Firman Windhono, Muhammad Milzam Dzaky, Retno Dewati, AR Yelvia Sunarti
{"title":"rajbar实用的KITOSAN用于工业废水的生物凝结","authors":"Firman Windhono, Muhammad Milzam Dzaky, Retno Dewati, AR Yelvia Sunarti","doi":"10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cangkang rajungan mengandung senyawa kitin dan kitosan yang dapat digunakan sebagai biokoagulan, yaitu biopolimer yang dapat digunakan secara komersial untuk membran yang berfungsi sebagai bahan koagulan dan flokulan. Kandungan kitin pada cangkang rajungan mencapai 22,66%. Zat kitin pada cangkang rajungan diproses menjadi biokoagulan untuk menyerap kandungan senyawa organik di dalam limbah produksi tahu, sehingga nilai chemical oxygen demand (COD) di dalam limbah tahu akan berkurang. Konsentrasi COD pada limbah produksi tahu mencapai 1017,35 mg/L, sehingga akan mengakibatkan pencemaran perairan. Penambahan biokoagulan dengan metode koagulasi-flokulasi dapat mengurangi kadar COD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dosis optimum dalam pembuatan biokoagulan. Metode penelitian menggunakan tiga tahapan yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel limbah dari hasil produksi tahu dan ditambahkan biokoagulan menggunakan metode koagulasi dan flokulasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penambahan biokoagulan 0,4 g:250 ml memiliki efisiensi yang terbaik yaitu 99,5%, sehingga dapat menurunkan kadar COD sebesar 1017,35 mg/L menjadi 4,893 mg/L. Hal ini telah sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan, sehingga pencemaran lingkungan perairan berkurang. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782","PeriodicalId":52562,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU\",\"authors\":\"Firman Windhono, Muhammad Milzam Dzaky, Retno Dewati, AR Yelvia Sunarti\",\"doi\":\"10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Cangkang rajungan mengandung senyawa kitin dan kitosan yang dapat digunakan sebagai biokoagulan, yaitu biopolimer yang dapat digunakan secara komersial untuk membran yang berfungsi sebagai bahan koagulan dan flokulan. Kandungan kitin pada cangkang rajungan mencapai 22,66%. Zat kitin pada cangkang rajungan diproses menjadi biokoagulan untuk menyerap kandungan senyawa organik di dalam limbah produksi tahu, sehingga nilai chemical oxygen demand (COD) di dalam limbah tahu akan berkurang. Konsentrasi COD pada limbah produksi tahu mencapai 1017,35 mg/L, sehingga akan mengakibatkan pencemaran perairan. Penambahan biokoagulan dengan metode koagulasi-flokulasi dapat mengurangi kadar COD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dosis optimum dalam pembuatan biokoagulan. Metode penelitian menggunakan tiga tahapan yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel limbah dari hasil produksi tahu dan ditambahkan biokoagulan menggunakan metode koagulasi dan flokulasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penambahan biokoagulan 0,4 g:250 ml memiliki efisiensi yang terbaik yaitu 99,5%, sehingga dapat menurunkan kadar COD sebesar 1017,35 mg/L menjadi 4,893 mg/L. Hal ini telah sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan, sehingga pencemaran lingkungan perairan berkurang. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782\",\"PeriodicalId\":52562,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan\",\"volume\":\"56 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU
Cangkang rajungan mengandung senyawa kitin dan kitosan yang dapat digunakan sebagai biokoagulan, yaitu biopolimer yang dapat digunakan secara komersial untuk membran yang berfungsi sebagai bahan koagulan dan flokulan. Kandungan kitin pada cangkang rajungan mencapai 22,66%. Zat kitin pada cangkang rajungan diproses menjadi biokoagulan untuk menyerap kandungan senyawa organik di dalam limbah produksi tahu, sehingga nilai chemical oxygen demand (COD) di dalam limbah tahu akan berkurang. Konsentrasi COD pada limbah produksi tahu mencapai 1017,35 mg/L, sehingga akan mengakibatkan pencemaran perairan. Penambahan biokoagulan dengan metode koagulasi-flokulasi dapat mengurangi kadar COD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dosis optimum dalam pembuatan biokoagulan. Metode penelitian menggunakan tiga tahapan yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel limbah dari hasil produksi tahu dan ditambahkan biokoagulan menggunakan metode koagulasi dan flokulasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penambahan biokoagulan 0,4 g:250 ml memiliki efisiensi yang terbaik yaitu 99,5%, sehingga dapat menurunkan kadar COD sebesar 1017,35 mg/L menjadi 4,893 mg/L. Hal ini telah sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan, sehingga pencemaran lingkungan perairan berkurang. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v17i2.3782