{"title":"在哥林多后书6:3-10中,神在教会和教会合一中的事奉的原则","authors":"Rezky Alfero Josua","doi":"10.54553/kharisma.v4i2.211","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractA servant of God must have principles in every work that God has entrusted. The purpose of this article's research is to show that a servant of God must have principles, as the field of ministry is often inherent with challenges and suffering. With a sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, this article finds three principles of a servant of God in church cohesion and mission. First, be steadfast in all suffering. Second, radical living in truth. Third, focus on eternal life. Paul, as a representation of God's servants in church and mission cohesion, reminds that God's servants must have a ministry that does not only focus on one part (church or mission), but must realize church and mission cohesion to everyone served. Abstrak Seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip dalam setiap pekerjaan yang telah Tuhan percayakan. Tujuan dari penelitian artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip, karena ladang pelayanan sering kali melekat dengan tantangan dan penderitaan. Dengan metode kualitatif sub-hermenutik: Eksegesis, artikel ini menemukan tiga prinsip pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi. Pertama, tabah dalam segala penderitaan. Kedua, hidup radikal dalam kebenaran. Ketiga, fokus pada kehidupan kekal. Paulus sebagai representasi pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi, mengingatkan bahwa para pelayan Allah harus memiliki pelayanan yang tidak hanya berfokus pada satu bagian saja (gereja atau misi), melainkan harus mewujudkan kohesi gereja dan misi kepada setiap orang yang dilayani.","PeriodicalId":475021,"journal":{"name":"Kharisma","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Prinsip Pelayan Allah dalam Kohesi Gereja dan Misi Berdasarkan 2 Korintus 6:3-10\",\"authors\":\"Rezky Alfero Josua\",\"doi\":\"10.54553/kharisma.v4i2.211\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractA servant of God must have principles in every work that God has entrusted. The purpose of this article's research is to show that a servant of God must have principles, as the field of ministry is often inherent with challenges and suffering. With a sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, this article finds three principles of a servant of God in church cohesion and mission. First, be steadfast in all suffering. Second, radical living in truth. Third, focus on eternal life. Paul, as a representation of God's servants in church and mission cohesion, reminds that God's servants must have a ministry that does not only focus on one part (church or mission), but must realize church and mission cohesion to everyone served. Abstrak Seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip dalam setiap pekerjaan yang telah Tuhan percayakan. Tujuan dari penelitian artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip, karena ladang pelayanan sering kali melekat dengan tantangan dan penderitaan. Dengan metode kualitatif sub-hermenutik: Eksegesis, artikel ini menemukan tiga prinsip pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi. Pertama, tabah dalam segala penderitaan. Kedua, hidup radikal dalam kebenaran. Ketiga, fokus pada kehidupan kekal. Paulus sebagai representasi pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi, mengingatkan bahwa para pelayan Allah harus memiliki pelayanan yang tidak hanya berfokus pada satu bagian saja (gereja atau misi), melainkan harus mewujudkan kohesi gereja dan misi kepada setiap orang yang dilayani.\",\"PeriodicalId\":475021,\"journal\":{\"name\":\"Kharisma\",\"volume\":\"64 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kharisma\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54553/kharisma.v4i2.211\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kharisma","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54553/kharisma.v4i2.211","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
作为神的仆人,在神所托付的每一件工作上,都必须有原则。这篇文章的研究目的是为了表明神的仆人必须有原则,因为事奉的领域往往是固有的挑战和痛苦。本文运用亚解释学的定性方法:训诂学,发现在教会凝聚与宣教中,神仆人的三个原则。第一,在一切苦难中要坚定不移。第二,激进地活在真理中。第三,关注永生。保罗作为神的仆人在教会和宣教合一中的代表,提醒我们神的仆人必须有一种事奉,不只是专注于一个部分(教会或宣教),而是必须实现教会和宣教合一到每一个被服事的人身上。【摘要】【摘要】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】图胡安达里penpenitan artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang pelayan安拉哈乌斯的记忆王子,karena ladang pelayanan服务kali melekat dengan tantanangan danpenderitaan。登干方法定性的子解释学:在此基础上,本文提出了一种新的方法,即在此基础上进行定性分析。Pertama, tabah dalam segala penderitaan。Kedua,我是激进的dalam kebenaran。Ketiga,专注于pada kehidupan kekal。Paulus sebagai代表安拉·达拉姆·科哈西·杰哈西·丹·米西,mengingatkan bahwa帕哈西·阿拉·米哈西·米哈西·米西·米西,melainkan哈西·米哈西·杰哈西·杰哈西·丹·米西·凯哈西·米西·迪哈尼。
Prinsip Pelayan Allah dalam Kohesi Gereja dan Misi Berdasarkan 2 Korintus 6:3-10
AbstractA servant of God must have principles in every work that God has entrusted. The purpose of this article's research is to show that a servant of God must have principles, as the field of ministry is often inherent with challenges and suffering. With a sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, this article finds three principles of a servant of God in church cohesion and mission. First, be steadfast in all suffering. Second, radical living in truth. Third, focus on eternal life. Paul, as a representation of God's servants in church and mission cohesion, reminds that God's servants must have a ministry that does not only focus on one part (church or mission), but must realize church and mission cohesion to everyone served. Abstrak Seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip dalam setiap pekerjaan yang telah Tuhan percayakan. Tujuan dari penelitian artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang pelayan Allah harus memiliki prinsip, karena ladang pelayanan sering kali melekat dengan tantangan dan penderitaan. Dengan metode kualitatif sub-hermenutik: Eksegesis, artikel ini menemukan tiga prinsip pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi. Pertama, tabah dalam segala penderitaan. Kedua, hidup radikal dalam kebenaran. Ketiga, fokus pada kehidupan kekal. Paulus sebagai representasi pelayan Allah dalam kohesi gereja dan misi, mengingatkan bahwa para pelayan Allah harus memiliki pelayanan yang tidak hanya berfokus pada satu bagian saja (gereja atau misi), melainkan harus mewujudkan kohesi gereja dan misi kepada setiap orang yang dilayani.