki dianggap jauh lebih kuat, perempuan juga tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya.
& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;
Analisis Budaya Patriarki pada Film Layar Lebar Yuni
This research seeks to reveal the patriarchal cultural hegemony in Yuni's film. The film, which was released on December 9, 2021, uses Jaseng (Javanese Attack) dialogue with a duration of 122 minutes. The writer is interested in bringing up Yuni's film because in this film it depicts the culture of patriarchal hegemony. The purpose of this study is to determine the hegemony of patriarchal culture by using Tzvetan Todorov's narrative analysis which analyzes starting from the initial plot, the middle channel to the final plot. This study uses a qualitative approach with documentation techniques, namely collecting footage from Yuni's film and noting important parts of Yuni's film. In the initial flow it is described that the situation is still fine, the students go to school calmly without any problems. In the next scene, the middle plot is described, namely starting from an imbalance with the appearance of the first application to the third application from three different men to Yuni who does not want to get married and still wants to continue her education as high as possible. The final plot depicts Yuni running away from home and feeling free. This film depicts various forms of patriarchal hegemony, gender inequality and makes women subordinate compared to men who place women only as a means of reproduction. Men's will is considered much stronger, even women are seen as not having the right to voice their opinions.
Penelitian ini berusaha mengungkap hegemoni budaya patriarki pada film Yuni. Film yang dirilis pada tanggal 9 Desember 2021 dialognya menggunakan Bahasa Jaseng (Jawa Serang) berdurasi 122 menit. Penulis tertarik mengangkat film Yuni karena dalam film ini menggambarkan budaya hegemoni patriarki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik dokumenter yaitu. mengumpulkan materi dari film Yuni dan mencatat bagian-bagian yang sangat penting dari film Yuni. Pada aliran pertama digambarkan bahwa keadaan sekeliling Yuni masih baik, para siswa berangkat sekolah dengan tenang tanpa kendala. Adegan berikut menggambarkan plot tengah, yang dimulai dengan ketidakseimbangan ketika lamaran pertama untuk lamaran ketiga dari tiga pria berbeda muncul untuk Yuni, yang tidak ingin menikah dan masih ingin melanjutkan studinya semaksimal mungkin. Plot terakhir menunjukkan Yuni melarikan diri dari rumah dengan perasaan bebas. Film tersebut menggambarkan berbagai bentuk hegemoni patriarki, ketidaksetaraan gender dan subordinasi perempuan terhadap laki-laki yang memandang perempuan hanya sebagai alat reproduksi. Kehendak laki-laki dianggap jauh lebih kuat, perempuan juga tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya.